Our Nala

126 17 0
                                    

Hanya orang-orang tidak beretika yang bisa menghina tapi tidak melihat diri sendiri -Eccedentesiast

Author POV

Cling..

LeeNa: Salsa, belum berangkat kan? Antar makan ke Azalea dulu
LeeNa: Bisa tidak agar tidak usah pergi?

You: Ck, apa sih!? Aku sudah berjanji dengan Surae untuk jalan hari ini.

Salsa menghela nafas kesal. Kenapa kakaknya melarangnya saat hari itu juga? Kalau malam hari sebelumnya mungkin Salsa masih akan menerima larangan kakaknya. Tapi setengah jam lagi pacarnya akan menjemputnya.

LeeNa: Kalau begitu tidak ada cara lain, panggil Asher untuk datang kerumah
LeeNa: Minta ijin keayah dan ibu dulu tapi..

Salsa lalu menelpon ayahnya untuk meminta ijin agar Asher boleh datang kerumah untuk menjaga Azalea. Dan Tuhan berpihak padanya, ayahnya mengijinkan. Bertepatan dengan Asher dan pacarnya yang ternyata sudah sampai didepan pintu rumah.

"Kak Salsa, kata kak Chana aku disuruh kesini untuk menemani Azalea. Boleh aku masuk?" Tanya Asher setelah selesai berbincang kecil dengan Surae. Salsa mengangguk sekilas dan mempersilahkan lelaki itu masuk.

"Asher,"

Asher menoleh begitu dipanggil. "Kami percayakan Azalea padamu. Tolong jaga dia."

.

Cklek..
Krieett..

Asher membuka pintu kamar Azalea secara perlahan setelah mengetuknya beberapa kali. Ia dapat melihat kamar Azalea yang minimalis tapi karena penataan barang yang rapi membuat kamar itu menjadi terlihat luas. Dan kamar itu terkesan aesthetic dengan tumblr lamp dan photocard yang terpasang disekitarnya. Membuat Asher sedikit ragu kenapa Azalea bisa sangat tidak tahan dengan kehidupannya.

'Ah, jangan bodoh, Asher. Depresi bisa menyerang siapa saja. Bahkan seseorang yang kaya raya dengan orangtua lengkap penyayang sekalipun.'

"Hei, apa yang kau lakukan disana?" Tanya Asher dengan selembut mungkin. Tidak mau menganggu Azalea yang sedang duduk dipagar balkon dan terdiam. Asher memilih untuk menyandarkan tubuhnya kedepan disamping gadis itu.

"Hei, Ash,"

Asher menoleh secara spontan. Ini pertama kali Azalea berbicara sejak 2 hari mengurung diri dikamarnya. "Aku sudah tau banyak selama beberapa hari mengurung disini. Setiap aku tidur atau melamun, potongan demi potongan memori kelam mulai menghampiriku lagi. Tapi kali ini dari sudut pandang aku yang asli. Melihat 'aku' yang tersakiti disana." Azalea mendongak menatap langit diatasnya.
"Betapa menyedihkannya aku disana, terlihat sangat kelam dan gelap. Hahaha, ironisnya aku sedang menertawakan dan mengasihani diriku sendiri. Aku diperlihatkan awal mula aku depresi hingga sekarang. Nala Agatha.. kekasihmu, kan? Dia meninggal saat pertengahan tahun pertama SHS? Gadis berambut pendek berwarna navy dan punya gelang tali simpel berwarna merah maroon?"

"Darimana kau tau itu semua? Aku tidak pernah bilang padamu."

"Nala Agatha, sahabatku. Aku berteman dengannya dari kelas 4 sekolah dasar sampai lulus JHS. Sayangnya persahabatanku dengannya agak longgar karena kedatangan teman temanku itu. Mereka tau tentang Nala, dan mereka menuduhku tidak peduli sahabat tapi mereka bilang hanya bercanda. Saat itulah aku mulai depresi.
Bodohnya, aku malah masa bodoh dengan hal itu dan memilih ikut dengan kumpulan gadis munafik itu. Aku melakukan penghianatan yang besar, walau aku melakukannya agar mereka tidak lagi menyebarkan hal hal buruk tentang orang terdekatku. Kamu bisa lihat fotoku dan Nala yang aku pasang disekitar tumblr lamp disana. Kami dulu.. tidak terpisahkan."

Baik Azalea atau Asher, mereka sama sama menangis. Azalea yang menangisi dirinya, dan Asher yang terbawa emosi karena kematian Nala. Mereka punya masalah yang berbeda tapi pada personal yang sama. Awal depresi mereka, awal cerita kegelapan mereka, serupa tapi tak sama.

"Tolong jangan masukkan aku kerumah sakit.." Suara Azalea bergetar, tangannya mencoba menutupi isakan yang keluar dari mulutnya. Mengumpat dirinya karena kebodohan selama bertahun tahun ini.

Greppp...

"Tidak, tidak akan. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Kita bisa melewatinya."

'Kalau aku yang payah ini saja bisa melewatinya, Azalea juga pasti bisa karena dia gadis yang kuat.'

.

Srak..srek..
Tap..tap..tap..

"Hey, babe. Aku datang hari ini."

Asher memasukkan tangannya kesaku celana yang ia pakai. Mengulas senyum tipis dan menatap nisan yang ada didepannya. "Oh, aku tidak datang sendirian. Lihat siapa yang aku bawa." Azalea langsung maju selangkah setelah Asher mengatakan hal itu. Dia benar benar tidak percaya, sahabatnya kini tertidur untuk selamanya. Ia meletakkan se-bucket bunga mawar dan violet yang masih segar.

"Kamu..! Sejak kapan ada disini?? Wah wah, kau sangat pintar bersembunyi dariku. Kau masih suka bermain petak-umpat ya. Sekarang aku menemukanmu! Kau jaga! Kau harus menjagaku!!"

Azalea terdiam, Asher juga terdiam, bahkan angin yang tadinya sepoi-sepoi juga diam. "Kenapa kau begitu jahat, huh? Mentang-mentang aku belum menemukanmu jadi kau tidak menjagaku?? Jahat! Aku sangat.. menderita disini! Kau bilang kemanapun kita pergi harus bersama.. Tapi kenapa kau tidak mengajakku..! Lemah! Kau lemah karena kau tidak mau bercerita apa yang terjadi padamu, sepertiku.."
"... Kenapa kau tidak mengajakku untuk ikut mati? Kau rela melihat pacarmu bertarung dengan monster sialan yang sama seperti dikepalaku?! Bantulah dia! Setidaknya bantu aku dulu. Aku sudah banyak membantumu tapi.. apa ini? Cukup dengan kau bersamaku itu sudah cukup. Tapi kenapa kau harus pergi..?"

'Kau mendengar semuanya kan, Nala?'

'Asher.. Apakah itu benar Azalea? Azalea-ku?'

'Ya, dia sama sepertiku ketika kau pergi. Bukannya kau bilang kau sangat menyayangi Azalea?'

'Tentu saja. Aku rela menukar jiwaku hanya untuknya. Dan itulah yang sedang aku coba lakukan. Aku selama ini menahan teman teman jahat Azalea yang mau menyakiti dirinya. Kau ingat saat tiba tiba aku hilang? Itu aku sedang menyelamatkannya saat dia mencoba bunuh diri. Dengan ganti tenagaku yang terkuras habis hingga harus menghilang selama beberapa hari.'

'Kau..'

'Ya, aku sangat menyayanginya lebih dari diriku sendiri. Dia gadis paling sabar yang pernah aku temui. Thats why I really want to save her. She's my best friend. Dia bahkan masih memakai gelang persahabatan kami selama ini.'

'Adakah peluang untuknya bahagia, sayangku?'

'Tentu ada, tapi aku tidak tau. Tolong jagalah dia untukku, Asher. Dia pasti akan bahagia cepat atau lambat, aku yakin itu.'

____________________________
To Be Continue..

ECCEDENTESIAST

Hope you guys like it~♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hope you guys like it~♡

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang