Dia benar benar mengkhawatirkanku atau hanya tipuan untuk menjatuhkanku? -Eccedentesiast
Author POV
Sudah sekitar seminggu Azalea dan Asher semakin dekat. Beberapa kali saat pulang sekolah mereka akan duduk dicafe dan berbicara tentang kehidupan mereka. Azalea sudah mulai sedikit terbuka pada Asher. Berteman baik dengan oranglain tidak ada salahnya, pikirnya saat itu. Dan selama seminggu ini, keadaan sedikit demi sedikit berbalik. Rose mulai mendekatinya dan merasa sok akrab dengannya. Tapi masih tak lepas dari menjauhkan Azalea pada oranglain. Seolah meng-klaim bahwa Azalea hanya miliknya. Azalea tidak sudi di-klaim milik orang seperti Rose. Seseorang yang sudah menjatuhkannya lalu tiba tiba berniat mendekat padanya.
Azalea juga menjadi sedikit 'terkenal' karena kabar mulut pengakuan dia saat depresi saat itu. Sungguh, ia tidak mau ada oranglain yang tau tentang depresinya. Azalea hanya belum berani mengungkapkannya. Dia tidak suka ketika ada yang bertanya mengenai masalah depresinya.Tap..tap..
'Berjalan mengelilingi sekolahan saat jam kosong tidak buruk.. Aku jadi punya lebih banyak waktu untuk berpikir..'
Azalea terus berjalan dilorong kelas sambil memandang pepohonan disamping kirinya. Memperhatikan aktifitas murid lain yang sedang bermain bola, lompat tali, atau sekedar menjadi penonton. Sekilas ia melihat Rose yang sedang berdiri didekat tangga, Azalea langsung putar balik dan mempercepat langkahnya. Semoga tidak sadar, itulah pikirnya. Azalea benar benar tidak ingin berurusan dengan Rose dan kawannya lagi. Tidak, cukup saat itu saja. Saat yang membuat Azalea ketakutan menjadi pusat perhatian banyak orang.
"AZALEA LEE!"
Mendengar suara teriakan yang memanggil namanya, Azalea spontan berbalik. Karena dia tau, itu bukan suara Jisoo, Lisa, maupun Rose. Baru sekilas saat ia berbalik tiba tiba-
PLAK!
-sebuah tamparan keras mendarat dipipinya. Azalea terpaku, dengan tangan tangan kanan yang menyentuh pipi kanannya yang terasa perih, panas, dan sakit. Azalea dapat merasa kalau sudut bibirnya terluka dan berdarah. Pikirannya berkecamuk, keluarganya bahkan tidak pernah ada yang menamparnya. Bahkan memukulnya saat marah saja tidak. Tidak pernah, tapi Seongju dengan lancang menampar keras pipi Azalea. Membuat semua pandangan orang yang ada disana tertuju pada mereka.
"APA MAKSUDMU MEMPERMALUKAN SEPUPUKU DIKELASMU HUH!? KAU MAU CARI MUKA?? KENAPA KAU SANGAT TEGA MENYURUH ROSE DAN TEMANNYA BERLUTUT LALU MEMINTA MAAF PADAMU!!?"
Azalea terpaku, mencoba mencerna segala perkataan yang diucapkan Seongju. Apa katanya? Azalea menyuruh Rose, Lisa, dan Jisoo untuk berlutut dan meminta maaf padanya? Kapan Azalea meminta hal itu? Bisakah ada yang memberitahu Azalea kapan dia memintanya?
"S-Seongju! Sudah! Bukan dia! A-aku, Lisa, dan Jisoo yang memang m-meminta maaf padanya!!"
"DIAM, ROSE!! PEREMPUAN INI BENAR BENAR TIDAK PUNYA HARGA DIRI! YOU'RE REALLY A FU**ING B*TC*!!"
Selesai mengatakannya, Seongju langsung menarik helaian rambut hitam lurus Azalea dengan keras. Mengabaikan teriakan panik dari para siswa yang melihatnya, mengabaikan suruhan berhenti. Ia kembali melayangkan tamparan keras dipipi Azalea sebelum melepaskan jambakan keras itu. Bahkan beberapa helai rambut Azalea terlihat rontok. Gadis Lee itu langsung terduduk sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing. Mencoba menahan isakan dan menjaga keseimbangan tubuhnya. Seongju kembali menarik rambut Azalea dan memaksa gadis itu agar mendongak kearahnya. Baru ia akan melayangkan tamparan yang ketiga, sebuah teriakan menggema menghentikan perbuatannya.
"KAMU GADIS TIDAK TAU SOPAN SANTUN!!"
Sebuah tamparan mendarat tepat dipipi Seongju. Gadis itu langsung menutup mulutnya tak percaya dan mulai menangis. Kepala sekolah baru saja menamparnya.
"APA APAAN INI!!? KAU TIDAK TAU CERITA ASLINYA!" Teriakan Asher menggema keseluruh lorong. Ah, pamannya adalah kepala sekolah disini, jadi jelas dia bisa sampai disini.
"Ikut.saya.keruangan.Jung.Seongju." Ucap kepala sekolah dengan seluruh penekanan disetiap kata. Menggeret tubuh Seongju untuk ikut dengannya. Meninggalkan gerombolan murid yang mendatangi Azalea yang tengah meringkuk sambil menunduk dalam dan menangis. "Za.. M-maaf soal Seongju.. Aku.." Saat Rose ingin menjelaskan dan mencoba membantu Azalea berdiri, Azalea langsung memalingkan wajahnya. Tidak mau barang disentuh seujung jaripun.
"Pergi..pergi.. Biarkan aku sendiri.. Hiks.. Pergi!" Gumamnya secara terus menerus.
Asher lalu membuka jaketnya dan memakaikan-nya pada tubuh depan Azalea. Agar tidak ada murid yang dapat melihat wajah Azalea. "SEKARANG SEMUANYA BUBAR!" Teriaknya dengan lantang lalu berhasil membuat gerombolan itu bubar dalam beberapa detik.
Lelaki itu hanya sok peduli padamu, Za..
Didalam hati, dia sedang menertawakanmu, percayalah
Coba lihat wajahnya, apakah tampak khawatir? Wajahnya dingin bukan??
"Pergi! Kamu juga pergi! Tinggalkan aku sendirian!!"
"Wow, Azalea, kau tidak boleh sendirian sampai aku mengantar kerumahmu!"
"PERGI!!! TURUNKAN AKU! BIARKAN AKU MATI!! TIDAK ADA YANG MENG-KHAWATIRKAN DIRIKU! PERGI!! AAAHH!!"
*****
TOK!TOK!TOK!
"Ya? Siap- OH MY! AZALEA!!"
"AAGHHH!! PERGI! AKU TIDAK MAU MELIHAT KALIAN!! TINGGALKAN AKU SENDIRI! BIARKAN AKU MATI!!"
"Ceritanya panjang, apa kalian punya kamar tak terpakai!?" Potong Asher saat tak sengaja membaca pikiran Chana yang membukakan pintu. Mereka langsung membawa Azalea kekamar tamu karena kata Asher terlalu beresiko kalau Azalea berada dikamarnya.
"Aku tidak mau tidur! Aku hanya ingin mati!! Tidak bisakah kalian mengerti!?"
"Tenang, Za!! Kumohon! Berhentilah menangis!"
"Apa pedulimu!!? Tidak ada yang peduli padaku sekarang!! Bagaimana kalau kalian menyerah denganku dan biarkan aku mati!? Kenapa tidak ada--"
"KAMI PEDULI PADAMU, AZALEA!"
2 detik setelah Asher berteriak, Azalea terdiam. Membisu lalu menangis dengan deras. Kali ini tanpa teriakan, dan tanpa memberontak. Azalea hanya menangis terdiam dan mengeluarkan isakan isakan keras. Menyayat hati ketiga kakaknya yang ternyata sudah berkumpul didepan kamarnya. Perlahan Azalea mudur dari tempatnya dan duduk meringkuk dikasur disana. Kembali menangis dengan deras dan keras.
Lihat? Bahkan lelaki itu membentakmu
Semua kakakmu juga tidak mempedulikanmu, mereka hanya diam
Benar, mereka hanya diam melihatmu seperti orang gila sekarang
Mati saja sana
'Tidak.. mereka pasti peduli padaku.. Aku bisa melihat dari mata mereka..'
Azalea mendongak dan memberi tatapan yang tidak bisa diartikan pada semua orang disana. Asher yang telah tau isi hati Azalea menghela nafasnya pelan.
"Kami akan meninggalkanmu sendirian. Tenang ya.."
____________________________
To Be Continue..ECCEDENTESIAST
Hope you guys like it~♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Random"Apa kamu pernah mendengar tentang Eccedentesiast?" "Yang kutahu Eccedentesiast adalah seseorang yang selalu tersenyum walaupun senyumannya palsu." "Ya, tapi mereka yang Eccedentesiast lebih dari yang kau bayangkan. Mereka adalah orang orang yang...