HAPPY READING
..
.
.
.
Doyoung membawa langkahnya cepat di lorong rumah sakit. Perasaannya campur aduk setelah mendapat kabar dari suaminya jika putra mereka terjatuh dilantai saat diasuh oleh baby sitter yang mereka sewa sehingga dibawa kerumah sakit.
Doyoung kesal dan kecewa pada dirinya sendiri. Bercampur dengan perasaan khawatir dan cemas dengan keadaan putra pertamanya yang baru berusia satu setengah tahun, Jung Jeno.
Jaehyun menoleh melihat sang istri berjalan menuju kearah tempatnya berada. Jaehyun tidak bisa berbohong jika ia merasa kecewa pada Doyoung.
Doyoung melihat ada ibu mertuanya dan perempuan yang ia kenal bernama Jung Chaeyeon. Ia tidak peduli, yang terpenting adalah putranya.
"Bagaimana keadaan Jeno?" Doyoung bertanya pada Jaehyun.
"Ku pikir kau masih akan meneruskan pekerjaanmu." bukan Jaehyun yang bersuara tapi ibu mertuanya.
Doyoung tidak menggubris. Biar saja ia dibilang tidak sopan. "Bagaimana keadaan Jeno?" tanya Doyoung kembali pada Jaehyun.
"Dia didalam. Sedang diperiksa." jawab Jaehyun datar. Lelaki itu bahkan tidak melihat Doyoung.
"Baby sitter kalian tidak sengaja menumpahkan air. Saat dia kebelakang untuk mengambil pel, Jeno berjalan didekat air yang tumpah hingga terpeleset. Jeno menangis keras sekali saat aku datang tadi dan baby sitter kalian tidak ada inisiatif untuk membawanya kerumah sakit."
Doyoung menoleh pada Chaeyeon yang menjelaskan tanpa ia bertanya. Untuk apa dia datang kerumahnya padahal dengan jelas Chaeyeon tau jika tidak ada siapa-siapa disana. Namun perempuan itu tetap berjasa karna sudah menyelamatkan putranya.
"Terima kasih sudah membawa putraku ke rumah sakit." ucap Doyoung pelan.
"Oh, itu- aku membawanya bersama Jaehyun. Aku kerumahmu dengan menggunakan taksi, kebetulan saat itu Jaehyun pulang, jadi kami membawa Jeno bersama." lanjut Chaeyeon menjelaskan.
Doyoung melirik Jaehyun dan hanya menggumamkan kata 'oh'. Harusnya disaat seperti ini Doyoung mendapat pelukan dari suami untuk memberi sedikit kekuatan. Melihat Jaehyun yang seperti itu rasanya membuat beban Doyoung bertambah berat.
"Sebagai seorang ibu, harusnya kau yang pertama kali berada di samping anakmu jika terjadi sesuatu, bukan malah orang lain." ibu Jaehyun yang awalnya duduk sekarang berdiri.
"Maaf ibu. Tapi aku apa aku bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada anakku? Menurut ibu aku tau jika kejadiannya akan seperti ini?" Doyoung tidak bermaksud membantah, ia hanya mencoba membela dirinya. Ibu mertuanya terus menyalahkannya disaat perasaannya sedang kalut. Ditambah Jaehyun yang hanya diam saja. Doyoung tau jika suaminya itu marah.
"Lalu karna kau tidak tau, kau lalu melepas tanggung jawab sebagai ibu? Ini semua salahmu yang tidak becus merawat anak." ibu Jaehyun kembali menyerang Doyoung. "Yang kau tau hanya bekerja, bekerja, dan bekerja."
Doyoung harusnya memang tidak pernah membalas perkataan wanita yang menjadi ibu mertuanya itu. Ujung-ujungnya pasti pekerjaannya yang akan dibahas. Doyoung berharap Jaehyun akan mengatakan sesuatu untuk membelanya bukan hanya diam saja seolah apa yang dikatakan ibunya adalah yang ingin dia katakan juga