01

2.1K 39 0
                                    

Di suatu kamar gadis berambut coklat sedang berdiri memandang keluar jendela perlahan helai-helai rambut nya berkibar tertiup angin
Entah sudah berapa hari ini dia tidak keluar kamar.
Renata willie gadis 25 tahun ini merasa semangat hidupnya berkurang 7 hari yang lalu dia kehilangan laki-laki yang sudah menyematkan cincin di jari manisnya,
tunangannya pergi untuk selama -lama nya karena penyakit kanker darah yang sama sekali tidak dia ketahui ,semakin hari renata sangat merasa kehilangan dan merasa bersalah kenapa dia sampai tidak mengetahui sakit yang di derita juna selama ini.
Serasa dirinya sangat bodoh orang yang dikasihinya berjuang sendirian melawan penyakitnya dengan alasan pergi ke Singapore karena ada pekerjaan ternyata Juna ingin berobat sampai akhirnya keadaannya kritis.
Air matanya terus keluar dengan tatapan kosong renata masih berharap ini mimpi .

Diruangan lain ibu nya tidak tahu harus bagaimana lagi untuk membujuk anaknya supaya keluar kamar dan menjalani keseharian kembali karena dia harus bisa menerima dan ikhlas.
"Gimana lagi nak ibu harus bantu kamu" racaunya sambil mondar mandir diruangan tengah yang sederhana dengan dua sofa coklat minimalis kemudian
Dia ingat seseorang sambil bergegas handphone yang ada di nakas menghubungi seseorang yang mungkin bisa membantu "hallo nak Risa bisa kerumah sebentar?"

2 jam kemudian sampai lah Risa adik kandung juna, mungkin saja dengan bujukan adik kandung dari orang yang sangat di cintainya ini Renata bisa lebih tenang.
"Bu gimana keadaan nya?"
"Langsung masuk saja nak tolong ya ris ibu gatau lagi harus gimana bujuk dia jangan seperti ini ,ibu tau kamu juga masi berduka tapi .."
"Iya tenang nanti aku coba kasi masukan "
potongnya langsung melangkah masuk ke kamar renata

Ceklek
Pintu kamar pun terbuka
Renata masih berdiri di depan jendela memunggungi Risa dia masih tidak bergeming di posisinya

"Kak "panggilnya
"Ka Renata" sambil menepuk lembut pundak renata
Sampai akhirnya Renata terpekik sadar ada seseorang di belakang nya tanpa aba-aba Renata memeluk Risa
Bukan nya membalas pelukan Renata gadis itu justru mendorong tubuh kurus yang sudah beberapa hari ini tak mau memakan apapun.

"ini salah... kalo kakak seperti ini terus ka juna nanti marah dia pasti gak suka kakak kaya gini"

"Aku tidak tau harus mulai dari mana Ris,aku tidak bisa tanpa juna tidak bisa ris " sambil menggeleng - geleng kepalanya bersama mata sembabnya karena terus menangis.

"Cukup kak udah,, ini pesan ka juna dia mau kaka bahagia jangan buat ka Juna kecewa kak " dengan mulut bergetar Risa tidak kuasa menahan kesedihan yang sama.
"Kak juna pasti marah kalau dia masih ada didunia ini"
bola mata risa semakin panas menahan genangan yang ingin keluar dari matanya.
"Kakak jangan seperti ini tolong,,,dia mau kita terus sehat dan bahagia,aku ,mamah sama kehilangan juga tapi bukan seperti ini.Dia tidak kasih tahu kakak soal penyakitnya tidak lain supaya dia tidak amu melihat kak Renata menangisi keadaan dia  ,kalau kak Renata sekarang seperti ini bayangin sesedih apa dia sekarang"

Renata tidak berkata apapun hanya menundukan kepalanya
risa mengulurkan tangan nya untuk menyentuh wajah Renata gadis yang di cintai mendiang kakaknya.

"Ayo senyum ,, kakak harus seperti dulu lagi kak juna juga sangat  senang kalau lihat kakak senyum" Risa terus mengelus pipi renata yang menirus .

"Ini sepertinya surat yang sempat dia tulis, aku nemuin ini di saku nya kak Juna" Risa mengeluarkan satu amplop kecil berwarna merah muda yang menjadi warna kesukaannya  renata yang masih terbungkus rapat.

To

My sunshine
Renata willie

Hai love ,,

kamu ingat ,aku sangat suka birunya lautan dan para binatang lautnya,

tapi yang lebih sulit adalah menyukaimu sampai aku tak bisa menjelaskan betapa berartinya kau bagiku

my love renata jangan buat kertas ini basah karena air matamu

kenangan kita akan selalu bersinar dari awal kita bertemu kau membawa suka cita dalam hidupku,awalnya saat aku mengetahui penyakit ini aku harus segera menjauhi kamu tapi aku tidak bisa ,iya aku terlalu egois mungkin

meski waktu kebersamaan kita singkat segala momen yang kita lewati akan kubawa sampai akhir waktuku,

ini salahku,maaf ,,pria penyakitan ini mencintaimu.

kumohon hapus rasa bersalah ku dengan menjalani hidupmu dengan baik berbahagialah selalu sayangku

jika kau rindu padaku kau bisa lihat ke atas langit yang cerah aku bisa melihatmu,

And remember...
I love you

                            With huge and kissess.
                              Juna.

Risa terus megusap-usap punggung Renata yang sedang mendekap kertas yang baru dibacanya,Mereka larut dalam pelukan menyemangati satu sama lain tidak ada pilihan lain mereka harus merelakan juna.

akhirnya Risa akan beranjak pulang sebelum itu risa memandangi renata yang sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri terlihat sedang terlelap lelah dalam tidurnya setelah tangis yang begitu menyedihkan , risa berusa memulihkan keadaannya memberi cukup makan dan dia beri vitamin agar tubuh nya lebih fit dari sebelumnya melihat sekilas saja risa meringis pilu melihat keadaan nya yang kurus mata sembab sungguh terlihat kacau.

"kak juna akan sangat sedih jika kak renata terus begini ingat kataku tersenyum dan mulai hidup baru kakak ya " gumam risa dengan pelan sambil mengecup pipi kanan renata

🍁🍁🍁

Hallo readers  jangan lupa vote dan comment nya ya thankyou

My Husband Mr Cold (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang