F

19.8K 2.5K 300
                                    

Chanyeol tersenyum ramah kepada guru-guru yang memberi selamat padanya. Hari kelulusan telah tiba. Ia diberi buket bunga karena masuk kedalam tiga besar pemilik nilai tertinggi di sekolah. Walau bukan pemegang juara pertama, namun untuk Chanyeol ini sudah lebih dari cukup.

Pemuda kelebihan tinggi itu melambai bahagia pada Ibunya yang asik memfoto dirinya dari tempat duduk yang disediakan. Raut haru terlihat jelas di wajah lembut tersebut. Kedua matanya berkaca-kaca, tak menyangka bahwa waktu bergulir sangatlah cepat hingga anak bungsunya telah lulus sekolah menengah atas sekarang.

Chanyeol telah tumbuh menjadi pemuda tampan yang sungguh memesona. Tidak ada lagi Chanyeol gembul yang senang bermain dengan anak tikus. Pemikirannya pun sudah jauh lebih dewasa. Ibu Park tidak siap untuk ditinggal kuliah oleh anak lagi. Dia tidak tahu, perguruan tinggi mana yang Chanyeol pilih karena si bungsu tersebut masih merahasiakannya.

Chanyeol turun dari panggung, dan langsung menghampiri sang Ibu. Lalu, memberi pelukan hangat kepada wanita paruh baya tersebut.

"Selamat atas kelulusanmu, Chanyeol-ah. Dan selamat atas nilaimu juga," ujar Ibu Park bangga.

"Terima kasih, Bu."

Suasana haru memenuhi ruangan itu. Semua orang bergembira atas kelulusan mereka. Lalu, mereka yang baru saja lulus ini, segera keluar untuk mengambil foto satu angkatan, dan diikuti dengan suasana heboh kembali.

"Chanyeol, selamat!" Jongin memeluk tubuh itu dengan bangga. Tidak salah ia berteman dengan Chanyeol. Setidaknya, peringkat nilai si Caplang ini bisa membuat derajatnya sebagai teman ikutan naik.

Lalu, ucapan selamat diikuti oleh Sehun, dan Kyungsoo. Kemudian, teman-teman sekelas dan teman satu ekskul.

Tidak lupa, mereka berempat mengambil foto bersama sebagai kenang-kenangan. Selepas itu, Chanyeol mulai diburu oleh para gadis untuk berfoto bersama.

Ibu Park hanya menggeleng pelan melihat kepopuleran anak bungsunya itu. Si tinggi tersebut juga mendapat hadiah-hadiah lain dari para penggemarnya. Ibu Park menutuskan untuk membantu memegangkan hadiah-hadiah tersebut. Dan yang tak mereka kira adalah...

"YEOLLIEE~"

Suara melengking itu sontak menarik perhatian semua orang. Ibu Park tertawa. Chanyeol menghela napas ketika melihat Baekhyun berlari ke arahnya. Tubuh sintal itu tertutupi oleh jubah kelulusan. Kedua tangannya heboh membawa buket bunga besar dan penghargaan.

Chanyeol membuka kedua tangannya, dan langsung menangkap tubuh itu ketika Baekhyun melompat ke arahnya.

"Selamat atas kelulusanmu!" serunya senang, "Ini hadiah!" Buket bunga yang berada di tangan kanan, diulurkan.

Chanyeol mengambilnya dengan bibir tersenyum lebar, "Terima kasih, Sayang."

Baekhyun tertawa menggemaskan.

Ibu Park ikut tersenyum ketika melihat itu. Tubuhnya disenggol pelan. Ia menoleh dan mendapati Ibu Byun berdiri di sampingnya.

"Anakmu tampan sekali."

"Iya. Tapi, aku lebih suka pada anak manis yang menggemaskan seperti Baekhyun."

"Oh. Ambil saja. Aku lebih ingin memiliki Chanyeol yang normal dari pada Baekhyun yang tidak waras itu."

Dan kedua Ibu tersebut tertawa.

"Baby, sepertinya ini milikmu," Chanyeol mengerjap saat melihat nama Baekhyun tercantum di buket bunga yang dihadiahkan untuknya tadi.

"Memang. Tapi, aku tidak butuh. Jadi, untukmu saja."

Pelipis Chanyeol berkedut pelan. Menahan diri untuk tidak mengumpati kekasihnya ini.

"Oh, kau mendapat penghargaan lagi?" Kedua mata besar Chanyeol tertuju pada penghargaan yang masih Baekhyun pegang.

Kepala bermahkotakan rambut halus itu mengangguk, "Iya. Dari pemerintah setempat karena nilaiku sempurna."

"Kekasihku hebat sekali."

Pipi gembil Baekhyun merona merah muda. Sebelah tangannya memukul pundak Chanyeol pelan, "Yeollie jangan berkata seperti itu. Aku kan jadi malu."

Chanyeol terkekeh. Dua buket bunga, ia peluk dengan lengan kanan. Jemari kiri menyampirkan helai rambut Baekhyun ke belakang telinga. Baekhyun tampak cantik sekali hari ini.

Ibu Byun mendengus pelan melihat raut malu-malu milik anak bungsunya. Malu-malu menjijikan kalau kata Ibu Byun.

Para gadis heboh melihat interaksi tersebut. Apalagi ketika menyadari, bahwa pemuda yang tadi sempat melompat ke pelukkan Chanyeol itu adalah orang yang sama dengan si penyusup yang sempat dicium Chanyeol di kantin, hingga membuat si tinggi tersebut mendapat hukuman dari guru karena melakukan tindakan asusila di depan umum.

"Selamat atas kelulusanmu juga, Baby. Oh, dan nilaimu tentu saja. Aku bangga sekali," ujar Chanyeol dan mengecup pucuk kepala itu dengan sayang.

Baekhyun menggesekkan hidungnya di dada Chanyeol. Hanya sekilas, karena Chanyeol langsung menghentikan perbuatan itu.

"Kau akan merusak riasan wajahmu," ujarnya memberi tahu.

"Ya sudah, ayo berfoto~" ajak Baekhyun dengan manja.

"Oh, iya! Cepat berpose. Ibu yang akan mengambil gambarnya," ujar Ibu Byun. Ia mengeluarkan kamera yang memang ia bawa untuk memotret Baekhyun di sekolah anak itu tadi.

Chanyeol segera merangkul bahu Baekhyun dengan tangan yang tidak memeluk buket bunga. Mereka berdua tersenyum lebar. Hal yang Chanyeol syukuri hingga saat ini adalah, Baekhyun yang selalu tampak normal di depan kamera. Anak ini selalu ingin terlihat bagus, itulah kenapa dia tidak pernah berulah aneh jika akan berfoto.

"Menggemaskan sekali~" goda Chanyeol lagi pada Baekhyun ketika mereka selesai difoto.

Baekhyun kembali bersikap malu-malu manja dengan rona merah di pipi.

Chanyeol terkekeh, "Baiklah. Karena nilaimu sempurna, kau ingin apa?"

Sebelah tangan Baekhyun mampir di dada Chanyeol. Jemari lentiknya bergerak abstrak di sana, "Yeollie~" gumamnya manja.

Chanyeol mencoba untuk tersenyum, "Aku tidak akan mengabulkannya kalau kau meminta harimau."

Kepala itu menggeleng dengan lucu, "Bukan itu~"

"Dan aku juga tidak akan mengabulkannya kalau kau meminta komodo," ujar Chanyeol lagi.

"Bukan itu juga~"

"Lalu?" tanya Chanyeol was-was.

Baekhyun menatapnya dengan berbinar. Chanyeol yakin sekali, apa yang akan diucapkan oleh Baekhyun pasti akan membuatnya mengusap dada karena prihatin pada diri sendiri.

"Aku ingin Unta! Aku ingin menaiki Unta milikku sendiri!"

Tuh kan.

"Yang lain, Baek. Yang lain. Kau tidak ingin makan sesuatu?"

"Baiklah, yang lain saja."

Chanyeol mengembuskan napas lega. Lalu, menggenggam tangan Baekhyun lembut.

"Ayo kita beternak Kelomang!"

"...."

TititBesarChanyeol.

WEIRD [ChanBaek] [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang