Happy Reading
.
.
.
.
.
Doyoung membuka pintu kamarnya dan lansung di suguhi pemandangan Jaehyun yang sedang mengeringkan rambutnya keluar dari kamar mandi, baru selesai mandi sepertinya.
Doyoung tersenyum canggung. Ia tidak enak dengan lelaki yang tiga bulan ini resmi menjadi suaminya. Bagaima tidak? Ini sudah hampir pukul 10 malam dan ia baru pulang dari bekerja.
"Ngg~~kau sudah makan, Jae?" tanya Doyoung untuk mencairkan suasana. Namun Jaehyun hanya menatapnya tanpa mengatakan apa-apa. "Aku akan memasakkan malam malam untukmu." Doyoung meletakkan tas berisi pekerjaannya di meja nakas dan beranjak ingin keluar kamar.
"Tidak perlu. Ibu tadi kemari mengantar makanan." ucapan Jaehyun menghentikan langkah Doyoung.
"Ibu sudah disini dari tadi sore dan aku sudah pulang sebelum jam 8. Aku menunggumu pulang lagi. Kau taukan bagaimana ibu? Untungnya kau pulang saat ia sudah pulang"
Doyoung menggigit bibir bawahnya. Ya, ibu. Ibu mertuanya. Ibu dari suaminya, Jung Jaehyun.
"Tadi apa rapat mendadak di kantor. Aku juga sudah meminta izin,kan?" Doyoung menatap takut kearah Jaehyun yang berjalan mendekat kearahnya.
"Aku mengizinkanmu, tapi kau tidak bilang akan selama ini." Jaehyun sudah berhenti dihadapan Doyoung. Sangat dekat, bahkan Doyoung dapat menghirup aroma lavender dari sabun yang Jaehyun gunakan.
"Ma-maaf. Soal itu, aku juga tidak tau kalau rapatnya akan jadi sangat lama." Doyoung menundukkan kepalanya seiring tatapan Jaehyun yang semakin mengintimidasinya.
"Bos mu datang terlambat lagi?"
Doyoung tidak menjawab dan diasumsikan sebagai jawaban 'ya' oleh Jaehyun.
"Aku akan menemuinya besok." ucap Jaehyun tegas.
Doyoung lansung mengangkat kepalanya mendengar ucapan Jaehyun. Ia menggeleng, "tidak Jaehyun. Tidak perlu. Aku bisa kehilangan pekerjaanku." mohonnya.
Jaehyun menatap Doyoung tajam. "Aku tidak bisa terus-terusan mentolerir jika istriku selalu saja pulang lebih lama dariku."
Doyoung kembali menundukkan kepalanya. Tidak sanggup jika harus beradu tatap dengan sang Jung.
"Aku kadang iri dengan teman-temanku yang menceritakan tentang makan malam nikmat yang dimasak oleh istrinya. Kupikir setelah menikah aku akan bisa seperti itu." ucap Jaehyun penuh sindiran.
"Aku bisa memasakkan untukmu. Sekalipun aku pulang tengah malam, jika kau minta pasti akan kubuatkan." balas Doyoung.
Jaehyun tersenyum miris mendengar jawaban Doyoung. "Kau pikir aku setega itu? Kau pikir aku bisa meminta untuk dibuatkan sesuatu jika kau pulang sudah dalam keadaan kelelahan?"
"Lain kali katakan saja yang kau mau. Aku tidak apa-apa." Doyoung masih coba meyakinkan bahwa ia juga bisa seperti istri-istri lain.
"Bukan seperti itu yang ku inginkan!"- Jaehyun meninggikan nada suaranya.
-"aku ingin semua sudah siap saat aku pulang. Makanan di meja dan istri yang bisa kupeluk dan ku ciumi saat menyambutku pulang."
Doyoung tidak menjawab, ia jelas tau arah pembicaraan Jaehyun. Selalu saja masalah ini.