Asal kamu tau, berpura-pura kuat itu sangat menyakitkan -Eccedentesiast
Author POV
Azalea menerjap perlahan ketika mendengar suara lagu yang kencang. Ia meraih ponselnya lalu mematikan lagu Oasis yang menjadi alarm-nya dipagi hari. Mendudukkan diri untuk mengumpulkan kesadaran, lalu beranjak kekamar mandi. Setelah memakai seragam, ia menelan sebuah obat lalu kembali menyimpannya dilaci meja nakasnya.
Itu adalah obat antidepresan, Azalea selama ini diam diam pergi ke-psikiater untuk mengecek keadaannya.Walau dia tau dirinya tidak akan sembuh dalam waktu yang cepat.
"Hei, ayo berangkat. Jika telat jangan salahkan aku karena kau lama."
"Oh, aku tidak dengan kak Chana seperti biasa?"
Maisa menggeleng, lalu menarik Azalea untuk segera naik agar ia bisa mengantarkannya kesekolah. Azalea tidak masalah siapa saja yang mengantarnya sekolah. Atau siapapun yang dekat dengannya. Asal orang itu tidak tau dirinya yang sebenarnya. Azalea terus tersenyum, menyembunyikan segalanya. Ia tidak tau harus berbohong sampai kapan.
Yang pasti, Azalea akan terus mencoba tersenyum sepanjang hidupnya.
Entah itu fake smile ataupun real smile, ia hanya ingin membuat orang orang terdekatnya tidak khawatir. Karena dirinya hanyalah gadis gila yang tidak perlu diberi simpati, pikirnya. Orang pasti akan berpikir jika dirinya tidak waras karena melukai dirinya sendiri. Tapi Azalea tidak peduli lagi bagaimana orang memandangnya. Dia ingin ada orang yang mengerti dirinya, tapi disisi lain tidak mau ada yang tau lalu membuat sosok itu khawatir.
"Turunlah, pulang sekolah nanti kita beli Thai Tea." "Eh, tumben sekali?" Maisa hanya menggeleng kecil tanda hanya-ingin-saja. Membuat Azalea mengangguk lalu segera melangkahkan kaki masuk kedalam sekolah.'Bukankah senyummu itu menyakitkan?'
.
Azalea hanya diam mendengarkan cerita dari 3 sahabatnya. Sesekali menanggap singkat atau terkekeh kecil. Dia memang biasa seperti ini, ketika temannya bercerita tentang kehidupan mereka, ia memilih diam. Karena tidak ada yang perlu diceritakan mengenai kehidupan Azalea. Dirinya mulai meneguk air ketika Rose berbisik pada Lisa dan Jisoo dan mengecualikan dirinya. Dalam hatinya, ia sangat ingin tau apa yang mereka bicarakan. Tapi jika ia bertanya, pasti akan dijawab 'Bukan apa-apa'.
Sebenarnya aneh, mereka bertiga bilang jika Azalea harus langsung nimbrung pembicaraan saja agar bisa join, tapi ketika dia tiba tiba ikut berbicara langsung diberi tatapan sinis yang berarti sok-ikut-campur, atau kadang malah mereka langsung diam. Jadi bagaimana cara Azalea bisa ikut menimbrung pembiraan jika begitu?
Itulah yang membuatnya kadang merasa tidak adil. Ketika sahabatnya yang lain dengan mudah berdekatan hanya dirinya yang jauh. Azalea hanya menyinggungkan senyum pahit ketika Rose atau Jisoo dengan mudahnya mencium pipi Lisa sebagai tanda sahabat. Tapi tidak dengannya, mereka jijik dengan Azalea. Saat mereka bermain Truth Or Dare, Lisa mengode pada Rose untuk tidak memberi Azalea sebuah 'dare' untuk mencium dirinya. Azalea tau itu, dia lantas tersenyum pahit menyembunyikan rasa sakitnya.Azalea sendiri tidak begitu yakin saat Jisoo dekat dengannya, karena Jisoo sendiripun pernah membicarakan dirinya karena terlalu dekat dengan Lisa. Lagi, dulu Azalea dan temannya yang bernama Nana sering bermain bersama ketika pulang sekolah. Entah itu pergi kebelakang sekolah, atau memanjat pohon dan bercerita ria. Mereka sangat dekat, bahkan membuat tos persahabatan mereka. Tapi tiba tiba Lisa, Rose, dan Jisoo melarang Azalea untuk bermain setiap pulang sekolah dengan Nana. Dengan alasan, mereka masih belum dijemput dan seharusnya Azalea bermain dengan mereka saja.
Tapi Azalea selama jam sekolah selalu bersama ketiga sahabatnya, masa iya dia tidak boleh bermain dengan Nana yang bahkan mungkin tidak ada 1 jam? Bukankah itu tidak adil? Hal itu membuat hubungannya dengan Nana agak merenggang. Mereka hanya sekedar chat saja. Membuatnya muak, sungguh. Ia muak dengan drama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Random"Apa kamu pernah mendengar tentang Eccedentesiast?" "Yang kutahu Eccedentesiast adalah seseorang yang selalu tersenyum walaupun senyumannya palsu." "Ya, tapi mereka yang Eccedentesiast lebih dari yang kau bayangkan. Mereka adalah orang orang yang...