19

555 20 0
                                    

"Apa maumu?"

"Soal apa jer?"

"Tidak perlu banyak alasan,kenapa Risa harus menginap lagi di sini kudengar itu ajakan mu kan ?"

Renata berjalan santai ke kasur empuknya dimana disana juga Jeremy mereka kembali sekamar karena risa yang akan menginap untuk seminggu otomatis mereka harus berpura-pura semua normal di depan risa.

"Lalu apa salahnya?,dia baru saja menyelesaikan banyak tugas kuliahnya dia bisa merefreshkan pikiran disini"

Jeremy semakin menajamkan tatapannya pada renata yang bersikap biasa,bagaimana sekarang ,dia sudah berminggu-minggu menghindari istrinya ini tapi sekarang harus kembali berdekatan apalagi harus sekamar ketakutan yang jeremy hindari adalah berhenti menginginkan renata.

Harus diakaui keuntungan tidur bersama dengan renata adalah menghilangnya mimpi-mimpi sedih yang kerap kali menyambangi alam tidurnya mengenai kerinduan pada papanya juga hal menyakitkan yang dialaminya di masa lampau .

"Kita akan tidur bersama untuk beberapa hari dan aku tidak suka seruangan dengan mu kau tahu itu dan jangan coba cari ulah lagi!" Tutup jeremy tidur membelakangi renata"

Semua manusia berhak menerima cinta dan kasih jer,,termasuk dirimu sendiri jangan terus menolak dan menyakiti dirimu sendiri.

Renata memandangi setiap lekuk wajah jeremy dia menahan diri untuk tidak menyentuh wajah tampan itu .

Semoga bukan fantasi suatu saat bukan hanya bisa menyentuh dengan bebas tapi benar-benar bisa dia miliki sampai kehatinya batin renata.

----

"Ris mau kemana hari ini?"

"Oh aku ada janji dengan teman, rumahnya tak jauh dari sini kak?

Jeremy,renata dan risa sedang sarapan bersama

"Kalian mau berangkat bersama??"tanya risa melihat pasangan suami istri di depan nya sudah berpakaian rapih .

Dengan cepat kilat renata langsung menjawab "iya kami akan pergi berangkat bersama" jeremy yang sedang mengunyah sandwichnya langsung melirik kepada renata dengan tatapan seolah tidak menyetujui maksud renata.

Jeremy seperti manusia bisu seringkali saat mereka berdua renatalah yang lebih banyak mengoceh atau bersuara . Renata yang kali ini bisa semobil dengan jeremy dengan santai mendengarkan lagu sambil bernyanyi kecil untuk mengecoh kebungkaman jeremy, jeremy tersenyum kecil mendengar renata bernyanyi mengikuti alunan lagu tetapi hanya bagian ujungnya saja karena kurang hapal.

"Apa itu?" Jeremy menujuk totebag kecil di jok belakang

"Oh ini,, ya bekal untuk mu"

"Tidak usah bersusah payah untuk membuat sarapanku aku bisa membeli dari luar"

"Kenapa?,aku tahu maksudmu bukannya aku berlaku seperti istri sungguhan mu tapi setidaknya saat nanti aku punya rumah tangga yang nyata aku akan terbiasa"

Mendengar perkataan renata wajah jeremy memang datar tetapi dalam dadanya ada rasa terbakar saat memahami maksud renata.

Rumah tangga yang nyata..

Renata masih saja berulah seolah menggoda jeremy dengan pembahasan ini dia juga ingin tahu seberapa jauh jeremy tidak perduli padanya.

"Menjadi istri yang baik ,memiliki anak-anak yang lucu "

"Anak-anak,,?

"Iya anak-anaku ,suami yang selalu menunggu masakanku saling memandang dengan kasih"

"Kau sudah memiliki,orang itu?calon suamimu?"

"Ya ada mungkin tapi sepertinya dia ragu,meski begitu aku akan cari dia yang tulus mencintaiku yang akan menjadi suami ku selamanya"

"Hentikan!!"

"Kenapa,aku hanya bercerita"

Jeremy terpancing emosinya naik tatkala membayangkan renata menjadi istri orang lain entah kenapa dadanya seperti tertusuk sembilu hanya dengan membayangkannya saja.

"Sudah ,aku tidak mau membahas ini" refleks tangannya mencengkram stir dengan kuat seolah ingin mencekik orang yang nantinya menjadi suami renata.
Sementara Renata tidak tahu apakah jeremy merasa cemburu atau memang tidak suka dengan pembahasan ini dia ingat betul seberapa jeremy tidak suka saat dia membahas saling mencintai saat itu jeremy juga menaikan nada bicaranya.
.
.
.

"Kau datang pagi sekali ren ada apa?"
Joe yang baru datang di cafe heran tak biasanya renata datang sangat pagi saat cafe belum buka seperti ini.

"Ah tidak ,hanya ingin membereskan beberapa dokumen saja"kilah renata tidak mungkin juga dia cukup malu jika harus jujur dia datang sepagi ini hanya karena ingin berangkat bersama dengan jeremy .

"Emm joe,,"

"Ya kenapa apa ada masalah?" Joe langsung mendekat pada renata yang sedang duduk di sofa kecil ,joe tidak mau terlewatkan masalah apa saja yang di hadapi gadis berambut coklat di depannya ini.

"Aku tidak paham ,tapi sekarang aku mulai memiliki perasaan padanya,"
Joe paham dengan maksud renata karena renata sering berkeluh hanya kepadanya jadi joe langsung tau siapa yang renata maksud si suami dinginnya itu.

"Tapi apa tidak terlalu cepat kau tahu sendiri ren ,bagaimana sikapnya dan juga dia punya wanita lain apa tidak sebaiknya kau menahan diri" joe bertanya sungguh-sungguh seolah ingin masuk kedalam sorot mata renata mencari kebenaran yang dirasakan renata .

"Ya ini terlalu rumit aku tahu bagaiman jeremy dan pernikahan ini aku sudah pernah melawan perasaanku tapi sia-sia saja" banyak keraguan saat dia memutuskan ini tapi renata hanya ingin mendapatkan perasaanya terbalas.

Joe serius masih menatap dalam pada dua netra mata Renata berharap semua ini bohong dia tidak mau renata hanya akan mendapatkan duka dari perasaannya sendiri.

"Sudah kuputuskan aku akan berusaha mendapatkan ruang dihatinya aku bisa melihat dalam dirinya joe dia membohongi orang lain sebenarnya sikapnya tidak sejalan dengan apa yang ada di hatinya aku yakin"

Joe tersenyum miring seakan meragukan ,

"Sejauh yang aku lihat Jeremy tetaplah jeremy,jangan menyusahkan dirimu sendiri renata,jika nantinya yang kau dapat hanya harapan kosong bagaimana?? aku tidak mau kamu hanya,,"

"Ku ulang lagi ini sudah menjadi keputusanku joe ,apapun resikonya sudah aku pikirkan " renata memotong dia sendiri memang belum bisa menaruh harapan banyak tetapi apa salah nya untuk membuat Jeremy membalas perasaannya.

Joe hanya menunduk ragu bercampur kecewa ini masalah perasaan bukan asal mencoba ,cinta itu tidak buta cinta harus bisa melihat secara realistis jangan jadi budak cinta yang tak memihak pada hidupmu sendiri itu yang bercokol di hati joe tapi tak bisa dia keluarkan karena tidak mau banyak berdebat dengan Renata,joe berlalu menarik daun pintu tanpa berbicara lagi meski Renata beberapakali menyahutkan namanya Joe berlalu begitu saja tanpa menoleh.

Joe marah padaku

My Husband Mr Cold (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang