23.

11 1 0
                                    

"Aku gak paham. Jadi maksud kamu, aku salah?" tanya Via.

"Udah tau, nanya. Gak paham? Kamu itu suka sama dia. Namun dia anggap kamu yang utama, padahal masih ada yang lain. Kamu bisa cuek karena kamu diajaknya untuk mendampinginya, seolah-olah dia hanya membutuhkanmu, dan kamu hanya membutuhkannya," kataku.

"Aku tidak merasakan itu. Coba lebih detail," katanya.

"Kamu coba pegang ini dan lihat," aku memberikan sebuah pulpen yang pernah aku berikan padanya. Sebelum berdebat, aku meminta Maxis mengambilnya di tasnya.

"Kamu ingat kapan dikasih dan siapa yang ngasih? Itu adalah sahabatmu. Sekarang, aku mau rewind setiap kejadian yang pernah terhapus di otak kamu," lanjutku.

"Lama-lama, aku sadar kalau aku salah. Aku mau kita kembali seperti semula. I know I'm wrong, but I know you're the only one people who I love. Thanks, Nel," katanya sambil memelukku.

Kami berdua berpelukkan, dan dia menangis di pundakku. Dia sekarang sadar kalau dia salah. Kami terus saja berpelukkan samapai dia melepaskannya. Kami berbalik ke belakang dan melihat bahwa Via sudah dijemput. Kita berpisah.

Aku kembali kepada Maxis, Andy, dan Veno. Maxis dan Andy sudah dijemput, berarti tersisa aku dan Veno. Dari jauh aku melihat ada papaku yang baru saja mau masuk ke gerbang sekolah. Aku membantu Veno berdiri dan membantunya berjalan. Papaku datang menghampiri kami dan membantu Veno masuk ke dalam mobil. Akhirnya kita pulang.

Jumat, 8 November 2019
"Untuk nilai kelas 8. Tertinggi keenam adalah..." kata Ibu Kepala Sekolah.

Hari ini kita kembai masuk untuk pengumuman nilai ujian tertinggi. Yang meraih keenam posisi tersebut pasti mendapatkan voucher untuk uang SPP. Semoga dapat.

"Nadya Octaviani dari kelas 8-C. Selamat," kata Bu Kepsek. Hah! Beneran itu Via?

Selama bertahun-tahun sekolah ini ada, biasanya murid dari kelas A atau B yang menerima posisi 6 besar. Hanya, kali ini saja ada murid kelas C yang menerimanya. Via naik ke atas panggung yang ada di aula sekolah lantai 4. Congrats, Vi.

"Tertinggi kelima adalah Jane Rafflesia dari kelas 8-B. Selamat," kata Bu Kepsek.

Perempuan bernama Jane itu naik ke atas panggung. Btw, Jane adalah salah satu sahabat Ratih juga. Aduh, jadi kangen Ratih nih. Dia pintar juga, bahkan pernah mengikuti olimpiade sains se-provinsi. Congrats, Jane.

"Tertinggi keempat adalah Andy Randi dari kelas 8-A. Selamat," kata Bu Kepsek.

Andy naik ke atas panggung. Ini sudah menandakan kalau peringkat 1 sampai 3 adalah anak kelas 8-A. Semoga aku masuk. FYI, di sekolah lamanya, dia justru menerima rank 1 loh. Congrats, Dy.

"Tertinggi ketiga adalah Andrianto Sano dari kelas 8-A. Selamat," kata Bu Kepsek.

Andri maju ke atas panggung. Andri pintar juga sih, meski sikapnya akhir-akhir ini rada kasar. Tapi, ya sudah lah. Congrats, Ndri.

"Untuk tertinggi kedua dan pertama, Ibu minta Veno dan Anel untuk maju ke atas panggung," kata Bu Kepsek. Aku dan Veno (ya kebetulan hari ini dia memakai kursi roda) maju ke depan.

"Tertinggi kedua adalah Anelsya Valentine dari kelas 8-A. Dengan ini, nilai tertinggi pertama adalah Nandi Ralveno dari kelas 8-A," kata Bu Kepsek.

Para murid bertepuk tangan. Aku senang akhirnya memasuki rank 3 besar, meski harus puas di posisi kedua, dikalahkan oleh sahabat sendiri. Btw, Congrats, Ven. You've did it.

"Eh maaf, Ibu salah baca. Harusnya, yang kedua itu Veno, yang pertama itu Anel. Maaf banget ya," kata Bu Kepsek.

Aduh, beneran nagetin banget. Tapi ya sudah lah. Guru wali kelas dari kelas 8-A sampai D maju ke depan, memberikan selamat. Posisi keenam menerima voucher Rp100.000,00. Posisi kelima menerima voucher Rp200.000,00. Posisi keempat mendapatkan voucher Rp300.000,00. Posisi ketiga menerima voucher sebesar Rp400.000,00. Posisi kedua menerima voucher Rp500.000,00, dan aku menerima voucher sebesar Rp600.000,00.

"Congrats kalian berlima," kata Maxis yang hanya bisa melihat kita tanpa maju ke depan.

Cekrek.

Kami di foto oleh Maxis menggunakan hpnya. Salah satu murid kelas 8-C, Leira Rarenisia, mengambil foto kami dari jauh, bahkan kita tidak sadar, alias foto candid. Kami sangat senang pada hari ini.

"Nel, Ven, Dy, Max, maafin kalau aku rada kasar dan emosi sama kalian," kata Andri.

"Kamu akhirnya sadar juga ya," kata Veno.

"Aku kemarin udah puas diceramahin sama Kak Anas," katanya.

Flashback on
Andri P.O.V
"Andri, kamu kenapa dari kemarin cuek terus? Aku kecewa sama kamu. Meski kita cuma sebagai mantan, tapi kamu beralih ke Via dan jadi cuek. Aku gak suka, Ndri," kata Kak Anas.

"Maaf, kita cuma mantan. Kamu gak ada urusan sama aku lagi. End now," kataku.

"Tapi aku punya hak untuk menegurmu. Kenapa kamu suka jalan keluar malam-malam sampai ketauan kamu nyopet?" tanya Kak Anas.

"Nyopet? Aku tidak nyopet. Akan aku ceritakan," kataku.

"Oke," kata Kak Anas.

"Jadi, aku mau ngambil barang laundry di kampung sebelah. Karena aku malas berangkat sendirian, aku ajak Via ikut sama aku naik motor. Nah, waktu sampe sana, orang yang punya laundry itu lagi pergi, tapi ada note di sana. 'Yang namanya Andri, langsung ambil aja laundry-nya tergantung di pagar.' Ya udah aku ambil. Eh, malah warga datang kira aku nyopet. Trus, mereka serbu aku, dan aku membuat pertahanan diri, jadi banyak yang kira aku tawuran," kataku menjelaskan.

"Oh gitu? Ya udah. Sekarang kamu berubah ya. Aku masih sayang kamu. Dah sana balik," kata Kak Anas. Aku pun pulang.

Flashback off

"Oh gitu ceritanya? Jadi kita semua salah sangka dong," kata Veno.

"Ya gitu lah Ven. Lain kali, nanya orangnya dulu, baru tau faktanya. Jangan andelin telinga doang," kataku.

"Haduh, masih dikira rajanya nguping kelas 8-A aja ya," kata Anel.

"Veno rajanya nguping di kelas 8-A. Anel agen mata-mata kelas 8-A. Aku apa dong gelarnya?" tanyaku.

"Cukup, lelaki pembawa motor kelas 8-A. Itu mungkin yang pas," kata Via.

"Bener juga sih. Lagipula, di kelas 8-A yang bisa bawa motor kan cuma Andri," kata Andy.

"Wah betul tuh, betul," kata Maxis yang hanya memperhatikan kita mengobrol.

Selain pengumuman, ada beberapa acara. Seperti, dance challenge, singing duet, dan class talent take off. Tidak berkompetisi, namun lumayan untuk menerima uang tambahan sebagai pengisi acara. Kita hitung sekitar 100 ribu untuk 1 orang.

Karena banyak teman-teman kelas 8 yang unjuk bakat, dan juga murid kelas 8-A ikut bagian, di bagian class talent take off, teman-teman menunjukku, Veno, Andy, Andri, dan Tania sebagai bendahara, menunjukkan bakat kita dalam dunia band. Andy dan Tania bernyanyi, Anel bernyanyi sambil bermain gitar, aku bermain gitar, dan Veno memainkan keyboard. Ya, cukup bagus lah.

Akhirnya hari demi hari telah dijalani selama 1 semester. Mungkin kalian bingung, siapakah yang paling menonjol di sini, namun kita hanya bisa membagikan cerita kehidupan kita. Semoga, kita bisa berjumpa lagi.

See you.
From Anel, Via, Andri, Veno, & Maxis.

My Bestie Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang