Berantem
•
•Jum'at, 11:24 am
Jihoon, Hansol, sama Chan lagi di salah satu cafe deket kampus, kebetulan kelas mereka selesenya barengan, jadilah mereka Quality Time antar saudara, sekaligus melepas penat karena kuliah katanya mah.
Ponsel mereka gak ada di atas meja, gak ada di saku juga, adanya di tas, yang mana tas mereka ditaruh di bawah meja semua, jadi kalau mau ambil ponselnya, ribet. Mereka selalu gitu sih kalau ngumpul, mau sama saudara atau temen, ponsel mereka pasti di tas. Kalau ada yang letakkin ponselnya di atas meja, diingetin.
Sekarang mereka lagi cerita-cerita, mulai dari masalah perkuliahan, sampai cerita yang gak penting. Sampai akhirnya ada kumpulan perempuan yang masuk ke dalam cafe, itu narik perhatian semua pengunjung termasuk Widiantara Bersaudara. Gimana gak narik perhatian kalau mereka datengnya rame-rame sekitaran lima-enam orang, terus pakaiannya juga shining shimmering splendid gitu, kayak habis dari pemotretan.
"Eh, itu bukannya Ci Abel?" Chan micingin matanya ke arah sekumpulan perempuan itu.
Jihoon sama Hansol juga langsung noleh ke arah sana sehabis Chan bilang gitu.
"Mau nyapa, gak?" Hansol nanya.
Jihoon ngegeleng, "Gak usah, kita juga baru beberapa kali ketemu dia, gak akrab banget, nanti dikira sksd lagi." Jadi Abel emang udah beberapa kali ke rumah, kadang dateng sendiri, kadang bareng sama Seungcheol. Dan dia gak pernah absen buat bawa sesuatu tiap ke rumah, entah itu makanan, atau sekadar souvenir kecil yang gak tau juga dari mana.
Hansol sama Chan ngangguk, nurutin kata kokoh mereka. Mereka bertiga mutusin buat pulang, baru aja mau berdiri, tapi perkataan dari meja tempat perempuan tadi kumpul itu bikin mereka duduk lagi dan masang telinga baik-baik.
"Eh gimana kabar kamu sama si Sean Sean itu?" tanya salah satu perempuan yang rambutnya diombre warna merah.
Gimana mereka gak duduk lagi coba, wong ada Abel-cewek yang deket sama kokoh mereka dan nama kokoh mereka disebut.
"Lancar-lancar aja kok, dia baik sama aku, adek-adeknya juga lumayan lah, biarpun ada yang langsung nunjukkin kalo dia gak suka sama aku," Abel senyum tipis.
Sini ngomong depan muka gue sama Willy, Jihoon ngebatin, tau kalau yang dimaksud Abel itu dia sama kembarannya, si Wonwoo.
Btw, mereka duduk agak jauh dari meja itu, tapi masih bisa denger percakapannya kok. Abel duduk ngebelakangin mereka, jadi Jihoon, Hansol, sama Chan gak ketauan deh, karena temen-temen Abel gak kenal mereka juga kan.
"Aku denger kamu deketin dia cuma karena mau balas dendam, ya?" temennya yang lain nanya.
Jadilah Jihoon, Hansol, sama Chan makin tajemin pendengeran mereka, mau tau jawaban Abel.
Abel ngegeleng, trio bersaudara itu menghela napas lega pas liat itu.
"Bukan cuma balas dendam sih, aku mau ngancurin keluarga mereka juga sebagai balasan atas apa yang papa mereka buat ke mama-ku dulu," dan setiap kata yang keluar dari mulut Abel didenger jelas banget sama mereka, buat mereka kaget dan perlahan mulai emosi.
Mukanya Jihoon, Hansol, sama Chan udah nampakkin ekspresi marah banget. Rasanya pengen mereka samperin Abel dan temen-temennya itu kalau gak inget mereka lagi di tempat umum.
Temennya Abel yang rambut ombre merah ngomong lagi, "Aku paham gimana rasanya jadi kamu, kalau aku di posisi kamu pun aku bakal ngelakuin hal yang sama, bahkan mungkin lebih buruk."
Jihoon ngepalin kedua tangannya di bawah meja, "bangsat." dia ngomong itu pake suara kecil banget. Gak cuma Jihoon, Hansol sama Chan pun berusaha ngeredam emosi mereka masing-masing.
Jihoon berdiri dari tempat duduknya dan gak sengaja bikin kursinya jatuh, terus itu narik nyaris sebagian pengunjung, termasuk kumpulan perempuan itu.
Abel yang ikut noleh sehabis liat temen-temennya mandangin ke suatu arah, jelas kaget, nemuin tiga orang yang sangat dia kenali, ada di dekat dia dan berkemungkinan denger perkataan dia, gitu pikir Abel.
Jihoon ngeliat tepat ke meja tempat Abel, dengan wajah yang merah-nahan emosi, dia mulai jalan ke arah meja itu. Dan pergerakan Jihoon jelas bikin Hansol sama Chan ikut berdiri, was-was sama apa yang bakal dilakuin kokoh mereka.
Pas sampe di meja Abel dan temen-temennya, Jihoon natap Abel dengan tajam, dan itu bikin Abel ngerasa agak takut.
"Jauhin. Keluarga. Saya. Atau hidup Anda tidak akan tenang," Jihoon ngomong itu dengan tegas.
"Kamu itu lebih muda, sopan-"
"Saya tidak mau berlaku sopan kepada perempuan yang ingin menghancurkan keluarga saya, terlebih kakak saya. Ngomong-ngomong saya sebenarnya sudah sopan, buktinya saya bicara sama Anda menggunakan bahasa semi-formal, kalau gak sopan, daritadi saya sudah bangsat-in Anda, pakai lo-gue dan semacamnya," Jihoon tegasin kata bangsat pas ngomong tadi.
Dan itu tentu aja bikin Abel tersinggung. Abel langsung berdiri terus berniat buat nampar muka Jihoon, Jihoon juga udah nutup mata-siap buat terima tamparan itu, tapi setelah beberapa saat, gak ada yang terjadi.
Jihoon buka matanya, ternyata, Abel kepalin tangannya di udara, nahan buat gak nampar Jihoon, terus dia menghela napas, "Fine, saya akan menjauhi keluarga kamu." dia nurunin tangannya, terus dia senyum tipis.
"Bagus kalau gitu. Terima kasih sudah mau menjauh, dan maaf kalau perkataan maupun tindakan saya pernah menyinggung Anda. Saya permisi," Jihoon langsung keluar dari cafe, di belakang dia Hansol sama Chan nyusul setelah bayar pesanan mereka dan Hansol yang bawain tas Jihoon.
Mereka berdua sama sekali gak noleh atau ngelirik sedikit pun pas lewatin Abel sama temen-temennya. Abel langsung terduduk pas Widiantara bersaudara keluar dari cafe. Dan temen-temennya langsung coba buat tenangin Abel dan ngajak dia pulang, secara mereka lagi di tempat umum, terus berantem dan narik perhatian banyak orang, jadi itu cukup buat bikin mereka malu.
Dan Jihoon, dia pulang dengan rasa kecewa yang lebih didominasi sama rasa marah. Pokoknya dia harus kasi tau Seungcheol tentang hal ini, terlepas Seungcheol mau percaya sama dia apa enggak.
•
•
•
━━━I'm back! Dengan konflik :D
Aku mau bilang makasih ya yang udah nungguin, yang baca, apalagi yang vote sama komen, bersyukur cerita ini dibaca :")Maaf ya kalau ini terkesan drama :"D oh iya, jangan benci Abel dulu ya, she have her own reason for did that. Jugaaa, jangan kesel sama Jihoon karena udah kayak gitu, dia juga punya alasan kenapa begitu. Akan ada penjelasannya nanti ;)
Maaf juga kalau ada typo, dan aku up malem malem :"D ohya maaf lagi karena chapter kali ini pendek, hehe
Next chapter bakal ada berantem pt.2 :) so see ya!~
KAMU SEDANG MEMBACA
WIDIANTARA | SVT
FanfictionWidiantara bersaudara itu, udah males kalau ditanyain atau dibilang kayak: • Sean "Situ kakaknya? Kirain bapaknya," • William & Jillian "Kalian kembar? Kok gak mirip?" • Stevan "Lo gak kelihatan kayak mahasiswa kedokteran," • Hansel "Kirain lo gak b...