14

602 18 0
                                    

Jeremy di buat bingung dengan Renata dari pagi segala asupan untuk tubuhnya di kendalikan Renata memang sikap penuh perhatian istrinya itu demi kesembuhannya tetapi ini malah membuat dirinya seperti sedang sakit sekarat sampai-sampai dipantau begini.

"Ayo di makan,kenapa hanya dilihat saja?" Renata duduk dihadapan Jeremy yang berbaring bosan.

"Tidak mau aku belum lapar" Jeremy masih tidak bergeming

"Cepat makan kau ini bagaimana nanti dingin ,lagi pula dokter bilang pola makan mu juga harus teratur supaya cepat sembuh itu saja,,"Renata melipat tangannya bernada menyuruh.

"Aku belum mau jangan paksa terus, aku sudah menuruti makanan yang kau atur dari tadi,,sudahlah keluar sana.. " gertak Jeremy tidak tahan.

"Baiklah kalau kau tidak mau terserah sajalah" Jeremy fikir Renata akan beranjak tetepi malah duduk santai memangku buku di depannya,

"Kenapa masih di sini,,?"

"Ini kamar ku memang kenapa,,?"

"Tapi ini apartemenku,," ucapnya bernada mengejek

"Terserah punya siapa aku tidak mau keluar,,"Renata bersikeras,sebenarnya dia hanya ingin memastikan agar Jeremy menghabiskan bubur yang dihidangkannya,sedangkan bagi Jeremy terlalu lama berada satu ruangan dengan Renata adalah hal menyebalkan saat ini

"Lalu apa maumu Renattta" Jeremy menjambak rambutnya sendiri dengan kesal.

"Aku mau bubur ini segera habis,,se ka,,rang!

Akhirnya ia terpaksa menghabiskan bubur yang di hidangkan Renata,istrinya pun hanya tersenyum geli melihatnya meski dengan raut geram yang justru menggemaskan karena akhirnya menurutinya.bagi Renata yang paling penting buburnya sudah habis .

sudah dua hari penuh Renata fokus dengan kesembuhan Jeremy Risa yang masih menginap hanya cengar-cengir melihat tingkah Renata yang sangat posesif kepada Jeremy ,meski dengan keterpaksaan Jeremy tidak bisa mengelak banyak,terlebih masih ada Risa yang menginap.

***

Hari-hari berlalu Renata dan Jeremy menjalani kehidupan rumah tangganya. Terkadang mereka tidur terpisah namun jika Risa datang menginap mereka kembali tidur sekamar , Risa memang kadang sengaja sering mengunjungi atau menginap di apartemen pasangan kesayangannya,meski mereka sekamar tanpa melakukan hubungan suami istri tak di pungkiri kekerasan kepala Jeremy sedikit bisa diatasi Renata karena terbiasa berkomunikasi secara langsung pernah satu kali Renata hanya ingin mengganti seprei hitam menjadi bunga-bunga pink dan suaminya itu tidak mau motif dan warna nya terlalu perempuan hanya karena itu Jeremy marah mug yang tidak jauh dari tempat tidur di pecahkannya tanpa sengaja serpihan itu melukai tanagn Renata Jeremy yang sadar langsung menarik pergelangan Renata lalu mendudukannya di kasur  dengan telaten dan pelan mengobati luka Renata, betapa tempramennya laki laki ini berfikir bahwa banyak hal bisa dia selesaikan dengan kekerasan tapi di sisi lain dia memiliki sifat lembut dan bertanggung jawab andai saja Jeremy tidak begitu saja menyerah pada keadaan terdahulu yang membentuknya menjadi begitu keras dan dingin dalam hidupnya mungkin dia bisa lebih menikmati hidup dan banyak tersenyum.

"Mungkin kau butuh dream catcher" kata Renata pada Jeremy yang sedang duduk diatas karpet bulu hangat sambil bersandar pada dipan tempat tidur mereka memunngungi Renata yang setengah berbaring di atas tempat tidur.
"Untuk apa benda semacam itu?"
"Kau selalu tidur mengiggau tidak jelas seperti mau menangis"
Jeremy terdiam beberapa detik sebeljm menjawab seperti sedang menyiapkan diri untuk megupas sisi lain dirinya.
"Aku merindukan ayahku sangat merindukan nya" wajah yang biasa selalu mengeras berubah sendu.
"Tapi bukannya,,,"
Renata menggantung perkataannya takut menyinggung hati Jeremy yang dia tahu ayahnya adalah seorang penjudi ,meninggalkan banyak hutang sampai akhirnya dipenjara  sama seperti yang di ceritakan Risa saat ia pulang dari rumah sakit Renata penasaran dengan sosok ayah mertuanya itu .
"Tidak Renata "sesaat Jeremy memandang ke arah Renata seolah membantah apa yang sedang di dalam fikirkannya"dia ayah yang terbaik  terbaik di dunia, dia suka berjudi sampai usahanya bangkrut dan memiliki hutang di mana-mana, menipu koleganya.tetapi itu semua untuk membiyayai sekolahku dan ibu saat itu harus masuk Rumah sakit agar ginjalnya bisa segera di operasi dia harus mendapatkan uang banyak dengan terpaksa melakukan semua cara kotor itu.."

Baru kali ini membuka cerita ini seperti setiap merangakai puzzle Renata terus mendengarkan setiap detil kisah hidup seorang Jeremy yang ternyata cukup membuat hati Renata mencelos membayangkan Jeremy mengalami hal yang tak terduga ini .Renata rasa pria yang seringakali terlihat seperti batu itu  sedang berada di titik lelah akan kesedihannya sendiri meski rasanya begitu mengagetkan Jeremy bertubuh kekar pekerja keras juga sifat dinginnya terlihat rapuh di depannya sekarang,sekuat apapun manusia ketika masalahnya terkait keluarga memang menjadi salah satu titik lemah manusia itu batin Renata ,dia pun merasa harus membiarkan Jeremy berbagi kesedihan dengannya mungkin saja ini akan membantu mengurangi beban hatinya.

"Itu semua dia lakukan hanya untuk kami keluarganya ,ayah juga bersikeras jangan pernah memberi tahu ibu yang sebenarnya atau aku tidak akan pernah di anggap anaknya lagi, bepura-pura kasar di depan ibu,mendorongku ,
menamparku agar ibu semakin membenci  ayah alasannya supaya ibu dengan mudah merelakan dirinya di penjara"

Renata tidak bisa berkata banyak meski kaget dengan penuturan suaminya ia hanya ingin menjadi pendengar yang baik laki-laki ini sedang memperlihatkan sudut lain dari dirinya yang selama ini tidak pernah terlihat oleh siapapun,kesedihan dan kerinduan yang menggulung di sela bicaranyapun sekarang Jeremy terlihat menahan sesak didadanya ,sesak semacam menahan rasa emosional yang terpendam selama ini ,Renata tidak yakin tetapi tangannya sangat ingin menyentuh pundak yang sedang naik turun itu menandakan Jeremy sedang menangis pelan tanpa suara,benar si kekar ini sedang menangis tangan yang terulur hampir menyentuh pundak Jeremy mengantung di udara lalu ditariknya lagi karena ragu tetapi dengan keyakinannya  yang lain datang lagi dia pun menyentuh pundak itu terus menepuk-nepuk pelan sampai tangis tak bersuara itu mulai mereda.

Jeremy tidak bisa mengendalikan sisi melankolisnya biasanya sekuat tenaga Jeremy akan menahan apa yang selama ini dia pendam, tidak ada rasa malu saat Renata menyaksikan dirinya menangis seperti ini.

My Husband Mr Cold (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang