四十四

4.4K 705 78
                                    

Ngomong

Friday, 05.26 pm

Seungcheol baru keluar dari kantornya, bersiap buat pulang. Pas dia jalan, masih ada beberapa karyawan lembur yang nyapa dia, tentu aja dibales senyum. Dia turun ke basemen terus ngebunyiin mobilnya, setelah dapet, dia masuk ke dalam mobil, naruh tasnya di kursi belakang, terus nyalain mesin dan ngendarain mobilnya keluar dari area perusahaan.

Dia ngebawa mobilnya ke salah satu resto di jalan ke rumahnya. Dia hari ini punya janji sama seseorang. Setelah sampai, Seungcheol ngemarkirin mobilnya di tempat yang disediakan. Dia turun dari mobil, terus langsung masuk ke dalam resto. Pas udah di dalem, dia nyari keberadaan seseorang yang katanya udah sampai duluan sebelum dia.

Ternyata, seseorang itu duduk di meja yang agak pojok, mungkin karena mereka bakal bahas sesuatu, jadi pria itu memutuskan duduk di situ. Seungcheol jalan ke meja itu dengan senyum yang terpatri di wajahnya, terus duduk di depan orang itu.

"Hai, udah nunggu lama?"

Orang itu ngegeleng, "Baru beberapa menit kok. Mau pesen?"

Seungcheol ngangguk dan langsung manggil pelayan. Pelayan itu jalan ke meja mereka dan mulai nyatet pesanan mereka, setelah itu pelayannya pergi.

"Jerry,"

"Ya?" Jeonghan gugup.

"Aku mau ngomong," Seungcheol ngebasahin bibirnya, kalau ditanya dia gugup apa nggak, jawabannya gugup.

"Ya sekarang juga lagi ngomong kan?" Jeonghan berusaha cairin suasana, tapi ya gagal.

Seungcheol ngusap tengkuknya, "Ga gitu-"

"Permisi, ini pesanannya," Pelayan yang nganter makanan nyela omongan Seungcheol.

Jeonghan senyum, "Terima kasih."

Jeonghan ngeliat ke Seungcheol, "Jadi, apa yang mau kamu omongin?"

"Makan aja dulu," Seungcheol ngomong kayak gitu sambil siapin peralatan makanannya terus mulai makan.

Jeonghan yang ngeliat itu cuma bisa senyum tipis, terus ikut makan. Gak butuh waktu lama buat mereka nyelesein makanan masing-masing dalam diam.

Seungcheol minum terus ngomong, "Jadi, aku mau ngomong tentang kita."

Jeonghan ngelap mulutnya pakai tisu, "Kenapa?"

"Aku mau kamu beneran jadi pasanganku, bukan cuma kepura-puraan semata," Seungcheol ngomong dengan tegas.

Jujur aja, perkataan Seungcheol barusan, benar-benar bikin Jeonghan kaget, dia gak nyangka Seungcheol bakal ngomong tentang hal itu. Sayangnya, biarpun kaget, Jeonghan pinter nyembunyiin ekspresinya.

Dia ngomong dengan kalem, "Maksudmu?"

"Aku mau, kamu dan aku, jadi kita yang sebenarnya, gak ada pura-pura lagi," Seungcheol nekenin kata kita.

Jeonghan senyum tipis, "Kenapa tiba-tiba?"

"Karena udah saatnya aku punya pasangan beneran di umurku yang udah matang. Aku gak bisa main-main," jelas Seungcheol.

"Bukan karena tekanan orang sekitarmu?" Jeonghan senyum pas Seungcheol diem.

"Oke, itu salah satu alasannya-"

"Kalau gitu, aku bakal anggep aku gak denger apa yang kamu omongin tadi," Jeonghan motong perkataan Seungcheol.

"Perasaanku bisa muncul seiring waktu kita ngejalanin ini," Seungcheol jelas tau maksud dari Jeonghan.

WIDIANTARA | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang