Tujuh

4.5K 404 44
                                    

Naruto membuka pintu di depannya. Bisa mereka lihat, ruangan itu sangat luas dan dipenuhi energi damai.

"Ini tempat yang bagus, 'kan?"

Sasuke memandang Naruto. "Ung!" Kemudian mengangguk. Ntah kenapa sekarang rasanya dia takut jika ingin membuka mulutnya. Jika sampai dia mengeluarkan eongan, dia harus bersiap untuk dicium oleh Naruto.

Lagi-lagi Naruto menggandeng Sasuke. Dia membawa Sasuke memasuki sebuah ruangan khusus, tempat yang akan Naruto rencanakan untuk melatih Sasuke mengendalikan energi Yokainya.

"Duduklah di sini, Sasuke!" Naruto memerintahkan Sasuke untuk duduk di sebuah batu besar yang dikelilingi oleh air.

"Bersikaplah tenang dan kumpulkan energi Yokaimu sebanyak mungkin."

"Ung!"

Sasuke melakukan apa yang Naruto perintahkan. Dia duduk diam di atas batu dan mulai mengumpulkan energi Yokainya. Dirasa energi Yokainya sudah banyak terkumpul, dia mulai turun dari batu dan menghampiri Naruto dengan percaya diri. Dia merasa bangga sudah menjalankan perintah Naruto.

"Naruto nyaaa—Mph!" Sasuke buru-buru menutup mulutnya sebelum dia benar-benar mengeong. Tapi terlambat, Naruto sudah mendengarnya.

Dengan senyum misterius, Naruto menggerakkan tangannya sebagai isyarat agar Sasuke mendekat. Seketika Sasuke merasakan firasat buruk. Tapi dia tetap berjalan mendekati Naruto.

Setelah Sasuke sudah cukup dekat dengannya, Naruto memeluk pinggang pemuda manis itu. Dengan lembut dia berkata, "Kau tau kesalahanmu, 'kan?"

"Aku tidak terbiasa nyaw—Mnh?!"

Keputusan Sasuke untuk membela diri ternyata salah. Tetap saja Sasuke tak bisa menghilangkan eongannya. Bukan maksud Naruto untuk menyuruh Sasuke menghilangkan eongannya, Naruto hanya meminta Sasuke untuk bicara normal. Tanpa mencampurkan bahasa kucingnya ketika Sasuke berada di wujud manusianya.

Kali ini Naruto tidak terlalu memaksakan ciumannya. Dia hanya mencium Sasuke sebentar, tapi terkesan lumayan dalam. Meskipun hanya begitu, dapat dia lihat wajah Sasuke yang sudah memerah. Lucu sekali.

"Kau tak bisa bicara tanpa memasukkan eonganmu di dalam ucapanmu, hm?" tanya Naruto setelah melepaskan ciumannya.

"..."

"Hahhhh...." Naruto menghela nafas lelah. "Ikuti aku!"

"??"

"Ucapkan 'Na Ru To', itu saja. Tanpa eongan. Kau bisa?"

"Na... Nnn... Nar...."

"Na."

"Nna."

"Ru."

"Rru."

"To."

"To."

"Naruto."

"Na.. ruto."

Naruto tersenyum senang. Sasuke mulai bisa diajari. Sedikitnya itu membuat Naruto bangga. Dia ingin kelak Sasuke menjadi permaisurinya yang bijak. Yang mampu mengatur kerajaan dengan tata bahasa yang baik dan benar. Tentu dia juga akan mengajari tentang kerajaan ini kepada Sasuke. Karena kedepannya dialah yang akan memimpin kerajaan ini, bersama dengan Sasuke dan orang kepercayaannya. Jadi dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika Sasuke hanya bisa mengeong saja kelak.

"Sekarang aku akan mengajarimu pengendalian energi yokai."

"Ung!" Sasuke mengangguk semangat.

"Baiklah. Menurutku ini cukup mudah. Kau pasti sudah tau dasarnya bahwa untuk merubah wujud, entah itu dari wujud yokai ke manusia, ataupun wujud manusia ke yokai, kau hanya perlu fokus membayangkan bentuk perubahanmu. Jadi sekarang, aku mau kau menggandakan tingkat fokus mu untuk mengubah tangan imut ini, menjadi tangan manusia." Naruto menjelaskan panjang lebar.

YOKAI (NARUSASU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang