Epilogue

220 19 0
                                    

Coreopsis, means 'always happy'. I wish I like this flower, always happy -Eccedentesiast

Author POV

Ada yang bilang, hidup adalah seperti roda yang berputar. Dan masing masing nama kita tertulis diroda itu secara acak. Ketika roda itu berputar, kadang kita akan diposisi terbawah, kadang juga diatas, atau malah diantara keduanya. Tidak ada yang tau bagaimana takdir kita berjalan. Kita hanya perlu mengikuti alur, dan sesekali membelokkannya jika perlu. Dan yah, semua orang sepertinya harus berlaku seperti hujan. Yang turun kapanpun dia mau untuk orang yang menyukainya walau ada yang membencinya.
Kita kadang dinilai seperti langit. Ada yang menyukai langit cerah yang indah, ada juga yang menyukai langit senja yang menenangkan, bahkan ada yang menyukai langit mendung dan menunggu hujan turun. Sebenarnya, ada orang lain yang menyukai kita, tapi kita yang terpaku pada yang tidak menyukai kita.

Azalea menatap langit senja yang ada didepannya. Tidak ada yang lebih menenangkan selain pulang bekerja lalu duduk dibalkon menikmati angin senja dengan pemandangan indah. Awan berwarna pink keunguan bak cotton candy itu tampak menyatu dengan langit ungu kebiruan beserta matahari jingga yang bulat sempurna. Ia berpikir kembali tentang hidupnya, dan kembali menyadari kalau kehidupan itu pahit. Semua orang melupakan kebaikan yang kita lakukan, dan terus mengenang kesalahan kita.
Seorang protagonis tidak habis habisnya difitnah serta semacamnya oleh orang lain. Protagonis selalu dianggap antagonis oleh musuhnya. Begitulah cara hidup didunia, jika diawal kamu sudah dicap buruk, selamanya orang akan berpikir seperti itu. 
Hidup memang terkadang tidak adil. Orang lain terus menggali dan mengungkit kesalahan kita dan menepis fakta kalau kita pernah melakukan kebaikan. Dan mereka mengumbar-umbar kebaikan mereka pada dunia tapi melupakan jika mereka banyak salah. Siapa yang bisa disalahkan didunia ini?

Satu persatu memori mulai mendatanginya lagi. Saat bahagia bersama teman temannya, lalu bertemu dengan mereka bertiga, depresinya, dia mengenang semua itu. Memang, walau dia sudah melewati semua itu, Azalea tetap merasa sakit. Bahkan mengingat itu membuat Azalea berhasil membuat perumpaan menyakitkan. Seperti biasa, dia masih sering bersembunyi dari perasaannya. Tapi kali ini agak berbeda, sudah ada beberapa orang yang peka saat Azalea menutupi perasaannya sendiri.

Kata katamu bagaikan air, dan hatiku adalah kain.
Setetes air yang jatuh keatas kain, noda basahnya akan menyebar rata. Sama seperti ucapanmu yang menyakitkan, menubruk hatiku dan melebar kesegala arah.
Walau mungkin tetesan air itu sudah berhenti membasahi kainnya, rasa basah masih akan terasa. Selayaknya jikalau kamu mungkin tidak lagi berkata kata seperti itu, tapi tetap akan meninggalkan luka.

Jadi, tolong jangan berbicara buruk tentang seseorang lagi. Tanpa kamu sadari, kata kata kecilmu itu bisa menghancurkan hati seseorang. Membuatnya merasa terpuruk hingga melakukan hal gila yang diluar nalar. Mereka yang punya depresi tidak melakukan self-harm untuk mencari perhatian. Hanya orang orang bodoh tak berpendidikan yang berani melakukannya demi pencitraan. Mereka melakukan itu untuk sebuah pelampiasan. Ketika tidak ada yang bisa membuat mereka lega disela penderitaan, menyakiti diri sendiri menjadi pilihan bagi mereka.
Jangan mengukur seseorang dengan kapasitasmu sendiri. Semua orang berbeda, tidak semua orang sama seperti kalian yang suka mengucilkan.

"Kenapa harus serius sekali ditanggapinya?"
"Jangan dibawa perasaan."
"Kamu tidak bisa diajak bercanda,"

Tolonglah, simpan semua kata kata itu. Kalau bisa musnahkan saja, kalian sedang meremehkan seseorang jika seperti itu. Walaupun niat kalian -mungkin- bercanda, tapi tidak bagi seseorang yang kalian rundung itu! Orang orang yang memiliki masalah seperti Azalea tidak akan bisa bertahan jika terus dibegitukan. Jika kamu meletakkan barang diatas orang yang menunduk -membully-, dan ketika orang itu mendongak kamu akan tertimpa benda yang kamu letakkan -karma-.
Karma itu nyata, kamu berusaha menghancurkan atau mengambil sesuatu dari seseorang, maka keadaan akan berbalik cepat atau lambat. Bisa saja kamu terkena karma berlipat dari yang telah kamu lakukan. Kalau hanya ingin dipandang berkuasa, kenapa tidak minta jadi Tuhan saja? Tuhan bahkan jijik pada manusia seperti kamu.

Bisa tidak untuk mundur sedikit? Munafiknya kelewatan.
Tuhan sudah berbaik hati memberimu satu wajah yang lengkap, tapi kenapa kamu masih egois dan membuat satu wajah lagi untukmu.

Apa yang bisa kalian dapatkan setelah membully seseorang? Kesenangan? Gila, kalian menyakiti seseorang hanya untuk kesenangan diri sendiri? Betapa egoisnya kamu! Bisa bayangkan jika hal itu semakin lama semakin memburuk? Misalnya orang itu bunuh diri pada akhirnya. Apa kalian merasa sangat puas? Atau malah menyesal?
Hei, busuk sekali. Sudah menghina habis habisan, lalu saat tertangkap, kalian meminta maaf sambil menangis dan berlutut. Menjijikkan. Coba saja kalian ubah sudut pandang kalian, dengan tidak merendahkan orang lain. Kalau kalian hanya sedang mencari pelampiasan, lakukan saja hal yang lebih bermanfaat!

Apa kalian tau rasanya?
Rasanya diabaikan saat berbicara. Dipotong saat bercerita. Disaat butuh seseorang untuk bercerita, untuk bersandar, maka saat itulah aku mulai berpikir bahwa ceritaku tidak sepenting cerita orang lain. Jadi aku lebih memilih menyimpan semuanya sendirian. Bukan karena tidak percaya untuk berbagi cerita pada orang orang, aku hanya terlalu sering diabaikan saat bercerita hingga rasanya lelah.
Dan mulai saat itu aku menjadi terbiasa. Diam saat ada masalah. Diam saat aku mengetahui sebuah kebenaran. Dan selalu, diam saat membutuhkan seseorang. Biarlah semua orang berbagi cerita mereka padaku, tanpa tau masalah apa yang sedang aku hadapi. Tidak masalah, aku sudah bisa memakai senyum palsu disetiap hari hariku. Walau rasanya melelahkan tapi.. aku harus bagaimana?

Apa sudah jelas, semua yang aku alami selama ini?
Jika kalian memahamiku, terimakasih. Jika tidak, atau tidak peduli, that's okay.

_____________________________
End.

How? Cukup lega bisa membuat penyalur ceritaku seperti ini. Walau ini tidak 100% aku alami, tapi garis besarnya seperti itu. Selalu diabaikan, diejek, dan dijauhi tanpa sebab yang jelas. Hingga sekarang gejala yang aku khawatirkan sebagai 'depresi' itu masih sering kambuh. Bahkan setelah aku keluar dari sana sekalipun.
Saat ini aku punya teman yang ternyata memiliki masalah yang hampir sama denganku. Ketika perlahan aku mulai bercerita, aku tidak merasa di-judge karena dia juga punya masalahnya sendiri. Kami hampir sama, membuatku seperti melihat diriku sendiri dimasa lalu.

Ada satu titik dimana aku tidak bisa berbuat apa apa. Aku hanya bisa menangis, dan memendamnya sampai saat ini. Pada tanggal 21 Mei (2019), karena.. hal itu. Membuatku menangis sejadi jadinya bahkan sampai aku tertidur. Hari yang paling menyakitkan, ditambah esoknya aku masih harus mengeluarkan senyum palsu itu lagi.

Sekali lagi, aku membuat ini dari pemikiranku. Tentang apa yang sudah aku alami. Dan aku ingin membagi ceritaku ini pada kalian, yang sekali lagi, beberapa adegan yang benar benar aku ambil dari yang sudah aku alami. Sisanya, hanya untuk menambah feel dari imajinasiku.
Apart from it all, aku hanya ingin berkata pada kalian yang memiliki masalah sepertiku.

Kalian tidak sendirian. Ada banyak orang orang yang menyayangi kalian. Kalian hanya perlu bertahan sebentar lagi saja. Yang baik akan selalu menang bukan? Cepat atau lambat, kita semua akan merasakan apa yang kita sebut 'kebahagiaan' itu. Entah besok, besoknya lagi, atau hari lainnya. Aku, kita, dan semua yang mempunyai masalah seperti ini, pasti bisa melewatinya.
Kalau aku yang lemah ini saja bisa melaluinya, kalian juga pasti bisa. Karena kalian orang yang kuat.

-Eccedentesiast, end

Jika kalian kebingungan mencari pelampiasan, kalian boleh untuk bercerita padaku. Sebanyak apapun itu, karena aku ingin lebih memahami orang lain. Walau aku tidak bisa memahami diriku sendiri.

 Walau aku tidak bisa memahami diriku sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ECCEDENTESIAST
☆♡♡♡☆

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang