31

180 8 2
                                    


langit mendung bersamaan titik gerimis yang mulai berdatangan menambah suasana melankolis pagi ini.sementara itu di sebuah kamar yang cukup luas dan nyaman biasanya tetap terata rapih meski penghuninya pria seperti Jeremy tidak pernah mengabaikan tatanannya ,lain dengan pagi ini ada beberapa botol tergeletak juga gelas yang pecah selimut dan pakaian yang tidak pada tempatnya ,dirinyapun masi menggunakan stelan kemeja kerja yang lusuh tak sempat di ganti sibuk menghabiskan malam dengan rokok juga minuman alkohonya

perpaduan kegemaran pria dewasa pada umumnya,tapi sudah lama sekali Jeremy tidak menyentuhnya kali ini pengecualian ,
apa yang dilihatnya kemarin adalah penyebab besarnya reaksinya saat melihat Renata dengan lelaki lain ternyata bisa sampai begini ,rasanya ingin berteriak marah ,dadanya pun terasa sesak .

"Perempuan sama saja kalian penghianat!" Jeremy menggeram marah , namun setelahnya senyuman misterius muncul.

_______________________________________

Jam menunjukan pukul lima sore.
Senja kota hari ini begitu nyaman di pandang mata Renata menghadap cahaya oranye di depannya dari lantai dua kamarnya sinar matahari yang akan pulang ke peraduan masuk menembus kaca jendela , semua terasa mulai berat , bebannya kini bukan hanya tanggungan rindu yang entah mengapa semakin besar, sudah seminggu ini wajah suaminya datang dimimpi dan tersenyum hangat,Renata sudah menduganya akan sulit jika hatinya sudah terpaut dengan seseorang ,apalagi pria itu, bagaimanapun Jeremy masih sah suaminya ,Renata melirik benda pipih yang terletak di nakas ,bahkan Jeremy tak mengirim sebaris pesanpun kepadanya,Dalam hatinya bertanya-tanya inikah akhirnya meskipun harus berpisah setidaknya mereka berpisah dengan baik-baik ,

Rencana selanjutnya mungkin Menyusun kata perkata untuk ibunya meskipun tidak tega ,Renata tidak bisa berbohong terlalu lama lagi bahwa pernikahannya tidak seperti apa yang di harapkan ibunya .

Sedan hitam masuk dan parkir di halaman depannya awalnya tidak yakin dengan kepemilikan kendaraan itu tapi plat nya sudah dapat dikenali itu milik siapa.

Kacamata hitam dan kemeja putih itu sudah cukup membuat penampilan Jeremy membuat dada Renata tak bisa bohong masih sangat menyukai sisi manapun bagian dari Jeremy

Langkah santainya langsung di sambut mertua yaitu ibu Renata seolah tak ada beban,dan sekarang senyum itu mengarah pada Renata senyuman yang berbeda ada kilatan yang sulit di baca,kuku jari Renata memutih karena cengkramannya kuat pada sofa sebab gugup.

Detik ini dirinya masih di buat bingung dengan kedatangan Jeremy yang tiba-tiba ,harusnya ini menjadi awal yang baik mungkin suaminya ingin memulai semua dari awal dengan normal atau hanya akan meneruskan pernikahan palsunya,entahlah Renata belum bisa paham.

Kebingunan yang terasa semakin bertambah ,sikap ramah yang tadi di tunjukan telah menghilang saat mereka di dalam mobil Jeremy hanya diam tanpa kata sedikitpun Renata sudah berusaha mengajak bicara namun nihil tak ada sahutan yang keluar dari sosok di sebelahnya yang menjadi sangat dingin. .

Di bawah Fly over tiba-tiba Jeremy menepikan mobilnya.

"turun!'' seru Jeremy dengan wajah datar,Renata menkerutkan dahinya tak mengerti maksud Jeremy harusnya mereka berhenti di tujuan awal yaitu Apartemen seperti pembicaraan di depan Ibu Renata tadi,tapi ini masih jauh.

"kenapa kita turun di sini??"

''kubilang turun sekarang,jangan membantah''jawab Jeremy dengan tegas

''iya tapi kenapa,aku tidak mengerti ,sedari tadi kau diam seperti orang bisu dan sekarang menyuruhku turun di sini,maksudnya apa?''

"turuti saja apa yang aku katakan,aku masih suami mu ingat kan?,turun di sini kamu pulang sendiri ke apartemen'' Renata menyipitkan matanya mencari jawaban keanehan sikap Jeremy yang semakin menyebalkan , pria ini memang dingin dan angkuh,tetapi tidak separah sekarang.

"Jerry aku tidak mengerti apa tujuanmu sudah kubilang kan , jika seperti ini yang kita jalani ,akan lebih baik kita berpisah,aku sudah lelah Jerr kumohon"pinta Renata berfikir jika dirinya mencintai seseorang mungkin akan lebih baik melepaskannya Sekarang di banding harus saling menyakiti hanya akan menodai perasaan cinta itu sendiri

Sedangkan Jeremy tertawa mendengar pernyataan istrinya seolah hanya lelucon,emosinya malah terasa semakin terdorong Renata tanpa rasa bersalahnya ingin mengakhiri semuanya dengan mudah ,Jeremy berfikir setidaknya perempuan memiliki rasa kasihan padanya setelah melawan luka-luka masalalu yang masih membekas ,sekarang semakin bertambah dengan penghianatan lagi , harusnya Renata bisa sedikit saja tau ini semua menyakitkan,

"jangan lagi istriku , aku juga sudah cukup muak, kamu fikir setelah semua yang terjadi kamu akan pergi begitu saja tanpa bertanggung jawab dan tak ada rasa bersalah, kamu harus membayar semuanya" telunjuk Jeremy mengarahkan pada Pundak Renata,dan perkataan Jeremy semakin membuat kepala Renata pusing dengan memegangi kepala dengan kedua tangannya .

"kau gila,bertanggung jawab atas apa? Mengapa harus merasa bersalah jangan membuat kerumitan Jerr" pungkas Renata mencoba meredam emosi yang mulai datang.''apa hanya karena aku meminta kamu jujur pada perasaanmu sendiri kamu menjadi begini,apa aku salah hanya meminta kejelasan hubungan kita??"

Cinta?,Jeremy masih tak bisa menerima itu benar cinta ,diakuinya rasa gelisah,cemburu, dan rindu itu masih saja menghantuinya dan saat Renata mempertanyakan ini hati menjadi seperti beku kembali

"diam! Keluar sekarang , jangan tanya apapun,tanya saja pada dirimu sendiri",Jeremy membanting pintu mobilnya dan sekarang sudah menarik paksa Renata keluar dari mobilnya,

"dan ingat jangan coba kabur dari Apartemen,atau aku akan memberitahu Ibumu semuanya tentang pernikahan ini dari awal,anak baik harus jadi penurut jika tidak dampaknya akan sangat buruk,paham!"

Mobil melaju dengan cepat meninggalkan Renata dengan air mata di pelupuk matanya hingga membuat buram pandangannya.hatinya begitu sedih dengan sikap Jeremy yang bukan hanya sulit di cerna tapi juga ada banyak kemarahan kekecewaan di matanya , mengapa begitu pedih cinta ini batinnya , ingin berhenti mencintai tapi tetap sulit dan tak logis,ternyata Jeremy datang Kembali bukan untuk memulai lagi semuanya dengan baik melainkan menyiksa hati dan perasaanya semakin nyata.

haii apa kabarnya?? semoga kalian dalam keadaan sehat ,dan yang lagi kurang sehat semoga lekas sembuh ,maap ya aku hiatus lama banget,, kira-kira cerita ini lanjut jangan, masih adakah yang tunggu part selanjutnya ?
Votenya jangan lupa ya biar tambah semangat akunya👍
terimakasih yang sudah setia nunggu part selanjutnya 🤗

My Husband Mr Cold (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang