HAPPY READING
•
•
•
•
•
"Aku pulang!!"Seruan dari ruang tengah itu biasanya membuat Doyoung antusias dan melupakan segala pekerjaannya untuk menyambut kepulangan sang suami. Tapi tidak untuk hari ini, ia malah menghembuskan napas berat dan memilih melanjutkan menata makan malam untuk mereka.
"Selamat datang..." sahut Jeno.
Bocah itu dengan riang melompat dari kursinya untuk menyambut sang papa.
"Hati-hati, sayang. Kau bisa terjatuh." ucap Jaehyun seraya mengusap surai Jeno. "Tadaaa..! Ini untuk Jeno." kemudian Jaehyun mengulurkan kantung plastik berisi berbagai macam es krim kepada putranya.
Dan Jeno menerimanya dengan dengan senyum merekah. Papanya benar-benar menepati janjinya tadi pagi.
"Terima kasih, papa..."
"Jeno, simpan itu di lemari es. Makan itu besok siang." Jaehyun menoleh ke sumber suara begitupula Jeno.
Nada itu terdengar cukup aneh untuk keluar dari mulut seorang Jung Doyoung. Terdengar agak-- ketus.
Ada apa dengan istrinya?
"Tapi, Ma. Jen-"
"Mama bilang simpan!" kali ini Doyoung meninggikan suara membuat Jaehyun mengernyit heran.
Sepertinya istrinya itu sedang berada dalam suasana hati yang buruk. Mungkin memang mengurus pekerjaan rumah bukanlah hak yang ringan. Belum lagi Jeno yang kadang susah diatur, serta Jisung yang masih sangat membutuhkan perhatian Doyoung. Istrinya itu pasti sangat repot dengan kedua anak mereka yang masih kecil.
Salahkan Jaehyun yang tidak bisa mengontrol hormonnya, hingga Doyoung harus mengandung Jisung saat Jeno baru berusia dua tahun.
Jaehyun menghampiri istrinya hendak meraih pinggang sempit itu, namun gagal. Apa Doyoung sedang menghindari dirinya?
"Sayang... Ini masih sore. Biarlah anak-anak memakannya."
Doyoung menghela napas tanda ia akan segera melayangkan ketidak setujuan atas perkataan Jaehyun. "Apa kau tidak tau? Jeno tidak akan menghabiskan makan malamnya jika ia makan es krim sekarang!"
Cukup.
Oke, mengerjakan pekerjaan rumah memang melelahkan. Tapi Jaehyun juga bekerja untuk mereka, memangnya itu tidak melelahkan?
Setelah pulang tidak menerima sambutan dari Doyoung, sekarang ditambah istrinya itu meninggikan suaranya hanya karna masalah sepele. Jaehyun cukup kesal sekarang.
Lagipula biasanya Jeno juga melakukan hal itu -tidak menghabiskan makan malamnya- namun biasanya Doyoung tidak mempermasalahkannya seperti ini.
Ada apa dengan istrinya hari ini? Emosinya tidak terkendali.
Tunggu, apa dia sedang mengandung anak ketiga mereka? Tidak, tidak. Jaehyun tidak pernah kelepasan belakangan ini. Ia selalu memakai pengaman.
"Biar papa yang simpan." Jaehyun meraih kantong dari tangan Jeno lalu menatanya rapi di dalam kulkas diiringi tatapan kecewa dari sang putra.
"Pergilah mandi, aku sudah siapkan air hangat."
Jaehyun tersenyum lega. Doyoung tetaplah Doyoung yang tidak akan pernah lalai dalam melayani suaminya. Dengan senyum simpul Jaehyun beranjak untuk pergi mandi.