1. Sayap Xerglow

4.9K 646 116
                                    

Mataku terbuka.

Pemandangan di depan membuatku takjub terpana.

Indah!

Semuanya bercahaya. Pepohonan dengan daun-daun emas beberapa detik berganti-ganti warna layaknya lampu hias.

Aku menunduk, ingin memastikan bahwa kakiku benar-benar menginjak tanah. Takutnya aku sudah menjadi roh dan berada di surga.

Dan ternyata kakiku benar-benar menginjak tanah. Lebih tepatnya rumput-rumput berdaun emas ini.

Aku mencoba melangkahkan kaki. Rumput emas itu berganti warna lagi menjadi biru seiring dengan langkahku warna biru itu terganti lagi dengan yang lain dan seterusnya.

Tempat apa sebenarnya ini?

Jam berapa sekarang? Aku benar-benar harus kembali. Wexlyn pasti marah besar, harusnya dia sudah makan siang bersama mereka sekarang.

Aku merogoh saku seragamku, mencari handphone. Eh, apa ini?

Lagi-lagi sebuah hal baru mengejutkanku. Seragam SMA kenapa berubah seperti ini? Bukan berwarna putih abu-abu malah jadi emas berbentuk gaun layaknya ke pesta. Astaga! Mungkin ini gaun emas pertama yang kugunakan seumur hidupku.

Aku meneliti gaun emas ditubuhku ini. Ada namaku jelas tercetak.

Putri Evangelizca Carolevi

Oke. Cukup sudah! Aku harus mencari cara untuk kembali. Jika ini bukan mimpi.

Aku meneliti setiap pohon di depanku.

Ah, bukan!

Bukan lagi!

Di mana pohon tua tadi?

Bruk!

Sebuah benda jatuh tepat pada puncak kepalaku. Aku mendongak ke atas pohon. Seorang lelaki berpakaian emas sedang tertawa ke arahku.

"Kau barusan melemparku?" aku mengangkat sebuah kerikil menunjukkan padanya. Ah tapi menurutku ini bukan kerikil, terlalu indah untuk sebuah kerikil. Ini permata? Mataku membulat menatap kerikil-kerikil di dekat pohon emas. Semuanya permata. Astaga!

"Hei! Apa kau sedang bolos juga sepertiku?" lelaki di atas ranting pohon itu tiba-tiba berbicara padaku.

"Bolos?" aku mengernyitkan alis tanda tak paham.

Lelaki itu turun dari atas dahan pohon. Yang membuatku kaget lagi, dia bukan turun sambil menopang pada dahannya tapi dia-.

Dia terbang?

Sebuah sayap putih muncul dari balik punggungnya dan saat dia tiba di depanku sayapnya menghilang seperti ditelan punggung itu.

Dari dekat dia begitu bercahaya. Wajahnya yang seperti didambakan gadis-gadis di kelasku. Glowing!

Dia menunduk menatap pakaianku.

"A a apa yang kau lakukan?" ucapku terbata-terbata sambil mundur beberapa langkah.

"Putri Evangelizca Carolevi" dia mengeja nama pada pakaianku.

"Murid baru?" tanpa mengerjapkan mata, dia menatapku lekat.

"Murid baru apanya?" aku balik bertanya.

"Kamu bodoh atau apa?" dia berkacak pinggang.

"Iya aku bodoh. Aku murid terbodoh di kelasku! Puas?"

HAHAHA

Dia tertawa puas tanpa mempedulikanku yang merasa tersinggung. Kebodohanku menjadi sebuah bahan untuk dia meluapkan tawa.

Sudahlah. Untuk saat ini aku bersyukur ada dia, kupikir hanya ada pepohonan disini.

"Aku ingin menanyakan sesuatu" tak bisa buang-buang waktu lagi. Aku harus pulang sekarang.

"Apa?" dia berhenti tertawa dan balik menatapku serius.

"Jalan keluar dari tempat ini lewat mana?"

HAHAHA

Dia tertawa lagi. Apa semua kata yang keluar dari mulutku ini lucu? Kalau tahu begitu aku bisa mendaftarkan diri ikut stand up comedy, jadi komika terkenal terus aku terbebas dari Wexlyn si penyihir itu dan putrinya yang menjengkelkan dan satunya lagi putranya yang-.

Yang tampan.

"Hei, kau tidak dengar aku?" lelaki di depanku mengibas-ngibas tangan membuyarkan lamunanku.

"Jadi lewat mana?" tanyaku lagi.

Dia menyilangkan kedua lengan di dada. "Tunggu! Kamu bukan makhluk sini?"

"Iya!" tegasku.

Dia terdiam.

"Aku tidak tahu jalan keluarnya, maaf!"

"Tapi aku harus pulang sekarang! Tolong aku!" teriakku saat dia mulai melangkah pergi.

Dia membalikkan badan. Menarikku cepat ke arah pohon emas lalu sayapnya terbuka. Menutup. Aku terbungkus dalam sayapnya. Wajahnya begitu dekat.

"Apa yang kau lakukan sekarang?"

"Diamlah! Ada yang datang!" dia meletakkan jari telunjuknya di depan garis bibirku.

"Siapa? Siapa yang datang? Mungkin aku harus keluar menanyakan cara keluar dari tempat ini padanya" ujarku bersemangat.

"Tidak! Jangan percaya pada orang yang baru kamu kenal!" dia masih berbisik pelan dalam naungan sayapnya.

"Terus aku harus percaya padamu begitu?" aku mulai tak tahan. Ingin keluar namun sayapnya begitu kuat, aku tak bisa keluar.

Aku hanya bisa diam berdiri dan menatap satu-satunya pemandangan yang dapat ku saksikan.

Yaitu Dia.

Rambutnya putih, yang pastinya itu bukan uban.

Matanya, biru seperti langit.

Aura darinya hangat.

Lehernya jenjang seperti di gambar manga yang mempertegas jenjang leher.

Mataku menangkap tulisan pada pakaiannya.

"Pangeran Xerglow Ells" ejaku dalam hati.

"Tertangkap!" suara seseorang dari luar mendekat pada kami. Seketika sayap Xerglow terbuka.

***

Come Here! (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang