16

580 18 0
                                    

Renata sudah ingin menangis tanah yang dia pijak sudah mulai licin gerimis  tidak mau berhenti turun.

Tetapi jalan keluar dari hutan masih belum bisa di temukan, hingga pada jalanan terjal ia kehilangan keseimbangan tubuhnya terperosok, Renata bisa merasakan setiap goresan akar pohon yang melukai beberapa anggota tubuhnya,mendarat dengan tungkai kaki yang tertekuk mengakibatkan nyeri yang teramat pada bagian itu.

Kekhawatiran juga meliputi Jeremy dan anggota keluarga yang lain sudah 2 jam setelah kepergiannya renata masih belum kembali tanpa kabar,risa pikir renata hanya undur diri untuk kekamar kecil.

Kecurigaan bahwa kemungkinan Renata pergi ke hutan di belakang area piknik tadi semakin besar setelah penuturan ibunya bahwa renata adalah salah satu anggota pecinta alam di masa kuliahnya dulu. pasti ada godaan besar untuk masuk kedalam hutan sana ,sialnya jeremy mendapati dirinya begitu khawatir dengan wanita ini,tidak tahu kenapa dia kemudian merasa lebih kacau saat melihat gerimis yang tak juga reda berarti medan dalam hutanpun semakin berbahaya.

Pencarian didalam hutan dilakukan sudah hampir satu jam lebih jeremy dan beberapa orang pengelola penginapan di dekat hutan melakukan pencarian masih belum bisa menemukan bukti keberadaan renata,

Sampai akhirnya seseorang berteriak .

"Pak ini ketemu,,tolong bantu saya pak" teriaknya pada yang lain.

Jeremy yang mendengarnya segera mendekat ke arah sumber suara, kakinya melangkah semakin lebar saat dari kejauhan jeremy bisa menangkap siluet wajah renata.
Wanita yang sedaritadi dicari keadaanya hampir tidak sadar ketakutan bercampur nyeri di sekitar tubuh di tambah cuaca dan pakaian yang tipis membuat dirinya menggigil .

Samar-samar Renata bisa melihat laki-laki yang sedang dia hindari pesonanya mendekat semakin mendekat mendekapnya erat seakan ini mimpi,Renata bisa merasakan kehangantan dan aroma maskulin Jeremy.

'Apa aku bermimpi'

"Ren sadar renata,,ayo kita pulang kenapa kau bodoh sekali hah kehutan sendirian dengan cuaca begini,,?"
Jeremy menangkup pipi Renata ,tubuh Renata terasa benar-benar lemas tenaganya habis karena sebelumnya berteriak meminta tolong.

Suara bariton khas jeremy yang sedang marah membuat Renata yakin sosok ini nyata ada di dekatnya, kemudian ia mencoba membuka matanya dan ini bukan mimpi pria di depannya benar Jeremy adrian.

"Jerry aku takut,aku takut"
dengan suara mengigil Renata semakin ingin menempelkan tubuhnya pada Jeremy,masabodo dengan kemarahan Jeremy karena pelukannya yang begitu kuat pada tubuh liat itu,ia  sangat butuh pria ini sekarang,matanya mulai gelap habis sudah kesadarannya.

Penanganan medis sudah hampir selesai setelah memanggil dokter  kecemasan semua anggota keluarga sudah mulai reda.

Lain dengan Jeremy,istrinya sudah ditemukan tetapi Jeremy mengerang dalam hatinya sesekali meraba dadanya yang bergemuruh lantaran dia tidak menyangka kekhawatiranya tadi bukan sekedar rasa kemanusiaan pada umumnya tetapi takut kehilangan rasa itu yang mendominasi ,terserah bagaimana nanti perasaannya yang jelas pada akhirnya dia hanya sebagai suami sementara itu saja yang di yakininya.

Harapan memang selalu ada tapi tidak untuk cinta yang dalam apalagi serius.
tanpa harus jujur kepada renatapun Jeremy yakin perempuan itu pasti bisa melihat dia yang  sebenarnya, laki-laki bertempramen tinggi akibat cinta dan kepahitan konflik keluarga tidak bisa begitu saja  mengikuti alur perasaan ada banyak penolakan dalam batinnya mencintai hanya akan membawa petaka,mengahambat dan membuang waktu sebgitu besarnya memang ketakutan Jeremy dia tidak ingin hidupnya hancur lagi dia tidak ingin tertipu lagi akibat buaian perasaannya.

3 tahun yang lalu

Seorang ibu berteriak ke arah jalan melihat anak laki-lakinya terus melangkah tanpa menengok kanan kiri pandangannya kosong dia terus berdiri di tengah jalan tanpa memperdulikan banyak mobil yang lalu lalang jeremy ingin mengakhiri hidupnya.

"Jerry!! Jangan jadi bodoh nak,, hentikan!!"

"Jerry!!"
Sekali lagi ibu paruh baya itu berteriak sekuat tenaga.

Jeremy sudah tidak ingin menengok kearah suara ibunya yang sedang meneriaki dirinya tetapi teriakan terakhirnya sangat keras di sertai riuh orang-orang jeremy mengalihkan pandangannya dimana teriakan mamahnya sudah tidak terdengar, jeremy membalikan tubuhnya terlihat sang ibu sangat lemah bercucuran air mata tubuhnya merosot ke jalan aspal setelah sebelumnya hampir tertabrak beruntung masih ada yang menyelamatkannya sehingga terhindar dari mobil yang melaju kencang hanya shock yang dialami ,jeremy segera berlari ke arah mamahnya meraup memeluk tubuh lemah dalam kukungannya dengan erat.

"Maaf bu ,maafkan jerry..jangan tinggalkan Jeremy seperti ayah dan wanita itu jerry minta maaf".

-----

"keadaannya mulai membaik semua luka sudah saya obati untuk luka yang di tangan itu tolong perbannya di ganti sehari sekali ya pak ,dan melihat kondisi pergelangan kakinya yang membiru ibu Renata kemungkinan kakinya akan nyeri jika banyak bergerak jadi tolong pastikan dia banyak istirahat".

"Ya dok terimakasih saya akan lakukan sesuai yang pak dokter katakan".

Mereka berdua masih di penginapan dalam keadaan cedera seperti ini Jeremy tidak ingin ambil resiko bepergian di saat kondisi Renata lemah bukan jalan yang baik,semua anggota keluarga sudah pulang.

Termasuk ibu Renata sebelum nya sangat khawatir tidak berniat meninggalkan anaknya tetapi melihat bagaimana menantunya terlihat begitu khawatir ia yakin ini bisa jadi peluang untuk hubungan keduanya.

My Husband Mr Cold (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang