5.Home

40 2 0
                                    

"Ada saatnya kau tertunduk sendiri di malam hari, teringat masa-masa yang telah kau lalui, bibirmu akan ter buka, tersenyum, dan tertawa. namun tanpa kau sadari matamu meneteskan air mata tanpa kau sadari dan menyadari bahwa semua tak lagi ada"

Perempuan paruh baya yang tengah berdiri menghadap jendela kini berpaling melihat anak satu-satunya yang baru pulang dari sekolah "vino kamu udah makan sayang?"

"Belum ma"

"Yaudah kamu ganti baju dlu trus turun makan"

"Iya ma"

Tidak perlu waktu lama vino berganti baju dan turun menemui ibunya

"Mama"

"Iya sayang"

"Apa mama masih marah dengan perginya ayah?"

Reta yang sedang mengambil lauk untuk vino kaget dengan pertanyaan vino yang tdk pernah dia duga.

"Mama ikhlas sayang"

"Harusnya nga gini caranya ma?"

"Biarlah, tidak apa-apa sayang, mungkin dia adalah kebahagiaan ayahmu"

"Tapi ma. Sergap vino.

"Tapi apa sayang,apa yang kamu kawatirkan?"

Vino membuang nafas pelan dengan ragu mengatakan "apa sebaiknya mama gugat cerai ayah secara hukum saja?"

Hampir saja piring dalam genggaman reta lepas ,retapun medekati anak satu2nya mengusap punggung vino mengingat masa itu membuatnya seperti bermimpi cepat atau lambat vino bisa merasakan pahitnya rasa penghianatan dan kehilangan.

"Vin ini bukan akhir dari segalanya, mama tidak akan memaksakan kehendak mama" jawab reta walaupun hatinya sendiri gerimis mengatakan itu pada vino.

Vino pun mengagguk dengan tatapan sendu menatap reta "vino janji ma vino akan menjaga mama dan tidak akan mengecewakan mama"

"Yasudah kamu makan dlu trus istirahat yah mama ke kamar dulu"

"Iya mama"

*Pov Reta (mama vino)
Kuhela nafas dan mengeluarkannya dengan pelan aku tidak ingin vino merasakan kekecewaan yang lebih seperti aku.

Vino ku kini telah tumbuh menjadi remaja tampan mestinya di saat usianya ini dia bisa menikmati masa kebersamaan dengan sosok ayah.

Kini diriku mencoba mengingat kembali kebersamaan yang dulu pernah ada bersama mas herdi suamiku, ayah dari anakku.

Tetapi tiba-tiba Mas herdi hilang bagai di telan bumi pergi meninggalkan aku dan vino demi perempuan yang ia temui saat itu.

Aku seperti daun yang gugur jatuh terhempas angin dan akupun harus kuat seperti karang di tengah hantaman ombak, tapi jujur saat itu aku merasa terhempas seperti perahu nelayan yang kandas di terjang badai lautan.

Aku berharap ini hanyalah mimpi tapi di saat aku bangun dari tidurku, aku tersadar kalo ini bukanlah mimpi, saat itu vino masih duduk di bangku SD kelas 3.

Pahit sangat pahit mengingat itu semua tapi Aku harus kuat menjalani ini, vino ku kini telah remaja aku tidak ingin membebani dia karena ini.

Masih terngiang di telinga ku saat vino mengatakan akan "menjagaku dan tidak akan mengecewakanku" bagaikan tetesan hujan di tengah musim kemarau, Menyegarkan hatiku

Tak terasa ada tetesan kecil di pipiku.
Ku peluk foto anak lelakiku yang mulai tumbuh remaja dengan penuh harapan dan kasih sayang.

***

Ditempat lain venia yang baru saja ingin tidur terganggu dengan getaran hp yang menadakan ada sebuah pesan
#whatsapp

08212114xxxx
Venia
Ven
P
P
Woyyy
P
Masih hidup nga lo
P
P

Venia cantik
Siapa sih lo ganggu tau ngak😒

08212114xxxx
Gue vino, cepet save nmr gue

Venia cantik
Malesss, ngapain lo Wa gue?

08212114xxxx
Besok gue cek hp lo kalo lo nga save nmr gue liat aja😏

Venia cantik
Ihhhh iyaiya nyebelin bgt sih😣
Dasar kulkas😤😤

Vino kulkas
Besok jangan telat gue jemput
Gue nga terima penolakan.

Venia cantik
Serahlo emang lo
tau gitu gue tinggal dimna?

Vino kulkas
Tau, Apartmen Sudirman
lantai 3 no 112
Sekarang lo tidur, Night🖤

Venia cantik
Eh kulkas lo tau darimana?
Woyy vino👿
P
P

"ck gila gila gila vino tau darimana apart gue hmm besok gue harus tanya bela dan tisa cuman mereka berdua yang tau apart gue"

Venia pun meghempaskan tubuhnya dan tidur karena besok ia harus cepat-cepat bangun menghindari vino.

PROMISE (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang