二十八

6K 897 170
                                    

After Effect

Minggu, 09.43 am

"Jill?"

"Jilly,"

"Woi!"

"JILLY!"

Jihoon tersentak, "APA?"

Wonwoo mendelik, "Kenapa sih lo? Melamun terus kerjaannya sehabis dari rumah tante."

"Gapapa," Jihoon meluk bantalnya, dia lagi duduk di kasurnya, sedangkan Wonwoo duduk di kasurnya sendiri, ngehadap Jihoon.

"Gipipi, halah kayak cewek aja lo," ejek Wonwoo.

"Ya orang emang gapapa kok. Emang salah kalau gue melamun?"

Wonwoo muterin bola matanya males, "Ya gak salah, cuma aneh aja lo ngelamun terus sehabis acara kemarin, padahal sebelum acara lo biasa aja."

Wonwoo sebenarnya tahu apa alasan yang membuat kembarannya melamun seperti itu, tentu saja dia tahu salah satu orang yang kemarin hadir di pesta ulang tahun oma mereka berpengaruh besar terhadap Jihoon. Tapi, dia tidak mau bertanya sebelum Jihoon menceritakannya sendiri, dan Wonwoo yakin Jihoon pasti akan cerita padanya.

"Lo tau kan kemarin-"

"Apa? Kak Calvin dateng? Ya taulah," potong Wonwoo.

Jihoon menatap Wonwoo tajam, lalu tatapannya kembali melunak, "Kita ngobrol di taman."

"Gue juga tau itu," ucap Wonwoo santai.

Mata Jihoon melebar, "Kok lo tau?!"

"Gue sempet ke dapur buat nyariin lo, terus Stevan bilang kalau lo sama Kak Calvin lagi ngobrol di taman belakang. Gue yang asing sama kata ngobrol niat mau nyusulin lo ke sana, eh baru aja gue mau nyusul, lo udah masuk duluan terus langsung balik bantu tante Lia. Mungkin orang lain ngeliat lo biasa aja, tapi sebagai kembaran lo gue tau obrolan kalian gak berjalan baik dilihat dari ekspresi dan tingkah laku lo," jelas Wonwoo panjang lebar sambil beberapa kali menekankan kata obrol.

Jihoon menghela napas, "Sejelas itu ya gue?"

"Ya bagi orang sih samar, tapi bagi kembaran yang udah ngabisin waktu bareng dari rahim, gue bisa liat perubahan lo sehabis ngomong sama Kak Calvin,"

Jihoon meluk bantalnya makin erat, "Dia bilang dia kangen." tatapan Jihoon mengarah ke ujung kasur.

"Dia udah punya tunangan, Jill," peringat Wonwoo.

"Gue tau, gue bahkan bilang langsung ke dia, dan dia bilang dia udah putus," Jihoon mainin sarung bantalnya.

"Dan lo percaya?" tanya Wonwoo.

Jihoon noleh bentar ke Wonwoo, "Awalnya," terus dia nunduk, "sampai gue liat benda di jari manisnya."

"Gue juga liat," Wonwoo menambahi.

Jihoon muterin bola matanya malas, "Yaudah gue bilang masih ada saksinya di jari manis dia, terus gue pergi dari situ."

"Udah jelas kan lo harus jauhin punya orang?" tanya Wonwoo lagi.

WIDIANTARA | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang