8.1K 1K 22
                                    

Pertemuan

Selasa, 19:24 pm

Demi apapun, Seokmin capek sekaligus bosan. Daritadi dia ditarik papa-nya kesana kemari, dikenalin ke temen-temen papa-nya satu persatu. Terus sebagai kesopanan, Seokmin senyum terus sambil sesekali bungkuk kan ya, nah itu bikin capek beneran. Sehabis dikenalin ke sana-sini, Seokmin ditinggal gitu aja, sedangkan papa-nya gak tau kemana, mending gue tidur di rumah kalo gini jadinya, batinnya kesel.

Oh ya, Seokmin sama papanya-Jo lagi hadirin pertemuan kolega bisnis papanya di ballroom salah satu hotel. Biasa yang temenin papanya itu Wonwoo, tapi dia lagi gak bisa karena ada kejaran skripsi, jadilah Seokmin yang ditarik.

Kenapa kok bisa Wonwoo sama Seokmin yang ditarik? Papanya itu donatur salah satu rumah sakit besar, otomatis yang hadir direktur rumah sakit, dokter, dan teman-temannya. Nah yang belajar kedokteran kan cuma Wonwoo sama Seokmin, makanya mereka ditarik buat hadir, biar kalau ada pembicaraan tentang kedokteran, mereka gak bengong doang.

Sekarang Seokmin lagi nyari tempat duduk sehabis ambil segelas jus, haus dia tuh habis keliling, terus dia nemu kursi kosong dekat meja prasmanan, langsung aja dia ke sana.

Di meja itu ada dua orang yang keliatannya lagi ngobrol gitu, tapi pas Seokmin dateng, salah satunya pergi, jadilah sisa satu cowok dengan turtle-neck hitam dibalut jas abu-abu bergaris putih. Kesan pertama Seokmin sama dia itu, manis, apalagi poni-nya diturunin.

Baru aja Seokmin duduk, dia udah nyapa, "Halo." terus senyum, yang sekali lagi manis di mata Seokmin.

"Hai," Seokmin ngangkat tangannya bentar, sejujurnya dia ngerasa awkward.

"Kamu pasti anaknya om Jonathan, ya?" cowok itu nanya.

Seokmin agak kaget dia tau, "E-eh iya, kok tau?" secara Seokmin kan baru pertama kali nemenin papanya ke acara ini.

"Tadi sempet liat kamu sama om di pintu masuk," cowok itu jawab. Seokmin ngangguk-ngangguk tanda paham.

"Kamu baru pertama kali ikut juga, kan?" orang itu nanya lagi, dan bikin Seokmin kaget lagi.

"Kok kamu bisa tau?"

"Yang biasa temenin papamu itu William kan? Aku sama William sering ngobrol setiap pertemuan, dan sekarang kamu yang di sini, bukan William," cowok itu senyum.

"Oh begitu, iya soalnya Koh Willy lagi ngejar skripsian katanya, makanya aku yang ditarik papa ikut acara ini," Seokmin usap-usap leher belakangnya sambil nyengir.

Sekarang giliran dia yang ngangguk-ngangguk, "Jadi nama kamu siapa?"

Seokmin langsung tegak terus ngulurin tangannya buat ngajak salaman, "Kenalin, aku Stevan Rafael, anak keempat dari enam bersaudara sekaligus mahasiswa kedokteran semester lima, kamu?" Seokmin tersenyum.

Cowok itu ngejabat uluran tangan Seokmin, "Aku Joshua Christian, anak tunggal sekaligus dokter residen di Rumah Sakit Sinar Berlian, salam kenal ya," cowok yang kenalin diri sebagai Joshua itu senyum lagi.

Mereka masih ngejabat tangan sampe ada yang berdeham, "Ekhm." terus mereka refleks lepasin jabatan tangannya lalu noleh ke arah suara.

"Ci Bian?!"

"E-eh Bianca?"

"Hai Van, hai Shua," yang berdeham tadi ternyata cewek.

"Ci Bian kok bisa ada di sini?" Seokmin nanya cewek yang dipanggil Bianca itu.

Cewek itu senyum, "Ya bisalah, mamaku kan donatur juga."

"Kalian saling kenal?" ini Joshua yang nanya.

WIDIANTARA | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang