02.

2K 190 5
                                    

Sebelumnya aku ingin memberitahu;

Ryu tidak pernah membenci keputusannya dan apa yang ia jalani selama ini. Ia hanya pernah benci kenyataan bahwa dirinya tidak lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

Buktinya mereka belum percaya pada Ryu bahkan setelah bertahun-tahun melihat kegigihan gadis itu.

Tapi tetap ingat, Ryu sangat kerasa kepala.

Selamat membaca~

...
...
...
...
...

Aku memang sudah kebal dengan kalimat-kalimat yang menyatakan penundaan jadwal debutku-- lagi.

Namun jika kalian berpikir esok hari aku akan bersikap biasa, seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya, itu salah besar.

Tentu ada perubahan yang terjadi setelah kejadian kemarin malam. Tadi pagi setelah pulang dari gedung SM, aku tidak langsung tidur, tidak bisa.

Walau tubuhku lelah dan mataku berat, tetap saja tidak bisa tidur. Aku menjauh dari Lami, Ningning, dan Jungyeon Eonni yang berada satu kamar denganku.

Tiba-tiba saja aku ingin menjauh dari siapa pun, ingin sendiri. Duduk di salah satu sofa, di dorm kami yang tidak terlalu besar, dan hanya melamun di sana.

Entah pukul berapa aku tertidur, yang pasti aku bangun pukul delapan lebih di kamar. Hal pertama yang kulihat ketika membuka mata adalah seorang wanita berjas putih yang menatapku dingin.

Baiklah, dari tatapannya, aku tau sekarang sedang dalam masalah. Dia-- wanita itu adalah Dokter Ahn, dokter yang menangani kami para trainee ketika mengalami masalah kesehatan.

Bisa disimpulkan apa yang terjadi padaku? Punggung tangan kiriku sudah ditancapi benda yang sangat kubenci, dan badanku lemas.

Aku sakit. Oke ini tidak lucu, tapi hari ini aku harus pergi berlatih atau hari debutku akan semakin menjauh.

"Eonni--"

"Ryugi-ssi, ma'af, hari ini aku tidak bisa mendengarkan alasanmu. Kamu harus istirahat."

Aku tidak kaget dengan jawaban itu, sudah pasti Ahn Eonni akan menjawan demikian, dia pasti lelah, dan bosan.

Pada tahun ini, sudah terhitung empat kali dia harus merawatku dengan alasan sakit yang kurasa konyol. Masuk angin, kelelahan, dan stress berlebihan.

Dia bilang, aku butuh istirahat selama beberapa hari, tapi aku tidak pernah mendengarkannya. Hari berikutnya setelah dirawat, pasti aku akan kabur untuk mengikuti latihan.

Rekan traineeku sudah sering menegur, tapi aku hanya menulikan telinga. Aku hanya tidak ingin membuang waktu, setiap detik sangat berharga bagiku.

Yang ada di pikiranku adalah, SM ragu mendebutkan aku sebagai solo karena kemampuanku yang mungkin belum cukup memenuhi kriterianya. Karena itu aku berlatih lebih keras agar kemampuanku semakin berkembang.

Dokter Ahn melakukan pemeriksaan sekali lagi, ia berdecak setelah menyentuh kedua pipiku. Sepertinya badanku panas, aku sedikit merasa kedinginan sekarang.

"Kamu kenapa lagi?"

Tatapan Dokter Ahn berubah, tidak sedingin tadi. Kalau seperti ini, Dokter Ahn akan berubah peran. Dari dokter pribadi trainee menjadi pendengar curhatan para trainee.

Aku sering membagi masalah dengan Dokter Ahn, dia baik, pendengar yang baik, dan sering memberi masukkan untukku.

Saat aku sakit, dua tahun lalu, aku dirawat di rumah sakit sampai satu minggu. Tentu saja penyebabnya sama, aku shock karena berita penundaan debutku lagi.

Dear Dreams - 99 Days With Dream [SELESAI]✔  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang