Sebelum cerita ini kalian bisa baca yang sebelumnyaI can do that
Sorry for my mistake
THE TRUTHKalo dibaca satu-satu juga gak masalah, tapi lebih baik kalian baca dulu yang sebelumnya dan kasih vote juga, hehehe
HAPPY READING
•
•
•
•
•
Jaehyun membukakan pintu untuk istri dan anaknya yang baru saja pulang."Pappaa..." suara cempreng Jeno lansung terdengar saat melihat ayahnya, tangannya menggapai ingin di gendong oleh Jaehyun.
Jaehyun mengambil Jeno dari gendongan Doyoung. "Kenapa baru pulang jam segini?"
Ini sudah lewat jam tujuh malam dan Doyoung baru membawa Jeno pulang. Tadi pagi ia berpamitan untuk menemui Ten dan Kun. Mereka akan mencari resep untuk makanan dan minuman di cafe mereka nanti.
Doyoung berjalan masuk mendahului Jaehyun. "Mencari resep agar menjadi makanan yang enak dan berbeda dari yang lain itu tidak mudah, Jae. Kami harus sering-sering mencoba."
"Tapi kau bersama Jeno. Lihat bahkan jam segini dia belum mandi. Belum makan malam juga, kan?" ucap Jaehyun khawatir dengan anaknya.
"Makanya bantu aku. Kau mau memandikan Jeno atau memasak makan malam?" pinta Doyoung kemudian.
Jaehyun kesal, tapi dia juga tau jika Doyoung lelah. "Baiklah kau mandikan Jeno dan mandi sekalian. Aku yang akan memasak."
Doyoung tersenyum. "Baiklah. Terima kasih, ya."
****
Jaehyun sudah rapi dengan setelan kerja minus dasi dilehernya. Lelaki itu memang tidak pandai memakai dasi sendiri. Ia menoleh pada istrinya yang masih tertidur. Entah pukul berapa Doyoung baru tidur semalam karna sibuk membahas cafe melalui telepon dengan Ten dan Kun.
Ia beralih pada Jeno yang mulai menggeliat didalam keranjangnya. Jaehyun berjalan mendekat mengambil Jeno dari sana sebelum batita itu menangis.
"Jagoannya papa sudah bangun.. Pintar sekali tidak menagis.." Jaehyun mengangkat tubuh mungil itu tinggi-tinggi sebelum mencium kedua pipi tembamnya.
Mengingat ini sudah cukup siang, ia memutuskan membawa Jeno mendekati ibunya.
"Ayo bangunkan mama.." ujar Jaehyun pada putranya.
Jeno berangkat perlahan menuju yang ibu. Si kecil mengguncang pelan tubuh yang masih terlelap.
"Sayang ayo bangun, ini sudah siang.." Jaehyun menggoyang bahu Doyoung pelan. Namun hanya gumaman tidak jelas yang ia dengar.
Jaehyun membuang napas pelan. Biasanya Doyoung yang paling awal bangun dan menyiapkan semuanya. "Doyoung.." Jaehyun beralih pada pipi sang istri.
Ia jengah karna Doyoung tidak kunjung bagun sementara ia harus segera ke kantor. Jeno juga tidak ada yang menjaga. Jaehyun memutuskan menarik paksa selimut yang membungkus tubuh istrinya membuat Doyoung dengan enggan membuka matanya.