28

581 20 0
                                    


Renata tak butuh waktu lama untuk mengemasi barang yang sekiranya penting ,tidak pernah terbayangkan perpisahan dengan suami dinginnya akan seperti ini ,mungkin ini akan lebih baik meski bukanlah hal yang akan mudah untuk ke depan nya,

Diam tak bergerak apa yang didengarkan nya dari Renata terdengar hampir menyenangkan sekaligus membingungkan jika perempuan ini memang mencintainya untuk apa ingin pergi dari hidupnya dengan penuh keyakinan dan emosi yang sekarang ini jelas tersirat.

"lalu kenapa kau mau kita berpisah?,apa kau menyadari itu hanya perasaan sesaat kau tidak benar serius untuk mencintai seseorang dan dengan mudah meninggalkannya,"

"aku yakin kau sedang membandingkan aku dengan kekasih terakhirmu yang penghianat itu kan, aku tidak serendah itu, harusnya kau tanyakan pada dirimu sendiri jika memang aku sanggup bertahan di dalam rumah tangga ini apa kau bisa menerima atau bahkan mebalas perasaanku ..??" lagi dan lagi Jeremy benar-benar tidak pernah berani membahas hal semacam ini. Renata dengan mudah bisa membuat suaminya tidak berkutik melawan ucapannya barusan. Lebih baik sesegera mungkin meninggalkan apa yang memang tak pernah bisa menjadi miliknya,

Dalam kilasan ingatan Jeremy Sama seperti kejadian beberapa tahun lalu persis sekali saat ayahnya memutuskan pergi dari kehidupannya,itu adalah hal terburuk yang di alami Jeremy remaja ,dan sekarang kejadian itu seperti terulang lagi, di depannya sekarang istri sahnya yang tidak pernah dia anggap , ternyata bukan orang yang bisa dia relakan pergi dengan mudah.

"kau tidak akan kemana-mana Ren!" dengan paksa Jeremy merebut koper dari genggaman Renata dan melemparnya seolah hanya barang enteng,

"kembalikan!"

Jeremy hanya menggelengkan kepalanya ,

Renata tidak menunggu persetujuan Jeremy langsung meraih kembali koper yang yang tadi di lempar

Sampai akhirnya Renata menutup pintu dengan keras dan benar benar keluar dari apartemen, dirinya sempat diam dan menoleh pada pintu apartemen yang beberapa bulan ini menjadi tempatnya pulang, airmata yang tak mau berhenti mengiringi dadanya yang ikut sesak .

Tubuh Jeremy beregetar, Renata bukan lah bagian prioritasnya selama ini tetapi entah bagaimana semuanya terasa berantakan ,trauma di tinggalkan muncul kembali ada rasa menyesal kenapa dirinya harus terjebak lagi dalam lingkaran perasaan seperti ini lagi , tetapi di lain hal ia juga tidak mau Renata pergi dari hidupnya ,

Dengan langkah lebar Jeremy keluar dari apartemen , dan tak lama menemukan perempuan itu di dekat lift.

Renata masih segukan dengan tangisnya ,dengan tiba-tiba ada tangan besar yang meraih jari jemariya. sekarang Jeremy ada di hadapan nya menghalau langkahnya.

"jangan pergi!'' , Renata fikir apa yang di lihatnya salah tetapi kedua mata hitam itu menngeluarkan liquid bening di kedua sisinya, Jeremy menangis ," kau ...,kau menangis Jerr" Jeremy mengalihkan tatapannya menghindari tatapan Renata yang menyorot pada kedua matanya yang basah tetapi percuma saja Renata sudah melihatnya dan itu membuat prempuan itu sedikit ganjil jika memang suaminya tidak mencintainya untuk apa Jeremy dengan tidak malu memperlihatkan tangisanya,ini sedikit aneh kedua telapak tangannya menyapu air mata itu mereka saling menatap "kenapa..?" Renata memberanikan diri untuk bertanya. "kenapa harus menangis,kau ,, tidak mencintaiku kan..KENAPA HARUS MENANGIS!!" Renata meninggikan suaranya karena tak habis fikir bagaimana dia bisa dengan mudah pergi meninggalkan Jeremy nya jika laki-laki ini memperlihatkan kelemahannya. Bisa saja Renata akan luluh jika terus melihat kedua mata memerah dan berair milik Jeremy.

"apaa,, kau ,kau juga mencintaikukan,iyakan katakana jerry kau sebenarnya memiliki perasaan padaku juga kan..?"

Apa iya dirinya jatuh cinta apa iya dia bisa menyimpulkan itu adalah perasaan yang Renata maksud ,mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara seolah kata-kata 'tidak'atau 'ya' adalah hal yang begitu rumit, mengambil langkah dalam suatu hubungan ., ketakutan akan patah hati, dan ditinggalkan adalah luka yang seharusnya bisa sembuh tetapi justru yang Jeremy lakukan adalah memelihara semua hal menyakitkan tersebut , jadilah dia yang pesimis dan membenci hal bernama cinta.

"katakan kau menciintaiku" Renata mencoba peruntungannya lagi dengan serius menanyakan kembali pertanyaan yang sama.

"aku tidak ,, bisa "

"tidak mungkin."

"aku tidak bisa mengatakannya ,dan itu membuat aku membenci diriku sendiri"

"waww.. kau tega sekali Jerry " Renata tersenyum miring seakan mengolok ketidak beranian Jeremy untuk mengambil keputusan, sekali lagi ini tidak benar jika terus memelihara ketakutannya tentu hanya akan menghambat hidup Jeremy sendiri kedepannya,

"baiklah, sayangnya aku tidak bisa terus dalam pernikahan ini segera ajukan akte cerai tidak perlu menunggu bulan apalagi tahun,lebih cepat lebih baik" ini final Renata,tidak ada yang mau berpisah dengan sang pujaan hati tetapi ia juga tidak mau sakit dengan pukulan yang Jeremy buat lewat adegan apik yang Jeremy dan Sena buat dirinya sudah pernah kehilangan Juna yang benar-benar meninggalkannya selamanya dari dunia ini. Mungkin kehilangan adalah hal yang memang harus terulang lagi,

Renata kembali berbalik setelah menarik nafas dalam Renata siap melangkahkan kakinya secepat yang ia bisa . "kau akan kemana setidaknya beritahu aku!!"

"pertanyaanmu cukup lucu Jerr untuk apa aku memberitahumu, jangan campuri urusanku hiduplah dengan baik jaga kesehatanmu dan pertahankan keyakinanmu untuk tetap hidup tanpa mencintai" tentu itu perkataan sindiran yang berhasil menohok dada Jeremy.



My Husband Mr Cold (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang