02

1K 25 0
                                    

Sebulan berlalu sudah masa-masa yang berat mengenai kehilangan Juna berangsur-angsur membaik renata sudah mulai ke kesehariannya dan mulai bekerja kembali sebagai owner cafe Renata juga ikut turun langsung melayani para customer cafenya dan sudah mulai sering tersenyum kembali

Dengan bibir mungil merahnya senyum yang mengembang dan rambut coklat berkepang dia bersenyum sapa kepada para pelanggan cafe belum lagi bulu mata lentik dan netra coklat nya menambah kecantikan alami Renata,

Tidak jarang membuat beberapa pelanggan lelaki di cafe menjadi betah
Ada juga yang dengan sengaja menujukan ketertarikan nya secara terang-terangan.

Bukan Renata tidak tahu sikap mereka tetapi dia masih tidak bisa melupakan mendiang Juna.

Semua memory Juna masih terkam jelas,dan belum ada yang bisa menggantikan posisinya ingatannya kemudian berputar lagi ke masa-masa dulu mengenang awal kedekatan mereka beberapakali Juna dulu pernah di tolak beberapakali oleh Renata tapi dia tidak pantang mundur hampir setiap hari datang ke kafe hanya untuk melihat Renata.
Renata bukan lah gadis yang sulit jatuh cinta dia dengan mudah bisa suka dengan seseorang yang dekat dengan nya tetapi tidak dengan komitmen.
Menurutnya pacaran dan pernikahan adalah keputusan yang serius dia tidak pernah bisa main-main tentang hal itu termasuk dengan Juna dulu
Laki-laki itu butuh banyak kerja keras untuk mendekati Renata sangat sulit meyakininya untuk ke tahap serius dalam suatu hubungan,

"Joe aku pulang duluan ya " ucapnya sambil menepuk - nepuk bahu teman karib nya joe adalah teman terdekat Renata mereka bekerja di tempat yang sama Joe dan Renata selalu sudah terbiasa bertukar cerita,kedekatan mereka cukup intens untuk sebuah hubunga pertemanan satu sama lain sudah memahami sifat dan karakter masing-masing.

"Iya Ren hati-hati ya "

Joe dan renata bersahabat semenjak semasa sma setelah lulus kuliah mereka bertemu kembali saling akrab
Sampai akhirnya memutuskan untuk membuka usaha bisnis bersama membuka kafe yang sekarang di kelola bersama tidak terlalu besar namun suasana yang nyaman membuat mereka memiliki pelanggan tetap.

Renata berjalan menyusuri pinggiran jalan Bogor kebetulan kafe dan rumah nya tidak begitu jauh jadi dia bisa berjalan kaki.
angkot-angkot hijau berlalu lalang dan berjejer di jalanan Bogor hirup pikup yang sibuk dan ramai tidak menyurutkan keinginan nya untuk pulang menyusuri jalanan yang padat kendaraan ini
Pinggiran jalanan juga terdapat tanaman dan pohon-pohon besar menjulang tinggi membuat udara cukup sejuk,

Senyumnya mengembang setiap sudut jalanan ini mengingat kan kenangan-kenangannya dengan Juna mereka sering menyusuri jalanan kota dan menikmati berbagai kudapan yang khas di sekitar sini sederhana sekali ,tapi justru itu sangat manis bagi Renata,
mulai menerima kenyataan dan ketetapan Tuhan semacam ini benar-benar bukan hal mudah tetapi yang pasti demi orang yang dikasihi yang masih atau telah tiada mereka menjadi salah satu alasan kita tetap menjalani  hidup penuh syukur. Tidak ingin dirinya selalu sedih dengan kepergian Juna,Renata mau mengingat Juna dengan bahagia bukan dengan air mata.

"Bu renata pulang "renata melangkah masuk tetapi tidak ada jawaban dari ibunya
Renata mencar-cari ibunya biasanya wanita paruh baya itu selalu menyahut saat Renata pulang,seperti dugaannya ibunya ada di dalam  kamarnyan,samar-samar Renata bisa mendengar ibunya sedang berbicara di telpon tapi wajahnya terlihat beda serius dan tegang ada apa? Fikir Renata.

"Iya 'iya buk nanti saya sampaikan "

"Nelpon sama siapa bu serius banget? Tanya nya sambil mencium punggung tangan ibunya.

"Duduk sebentar nak ibu mau bicara".
Ajak ibu Renata dengan tergesa- gesa.

"Nak besok nak Jeremy akan kesini dia akan ..akan"

"Akan apa bu ?kok gugup gitu ibu "dahi Renata berkerut bingung.

"Dia mau melamarmu nak,Jeremy adrian sahabat Juna"
Sempat kaget tetapi Renata kemudian merasa ibunya sedang mengeluarkan semacam lawakan yang aneh.

"Ibu ini,,aku baru saja pulang , candaan ibu tidak lucu sama sekali..

Jeremy adrian nama yang tidak asing ,meski jarang bertemu Renata sering mendengar banyak cerita mengenainya  yang menjadi bisnisman sibuk.membuat Renata dan Juna sulit bertem,apa orang itu yang ibunya maksud tanyanya pada diri sendiri.

"Ibu serius renata ibu tidak bercanda juna ya mengamanah kan jeremy untuk menikahimu dia ingin jeremy yang menggantikan nya sebagai suamimu" terang ibunya langsung pada inti cerita.
Seperti baru saja mendengar petir Renata tertegun bingung dan kaget apa maksudnya ini mana bisa dia menikah begitu saja dengan teman Juna, Jeremy yang tidak begitu dia kenal  tiba-tiba disebutkan ibunya akan menjadi pendamping hidupnya Renata mengumpat dalam hati dengan Juna saja yang sabar dan lembut pria yang eksferesif tentang perasaannya Renata membutuhkan banyak waktu untuk menerima Kedekatan mereka apalagi dengan teman nya  yang otoamtis adalah orang asing bagibRenata,kenapa juna membuat keputusan seperti ini dia tidak habis fikir ibu nya juga kenapa mengambil keputusan yang tidak remeh ini begitu saja tanpa ada kompromi .

"Ini amanah sayang ibu yakin ini hal baik untuk kamu dari juna"
Ibu nya kembali menenangkan kekagetan Renata sambil mengelus kepala anak nya

"Amanah macam apa ini bu,dan aku tidak akan menikah dengan laki-laki asing itu ,tidak akan,,"

"Renata ini baik untuk kamu permintaan dari juna ini pasti bukan sesuatu yang buruk untukmu,," ibunnya menghela nafas sejenak mungkin ini keputusan yang terlalu singkat tapi sebagi ibu dia juga ingin yang terbaik untuk Renata anak gadis satu -satunya ini
"juna sudah tenang jangan terus-terusan menghidupkan bayangan dia bahkan keluarga nya ingin kamu segera nikah sama jeremy supaya kamu bahagia ibu yakin nak jeremy dia orang yang baik"

"Bu ibu kenapa tidak membicarakan semuanya dulu kita tidak tahu bagaimana, siapa Jeremy" dengan suara bergetar Renata menahan kesedihan nya bola matanya mulai terasa panas . Dari ekspresi wajah ibunya Renata tidak menemukan candaan di sana menambah kekalutan didadanya.

"sudah besok mereka datang kesini ibu yang akan mempersiapkan semuanya" potong ibunya begitu saja.

Ibunya kemudian berlalu meninggalkan Renata yang menuduk lemah bersama tangis yang mulai pecah ibunya tegesa-gesa pergi ingin menghindari banyak pertanyaan yang tentunya akan dilayangkan kepadanya dari Renata yang terlihat begitu shock dengan keputusan mendadak ini.
Bagaimanapun sebagai orang tua tunggal ada rasa tidak tega memaksa anak nya seperti ini tetapi dia hanya ingin yang terbaik untuk Renata tak ada yang lain ,semoga ini bukan keputusan yang salah batinnya.

🍁🍁🍁

My Husband Mr Cold (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang