Dekat
•
•Jum'at, 05.34 pm
Gara-gara latihan buat lomba, Jun sama Myungho jadi sering pulang bareng. Mereka juga jadi lebih deket dibanding sebelum-sebelumnya. Kayak sekarang ini, pas yang lain udah pulang, di studio cuma sisa mereka berdua.
"Gue lupa nanya, lombanya tanggal berapa sih? Gue cuma tau kita punya waktu dua bulan waktu itu," Jun lagi tiduran di studio, sedangkan Myungho duduk di sebelahnya sambil selonjorin kaki.
"Tanggal 16, hari Jum'at," Myungho ngambil tali kain di sebelahnya terus mulai dilipat. Tali itu tuh properti mereka buat nari nanti, dan koreografi mereka jadi yang paling susah karena satu-satunya yang pakai properti. Hal itu juga yang buat mereka sering pulang terakhir karena mereka biasa latihan tambahan.
Jun bangun, "Tiga minggu lagi, dong?"
Myungho ngangguk, "Makanya kita harus cepet selesain bagian akhir terus tinggal kompakin."
"Kita pasti bisa kok," Jun senyum ke arah Myungho sambil acakin rambut Myungho.
Jun berdiri, "Yuk pulang." dia nyodorin tangannya ke Myungho, dan disambut.
Mereka jalan bareng ke tempat taruh tas, ngambil tas masing-masing terus mulai jalan keluar. By the way mereka udah bilas badan tadi pas selesai latihan, terus mereka mutusin buat duduk bentar di studio.
"Siniin talinya biar gue yang balikkin ke ruang properti," Myungho ngasi properti mereka sama kunci ruangan ke Jun. Terus Jun jalan keluar duluan dan mulai buka pintu ruang properti. Sedangkan Myungho matiin lampu studio terus keluar dari sana baru kunci pintu dan nyusulin Jun ke ruang properti.
Myungho gak masuk ke ruang properti, dia nungguin di luar. Gak lama kemudian, Jun keluar sambil nenteng tasnya, "Udah, yuk." dia ngunci pintu ruang properti terus kembaliin kuncinya ke Myungho.
Setelah terima kunci dari Jun, mereka jalan bareng ke parkiran yang gak jauh dari studio. Pas sampe di parkiran, mereka ngerogoh kunci motor masing-masing. Iya, mereka pulang bareng tapi gak semotor, arah rumah mereka searah. Biasanya Jun nganterin Myungho yang rumahnya sampe duluan, baru habis itu dia pulang.
Jun ngambil helm-nya, "Malvin."
Malvin yang lagi make helm, noleh, "Iya?"
"Mau makan dulu ngga?" Jun make helm-nya sendiri terus naik ke motornya.
"Boleh, mau makan di mana?" Myungho naik ke motornya sendiri terus tancapin kunci.
Jun nyalain motornya, "Gue punya tempat langganan, tapi tempatnya di tepi jalan gitu, gak papa?"
Myungho ngangguk sambil senyum, "Gak papa kok, lo yang bawa jalan ya." dia nyalain motor vespa-nya terus nungguin Jun jalan.
"Oke," Jun senyum ke Myungho terus nutup kaca helm-nya dan jalan duluan.
Pas di tengah jalan, Jun sesekali lihat ke spion buat ngecek Myungho, takut ketinggalan, untungnya motor Myungho ngekor terus dan gak jauh dari motornya.
Sepuluh menit kemudian, Jun berhenti di depan sebuah ruko tepi jalan. Tempat makannya ini di halaman depan ruko kosong, pake tenda gitu. Biarpun begitu, tempatnya rame karena emang enak makanannya, harganya ramah di kantong, sama tempatnya yang bersih.
Setelah markirin motor mereka di samping depan tempat makannya, Jun sama Myungho jalan ke arah tenda, terus nyari tempat duduk kosong. Untungnya masih ada yang kosong, biarpun sore itu rame.
KAMU SEDANG MEMBACA
WIDIANTARA | SVT
Fiksi PenggemarWidiantara bersaudara itu, udah males kalau ditanyain atau dibilang kayak: • Sean "Situ kakaknya? Kirain bapaknya," • William & Jillian "Kalian kembar? Kok gak mirip?" • Stevan "Lo gak kelihatan kayak mahasiswa kedokteran," • Hansel "Kirain lo gak b...