Him

134 18 0
                                    

Apakah kamu semiskin itu sampai tidak punya kaca? -Eccedentesiast

Author POV

"Bila kujelaskanpun, kamu tidak akan mengerti. Tidak ada yang perlu aku ceritakan padamu..!"

Asher sedikit berjengkit saat Azalea meninggikan suaranya. Sejenak tatapan itu mengingatkannya pada hewan peliharaannya bersama sahabatnya dulu. Seekor kucing yang sangat hyperaktif. Hal kedua yang selalu menemaninya setelah sahabatnya sendiri.

'Tatapan waspada itu.. Mengingatkanku,'

'Kenapa dia meringkuk dan mendesis padaku? Apa dia tidak suka padaku?'

'Bukan, dia hanya belum terbiasa dengan oranglain. Saat aku menemukannya, dia selalu bersembunyi dibawah selimut dan mendesis padaku seperti ini. Lalu aku berkata, 'Aku tidak akan melukaimu' dan buat dia percaya pada kita.'

Asher tersenyum tipis. Azalea mirip sekali dengan kucing itu. Jadi Azalea sekarang sedang ketakutan, karena Asher mengusik titik lemahnya. "Za.. Aku tidak berniat ikut campur. Aku hanya khawatir. Karena aku.. juga pernah.. depresi sepertimu."

'Apa..?'

"Mungkin ceritaku tidak lebih buruk darimu, tapi itu cukup membuatku mengerti perasaanmu. Kalau tidak mau bercerita, tidak apa apa."

Asher mengambil langkah untuk pergi dari sana. Bukan, Asher bukannya marah karena Azalea tidak mau bercerita. Melainkan dia mau memberi ruang untuk Azalea. Karena Asher tau, waktu sendiri saat terganggu adalah yang paling penting.

Grep..

"J-jangan.. Maaf, jangan pergi.. Aku.. aku butuh teman.." Lirih Azalea sambil menahan tangan Asher, memohon agar lelaki itu tidak pergi. Asher hanya tersenyum tipis, menatap manik mata Azalea yang terus berkata agar dia tidak pergi.

"A-aku.. Aku tidak mau kau tau tentang kehidupanku yang buruk. Aku tidak mau bercerita padamu. Karena aku ini menyedihkan, dan sangat memalukan.."

"Oh, begitu ya~ Tidak apa apa.."

Srett..

Azalea tertegun saat Asher malah duduk disampingnya dan tersenyum padanya. Bukankah seharusnya Asher jijik padanya? "Kan sudah aku bilang, dulu aku pernah depresi. Walau mungkin tidak seburuk yang kau alami, tapi cukup membuatku gila. Mau dengar ceritaku?" Tawar Asher setelah tidak sengaja membaca pikiran Azalea. Gadis itu mengangguk, setidaknya mendengarkan cerita dari Asher bisa mengurangi rasa canggung yang ia rasakan.

"Dulu, aku punya kekasih namanya Nala. Dia cantik, baik, sopan, bagiku dia perempuan paling bagus yang pernah aku temukan. Pribadinya yang ceria menambah nilai plus pada dirinya. Semuanya baik baik saja sampai.. dia sudah 2 minggu menghilang. Saat minggu pertama, dia mengirimku pesan.." Asher menjeda perkataannya lalu menunjukkan chat yang Nala kirimkan. Asher belum menghapusnya, ia baru akan menghapusnya jika dia menginginkannya.

Nala♡: Asher Lavanda sayang~ Aku tidak tau kenapa aku sampai harus mengirimkanmu pesan seperti ini, mungkin karena aku terlalu takut bicara langsung padamu? Haha, betapa pengecutnya aku, iyakan?
Nala♡: Aku yang selalu bersembunyi dibalik dinding dan mengurung semua yang terjadi padaku. Aku tidak ingin merusak momen kita, aku sangat sangat mencintaimu, Ash..
Nala♡: Percayalah bahwa aku sebenarnya tidak ingin pergi. Well, just a though :) Thanks, Asher..
Nala♡: Don't forget me, Ahser. Promise me, I'll be there, on your memories.

'Aku.. aku mengerti inti yang ditulis Nala disini..'

"Saat itu aku benar benar tidak tau apa yang dimaksudnya. Aku hanya terlena dengan pesan yang menyatakan kalau dia mencintaiku. Aku baru sadar saat minggu kedua dia hilang. Nala tidak pernah mengabaikan telponku, kalau iya, dia pasti akan langsung memberiku pesan. Sampai.. sahabatku, namanya Kent Eckhart, memberitahuku bahwa dia menemukan tali dengan darah diruang tengah rumah Nala. Well, rumah Kent berdekatan dengan rumah Nala, aku yang menyuruhnya melihat kesana.
Begitu dia menelponku, aku langsung pergi kerumah Nala. Sampai disana, Kent masih berdiri didepan pintu rumah Nala dan terlihat menungguku. Kami lalu masuk kesana. Kent berusaha mencari jejak darah lain, sedangkan aku pergi kekamarnya. Lalu aku..

Tes..

... aku menemukan tubuh Nala tergantung dilangit kamar mandinya.."

Degg..

"Saat aku berusaha memanggilnya, dia tidak menjawab. Aku sangat panik, aku langsung berteriak memanggil Kent. Dan sahabatku itu langsung memanggil ambulans. Berlari keluar rumah Nala untuk mencari bantuan, meninggalkan aku yang sedang meraung memanggil nama Nala. Entah saking paniknya atau bagaimana, aku ikut pingsan disana.
Lalu ketika terbangun.. aku benar benar merasa terpukul karena kematian Nala. Kami sudah bertunangan, dia salah satu sumber kebahagiaanku. Dan kami berhasil menguak fakta, bahwa Nala sebenarnya dibunuh. Pisau itu memang digunakan Nala untuk menyakiti dirinya, tapi selebihnya, kakak laki-lakinya yang melakukannya.."

'Kakak laki-laki..?'

"Iya, Nala diperkosa ayah dan kakak laki lakinya 5 hari sebelum dia mengirimku pesan terakhir. Kent berhasil menemukan video rekamannya, aku tidak bisa melihat begitu jelas, tapi durasinya sekitar 6 jam lebih mungkin..? Aku tidak tau. Lalu ayahnya bunuh diri sebelum Nala mati. Dan kakak laki-lakinya merasa kalau Nala yang membuat ayahnya mati, dan menggantung Nala secara paksa. Sebelum itu dia menggores hampir seluruh tubuh Nala sampai Nala tidak sadarkan diri dan kehabisan darah.."

'That so bad.. Aku tidak bisa membayangkan betapa hancurnya Asher saat itu..'

"Benar, aku benar benar hancur saat itu. Merasa putus asa, dendam, amarah, sampai tidak sadar bahwa aku mulai depresi. Kata Kent, setiap pagi aku akan menjadi mayat hidup, tanpa kata kata dan tanpa ekspresi. Lalu setiap malam..

'HIKS! AAAHH!!! NALAA!!!'

Aku selalu menangis meraung-raung sambil memanggil nama Nala tanpa henti.. Jika tidak ada Kent saat itu, mungkin aku sudah mati karena melompat dari atas gedung.. Dia satu satunya orang yang terus ada disampingku. Menemaniku sampai depresiku perlahan meredam, walau kadang sering kambuh. But, apart from that, I've started to be myself now.. Jadi, kalau Azalea punya masalah yang rasanya tidak bisa ditanggung sendiri, kau boleh bercerita padaku. Tentang apapun itu.."

Tes..tes..tes..

'Aneh.. Asher yang bercerita tapi kenapa aku yang ikut sedih..? Atau aku menangis karena haru persahabatan dan rasa cinta mereka? Apakah aku juga akan memiliki happy ending seperti Asher nanti?'

____________________________
To Be Continue..

ECCEDENTESIAST

Hope you guys like it~♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hope you guys like it~♡

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang