Pagi hari ini keempat wanita sedang berjalan santai di taman komplek mereka. Mereka sengaja pagi hari karena jika siang cuacanya akan sangat panas dan mereka kasihan jika harus melihat Jisoo dan Rose kepanasan.
Dan yang membawa nereka kesini pun adalah Lisa. Dia yang mengusulkan dua ibu hamil itu untuk jalan-jalan pagi hari katanya jika mereka berolahraga akan menyehatkan tubuh dan bayinya pun akan sehat.
Mau tidak mau mereka menuruti apa kata Lisa jika tidak dituruti maka dia akan terus mengoceh tanpa berhenti.
"Kau kenapa?" tanya Jisoo yang melihat perilaku Lisa aneh, karena sedari tadi ia melihat Lisa seperti sedang mencari seseorang.
"Tidak tidak" jawab Lisa cepat.
"Sepertinya kau sedang mencari seseorang? Apa ada yang ingin kau temui disini?" tanya Jisoo lagi lalu Rose dan Jennie pun melihat kearah Lisa.
"Tidak. Tadi aku melihat ada seseorang yang sedang mengawasi kita" jelasnya.
Dahi Rose mengerut. "Mengawasi? Siapa? Dimana?" tanya Rose.
"Disana. Di dekat pohon itu, tadi aku melihat dia di balik situ tetapi waktu Jisoo menanyakan kepadaku aku kenapa dia langsung tidak ada waktu aku lihat lagi" Lisa menunjuk pohon yang tidak jauh dari tempat mereka itu lalu beralih menatap Jisoo.
"Penampilannya seperti apa? Apa dia pria atau wanita?" tanya Jennie dengan mata yang masih melihat kearah pohon yang ditunjuk Lisa tadi.
"Aku tidak tau tetapi dia memakai jubah hitam dan wajahnya pun tidak kelihatan" balasnya sambil menatap kearah yang Jennie tatap.
"Perasaanku tidak enak, lebih baik kita pulang sekarang saja kesian juga Jisoo dan Rose mungkin mereka sudah lelah" kata Jennie lalu membantu Jisoo jalan dan Lisa membantu Rose berjalan.
Selama mereka berjalan menuju rumah Jisoo mereka merasakan seperti ada yang mengikuti mereka, mereka mulai merasa cemas pasalnya sekarang mereka bersama dua wanita yang sedang mengandung bagaiaman jika kenapa-napa.
"Jalannya lebih cepat sedikit" ucap Jennie berbisik.
Mereka berempat mempercepat jalannya sesekali melirik ke belakang, ternyata di belakang mereka ada seorang wanita yang memakai topi, jaket dan juga masker mereka pun tidak bisa mengenali wajahnya.
"Siapa wanita itu?" tanya Rose.
"Jangan dulu bertanya lebih baik kita percepat jalannya karena sepertinya wanita itu mengikuti kita" kata Jennie semuanya pun mengangguk paham.
Jennie sengaja memberhentikan langkahnya dan benar wanita itu pun berhenti dan saat mereka berjalan lagi wanita itu pun jalan lagi. Sekarang mereka yakin bahwa benar wanita itu sedang mengikuti mereka.
"Kalian tunggu disini. Lisa jaga mereka berdua" kata Jennie.
"Kau mau kemana?" tanya Jisoo.
"Aku akan menghampiri wanita itu, sebenarnya apa maunya kenapa dia mengikuti kita" jawab Jennie.
"Hati-hati"
Jennie berbalik ke belakang dan menghampiri wnaita itu.
"Kenapa kau mengikuti kami?" tanya Jennie. Ketiga sahabatnya melihat Jennie tidak jauh dari mereka, mereka khawatir Jennie kenapa-napa karena mereka juga tidak tau wanita itu siapa jika dia berniat jahat bagaimana?.
Wanita itu dia dan tidak menjawab tetapi ia memberikan selembar amplop lalu wanita langsung pergi.
Jennie memandang amplop itu aneh, mengapa wanita itu kasih amplop kepadanya Jennie tidak memikirkan hal itu dan langsung menghampiri ketiga sahabatnya yang sudah menunggunya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Lisa.
"Aku tidak papa" jawab Jennie.
Mata Rose beralih kepada amplop yang di pegang Jennie. "Itu apa Jen?" tanyanya.
"Ini? Aku pun tidak tau, tadi wanita itu memberikanku ini. Sepertinya surat, kita buka di rumah Jisoo saja nanti" kata Jennie lalu mereka melanjutkan jalannya menuju rumah Jisoo.
---
"Sepertinya mereka sudah pulang. Lebih baik kita kebawah saja" ujar Jimin. Sekarang para suami itu sedang di rumah Jin tepatnya di lantai atas.
"Kalian kenapa? Kerala wajah kalyan terlihat seperti ketakutan?" tanya Jin.
Rose memberikan suratnya ke Jin lalh ia bacakan.
"MATI"
Tulisan itu di tulis dengan darah, darahnya pun terlihat seperti baru dan itu yang membuat mereka ketakutan.
Jin langsung melempar kertas itu dengan emosi begitupun dengan ketiga suami laninnya yang sama seperti Jin.
"Ini bagaimana? Aku takut" lirih Rose. Jimin yang ada di sebelehanya langsung memeluknya dari samping.
"Kau tidak perlu takut, aku ada disini. Ada mereka yang selalu di sampingmu. Jadi kau tidak usah pikirkan itu." Jimin mengusap punggung Rose dengan halus.
"Tapi tulisan itu, aku takut" ujar Rose.
"Hei lihat aku. Jangan takut aku ada disini, suami kamu" Rose menatap wajah Jimin.
"Sekarang jangan pikirkan itu lagi, bagaimana kalo kita makan saja. Para suami yang akan memasak dan kalian cukup diam saja disini" kata Jin. Mereka mengangguk bersama.
"Hyung aku tidak bisa memasak" ucap Taehyung.
"Tenang saja, ada aku" balas Jin.
Para suami sedang memasak. Sedangkan istri mereka sedang berada di ruang tamu.
"Jisoo eonnie jenis kelamin anakmu apa? Pria atau wanita?" tanya Lisa.
"Kalian maunya apa?" tanya Jisoo balik sambil mengusap perutnya yang besar.
"Aku sih apa saja yang penting sehat" kata Jennie.
"Iya juga sih. Jadi jenis kelaminnya apa?" tanya Rose.
"Wanita" jawab Jisoo.
"Wah beneran? Jadi gak sabar nunggu lahirannya, kira-kira kapan lahirannya?" tanya Lisa bersemangat.
"Kira-kira bulan depan. Kalian berdua cepetlah punya anak kayak aku sama Rose" jawab Jisoo lalu melihat Lisa dan Jennie.
"Aku belum siap" ucap Lisa dan Jennie barengan.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
'MYSTERY S2'
Horror'MYSTERY Season 2' Dicerita ini mereka masing-masing sudah menikah dan setelah satu tahun yang lalu mereka sudah menyelesaikan misinya tetapi 'mereka' datang lagi. Tidak sama. Ini berbeda dari yang waktu itu. Setiap harinya mereka mendapat teror, a...