U

28.6K 3.1K 325
                                    

Chanyeol memarkirkan skuter birunya di depan gerbang sekolah Baekhyun. Lalu, melepas helm yang ia gunakan. Hari ini Baekhyun memaksa pulang bersama, karena ia ingin ditemani membeli ice cream di salah satu kafe yang baru buka. Sebenarnya Chanyeol tahu, itu hanya alibi. Baekhyun ingin makan gratis sepuasnya. Itu tujuan yang sebenarnya.

Masih duduk dengan tenang di atas skuternya, Chanyeol tidak mempedulikan sama sekali siswa-siswi sekolah ini yang mulai berkeluaran. Ia menumpukan kaki kanan di atas paha kirinya. Masing-masing telinga, sengaja disumpal dengan earphone. Mata besar Chanyeol mengedar ke halaman sekolah, untuk mencari kekasih mungilnya yang menggemaskan.

Sepuluh menit ia berada di sana, Baekhyun belum juga keluar. Ia sesekali tanpa sengaja bertemu tatap dengan siswi-siswi yang menatapnya tertarik. Namun, Chanyeol mengabaikan. Dia hanya memuja Baekhyun. Ah, mungkin jika Chanyeol tidak bertemu dengan Baekhyun, Chanyeol akan menjadi aseksual seumur hidupnya.

Seseorang berhenti tepat di hadapannya. Chanyeol menoleh. Mendapati seorang pemuda berwajah kotak tengah tersenyum ke arahnya. Earphone yang ada di telinga, Chanyeol lepaskan.

"Kau kekasih Baekhyun, kan?" tanya pemuda itu.

Chanyeol mengangguk mengiyakan.

Pemuda itu mengulurkan tangannya, "Namaku Kim Jongdae. Aku teman sebangku kekasihmu."

"Ah," Chanyeol mengangguk lagi, dan membalas uluran tangan itu, "Park Chanyeol."

Ketika tautan tangan mereka lepas, Jongdae tertawa pelan, "Sepertinya kau harus menunggu sedikit lebih lama lagi. Baekhyun sedang dihukum sekarang."

Sebelah alis Chanyeol terangkat, "Dihukum? Kenapa?"

"Dia membuat kegaduhan di lorong sekolah. Kekasihmu itu aneh, kau tahu?" ujar Jongdae sambil tertawa lagi.

Chanyeol tersenyum tipis, "Aku tahu."

Chanyeol sangat sangat mengetahuinya. Baekhyun bisa datang tiba-tiba ke rumahnya dengan membawa segenggam ulat di tangan, lalu menyuruhnya untuk memberi Toben --anjing Chanyeol-- makan dengan ulat-ulat itu --yang tentu saja langsung ditolak dengan jijik--. Atau, pemuda manis itu bisa tiba-tiba tanpa sebab, berguling-guling di tanah tanpa mempedulikan bajunya yang akan kotor. Ah iya, tentu saja, Baekhyun kan penganut "Berani kotor itu baik".

Mungkin, orang-orang yang sudah melihat tingkah gila kekasihnya, mulai mempertanyakan kenapa Chanyeol mau menjadi kekasih Baekhyun. Chanyeol yang notabenenya tampan, pintar, dan tentu saja berperilaku normal.

Tapi, untuk Chanyeol sendiri, tingkah aneh Baekhyun yang membuatnya tampak lebih menarik. Chanyeol butuh keabnormalan Baekhyun, untuk membuat hidup membosankan miliknya menjadi lebih berwarna.

Ketika melihat Baekhyun keluar dari pintu sekolah dengan wajah cemberut, Chanyeol langsung berdiri. Membuat Jongdae harus mundur selangkah dengan bibir membulat takjub, karena melihat tinggi Chanyeol yang melebihinya.

Dahi Chanyeol mengerut melihat kedua kaki Baekhyun tidak mengenakan apapun. Sepatunya dijinjing dengan tangan.

"Chanyeollie~" raut cemberut itu menghilang. Tangan berjemari lentik tersebut melambai sambil melebarkan langkah.

"Kenapa kau tidak pakai sepatumu? Kakimu bisa terluka," ujar Chanyeol sebal.

Baekhyun hanya tertawa. Sebelah tangan yang tadi melambai, digenggam lembut oleh Chanyeol. Menariknya untuk semakin mendekat, lalu mendorong pelan agar Baekhyun duduk di atas skuter miliknya.

"Duduk dengan tenang," ujar Chanyeol. Ia mengambil sepatu yang Baekhyun jinjing, lalu berjongkok. Telapak kaki Baekhyun, ia bersihkan dengan tangan. Setelah itu, memasangkan kaos kakinya.

"Ehem!" Jongdae sungguh tidak menyangka sama sekali, bahwa Baekhyun sangat sangat dimanja oleh kekasihnya seperti ini.

"Eoh? Kau sedang apa di sini, Jongdae?" tanya Baekhyun yang baru menyadari keberadaan teman dekatnya tersebut.

Kedua bahu Jongdae terangkat, "Hanya menemani kekasihmu sebentar," dan Jongdae sadar sekali, siswi-siswi yang masih berada di sekitarnya, tengah menatap Baekhyun dengan sangat iri.

Siapapun pasti ingin memiliki kekasih sesempurna Park Chanyeol.

"Yeollie," jemari Baekhyun menepuk pelan pucuk kepala Chanyeol, "Dia Jongdae," tunjuk Baekhyun ke temannya.

Jongdae memutar bola matanya bosan.

"Iya, kami sudah berkenalan," jawab Chanyeol sambil menyimpul tali sepatu Baekhyun.

"Oh, ya sudah," gumam puppy itu pelan. Kedua matanya melirik Jongdae, "Kenapa kau masih di sini?"

Sontak Jongdae menatapnya tak percaya, "Yak! Kau mengusirku?!"

"Pulang sana, Jongdae. Nanti Ibumu mencari."

"Yak! Byun Baekhyun!" seru Jongdae semakin kesal, "Chanyeol! Lihat kekasihmu ini!" tunjuknya tak terima.

Chanyeol menepuk-nepuk kedua tangannya yang sudah selesai memasang kembali sepatu Baekhyun ke kaki pemuda itu. Lalu, kembali berdiri, "Jangan seperti itu, Baby. Mungkin Jongdae ingin menginap di sekolah, makanya dia tidak pulang."

"Yak!" Jongdae berseru lagi, "Aish! Sudahlah! Pergi sana kalian!"

"Memang kami mau pergi. Wlek," Baekhyun menjulurkan lidahnya mengejek. Membuat Jongdae geram ingin sekali menempeleng kepala itu.

Kalau saja tidak ada kekasih Baekhyun, mungkin perbuatan tadi sudah ia lakukan.

Baekhyun memakai helm yang Chanyeol beri. Lalu, memundurkan tubuhnya agar Chanyeol bisa duduk di depan.

"Kami pergi duluan Jongdae," pamit Baekhyun. Ia melambai, "Besok akan ku bawakan laba-laba."

"Yak! Aku tidak butuh laba-laba bodohmu!"

"Dadah Jongdae~"

"YAK!"

TititBesarChanyeol.

WEIRD [ChanBaek] [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang