"Sasuke?" Naruto terkejut ketika tiba-tiba saja Sasuke berubah menjadi kucing. Dia bisa melihat ekspresi Sasuke yang kembali bersedih dengan mengatupkan telinganya. Merasa tidak tega akhirnya Naruto membawa Sasuke kedalam pelukannya.
"Nyaw..."
"Kenapa, Sasuke? Aku tidak mengerti bahasa kucing."
"Aku kehabisan energi nyaw.."
"Hm?" satu alis Naruto terangkat. "Apa maksudmu?"
"Kemampuanku dalam merubah wujud terbatas nyaw. Jika aku kehabisan energi Yokai, aku berubah kembali menjadi kucing nyaw."
"Souka." Naruto manggut-manggut tanda mengerti. "Tidak apa. Nanti kau juga akan terbiasa. Memang sekarang berapa usiamu?"
"71 nyaw."
Naruto tersenyum. Dia memposisikan Sasuke agar bersantai digendongan tangan kirinya sementara tangan kanannya mengelus bulu di kepala dan tubuh Sasuke. Kemudian dia kembali berjalan lagi.
"Kau masih muda. Masih banyak waktu untukmu belajar. Aku sudah 432 tahun."
"Nyaw?" Sasuke menatap Naruto dengan kepala miring ke kanan.
"Ada apa?" tanya Naruto yang tidak mengerti dengan ucapan Sasuke.
"Tua sekali nyaw." jawab Sasuke santai seraya mulai melakukan kebiasaan kucingnya. Menjilati tangan berbulunya.
Naruto berhenti berjalan. Apa Itachi tidak pernah mengajari adiknya tentang sopan santun berbicara? Tidakkah Sasuke berpikir bahwa ucapannya tadi menyinggung perasaan Naruto? Sialan! Berani sekali kucing ini.
"Oops!" Sasuke kembali menatap Naruto. Kali ini dia sadar, dia sudah melakukan kesalahan lagi. Kenapa akhir-akhir ini mulutnya jadi susah dikontrol begini, sih?
"Gomen nyaw."
Naruto memutar matanya bosan. Dasar kucing! "Tidak apa. Memangnya kau tidak tau berapa usia kakakmu?"
Sasuke terdiam. Dia sudah bersama sang kakak sejak pertama kali dia menghirup udara. Tapi dia tidak pernah sekalipun menanyakan berapa usia kakaknya itu. Karena tidak tau, akhirnya Sasuke menggeleng.
"Kau saudaranya. Dan kau tidak tau berapa usia kakakmu sendiri?"
"Jangan menghakimiku nyaw! Dia sudah hidup lebih lama dariku. Jadi wajar saja jika aku tidak tau berapa usianya."
Naruto memutar bola matanya lagi. "Kau itu ternyata penuh dengan alasan."
"Nyaw?!"
"Sudahlah! Sekarang kita harus kemana?"
Sasuke terdiam sejenak. Sebenarnya dia jengkel dan ingin meninggalkan pangeran rubah ini sendirian. Dia bahkan tidak peduli jika nanti pangeran rubah ini akan tersesat. Tapi Sasuke masih punya perasaan. Dan perasaannya itu lembut, selembut bulunya. Itulah sebab dia memilih untuk tetap diam di gendongan pangeran rubah.
"Kiri."
"Kiri." Naruto mengulangi ucapan Sasuke dan melanjutkan perjalanan.
Memang sedikit menyebalkan. Setelah pertengkaran masalah hal sepele tadi, seketika mulai sejak itu juga tidak ada perbincangan yang terjadi diantara Naruto dan Sasuke. Perjalanan mereka terasa hening. Mereka hanya bicara ketika Naruto bertanya di persimpangan dan kemudian Sasuke akan menjawabnya dengan singkat dan jelas. Benar-benar tidak ada perbincangan yang berarti.
Sekitar 15 menit berjalan dalam keheningan, akhirnya Naruto dan Sasuke sampai di sebuah dinding yang sangat tinggi. Dinding itu tampak membatasi sebuah bangunan yang sangat luas. Bisa Naruto tebak, pasti ini istana daerah timur.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOKAI (NARUSASU)
FanfictionIni adalah kisah hubungan antara dua Yokai yang berbeda. Berawal dari sebuah perjanjian untuk menyatukan dua kerajaan didalam perdamaian. Dan perjanjian itu sudah merubah takdir seorang Yokai.