13. Tumbal Evangelizca

2K 343 33
                                    

Author Pov.

Setelah kepergian Xerglow dan Evangelizca, Bigger masih berdiri terdiam di depan lukisan wajah Nicol.

Dia menatap tulisan di ujung lukisan.

Tulisan yang sempat dibaca Xerglow dan Evangelizca sebelumnya.

Perjanjian Iblis
Tertanda Wexlyn

Bigger mendekati lukisan wajah Nicol.

Matanya membelalak kaget.

"Benar ini huruf-huruf sambung menyambung menjadi kalimat" batin Bigger sambil jemarinya menyentuh lukisan wajah Nicol.

Kecerdasan Bigger di sekolah ternyata tak sia-sia menjadi bermanfaat disaat-saat seperti ini.

Bigger mulai mengeja isi perjanjian itu dalam hati.

Aku Wexlyn! Seorang makhluk bumi yang berjanji denganmu Iblis untuk menukar seorang anak makhluk bumi pilihanmu dengan pria kaya yang menarik perhatianku.
Perjanjian ini disaksikan langsung oleh utusan iblis yaitu Nicol.

***

Cemas menggerogoti pikiranku. Xerglow pusing menatapku yang bolak-balik di depan pintu kamar. Bagaimana tidak, sedari tadi aku belum melihat Bigger kembali. Apa yang dilakukannya?

"Laudy, kemana kakakmu?"

Itu suara Wexlyn. Dia mencari Big! Astaga Big, cepatlah kembali.

"Hei! Tenanglah. Tidak masalah jika Big ketahuan ada ruangan itu yang menjadi masalah adalah jika ketahuan orang yang dicari Wexlyn ada di rumah ini, yaitu kau" bisik Xerglow.

Benar yang dikatakan Xerglow. Yang harus dicemaskan itu aku bukan Big! Aku yang saat ini dalam kondisi berbahaya. Bagaimana nasibku? Aku sungguh takut.

Eh, ada cahaya dari saku piyamaku. Ternyata dari kunci ini. Apa maksudnya ini?

"Ada cahaya!" seru Xerglow yang juga menyadari cahaya dari saku piyamaku.

Aku mengeluarkan kunci itu. Mengikuti cahayanya yang lurus menuju jendela kamarku.

Rasa penasaran membuatku akhirnya bertingkah layaknya seorang maling. Aku melompat dari jendela yang tak terlalu tinggi karena kamarku berada di lantai 1. Xerglow juga mengikutiku dari belakang.

"Aku tanya kau sedang apa di sini? Sejak kapan kau ada di sini?"

Lagi-lagi itu suara Wexlyn. Entahlah dia bicara dengan siapa.

Aku menjinjing sendalku lalu berjalan di halaman dengan kaki telanjang agar tak terdengar suara langkah kaki. Apa yang kulakukan, Xerglow juga melakukan yang sama. Dia pandai mengikuti gerak-gerikku rupanya.

"Hei Bigger! Jawab pertanyaan ibumu!"

Ah, apa itu? Wexlyn bicara dengan Big? Wexlyn menemukan Big di ruangan itu?

Perasaanku jadi tidak enak. Sepertinya akan terjadi hal yang buruk. Wexlyn berhubungan dengan iblis juga Nicol yang memiliki kekuatan-kekuatan pastinya hal sekecilpun dapat membuat mereka curiga, seperti Big misalnya.

Aku dan Xerglow berlari kecil keluar dari pintu pagar. Cahaya itu lurus memenuhui jalan raya. Tanpa sadar kami sudah berada di lingkungan sekolah tepatnya di depan pohon tua.

Jadi kunci ini membawa kami ke sini?

Ah, pohon tua akhirnya mengeluarkan cahaya. Aku menatap Xerglow, wajahnya begitu bersemangat. Dari ekspresi wajahnya aku tahu dia rindu kembali ke dunianya.

Bagaimana denganku? Aku juga Rindu bertemu ibu. Persetan dengan mereka yang sedang mengincarku di dunia itu. Yang penting aku bisa bersama ibu.

"Ayo! Kau juga harus ikut! Kurasa kau tak cocok berada di sini dengan keluarga tirimu." Xerglow menggenggam tanganku lalu mengajakku mendekati cahaya pohon itu.

Aku memantapkan hati. Aku akan ke dunia itu lagi.

Ibu, tunggu aku.

Seketika tubuhku dan Xerglow masuk dalam cahaya besar itu lalu kami terhempas pada dunia emas.

"Hore! Aku kembali" teriak Xerglow girang di dalam ruang lukisan tua.

Aku juga turut senang.

Ah, ibu. Aku harus bertemu ibu.

Eh, tanpa kusadari sosok pria yang memberiku kunci sedang berdiri di dalam ruangan yang sama menatap kami berdua.

"Pak guru Dioxi" sapaku sambil menunduk.

"Terima kasih banyak pak, kunci ini telah banyak menolongku" ujarku sambil menyodorkan kunci miliknya.

Pak Dioxi mengambil dari tanganku lalu tersenyum. Kupikir dia orangnya cuek, kaku atau apalah itu. Ternyata dia orangnya peduli dan bisa tersenyum lepas seperti itu.

"Kau Evangelizca yang sedang diincar Iblis dan ibu tirimu, betul?"

"I i iya pak" aku tak bisa mengelak. Tak mengapa jika ada yang tahu, tak selamanya aku bisa menanggung persoalanku sendiri kan?

"Aku datang untuk menjagamu!" ujar pak Dioxi.

Aku terdiam mendengar kata-kata pak Dioxi. Dia ingin menjagaku? Syukurlah, ada malaikat pelindungku sekarang.

Pak Dioxi tertawa lepas. Aku akhirnya tersadar, dia bisa membaca pikiranku. Dasar bodohnya aku!

Aku menepuk-nepuk bibirku dengan telapak tangan.

Tiba-tiba pintu ruangan terdorong dengan kasar.

Aku hampir jatuh pingsan melihat pak guru Nicol berdiri di depan pintu.

Xerglow menarikku, menyembunyikan tubuhku di balik punggungnya.

Pak Dioxi, kau bisa mendengar suara hatiku kan? Tolong aku pak! Pak Nicol sepertinya sudah mengetahui sosok diriku yang diincar iblis.

Tolong aku pak Dioxi!

***

Maaf jika updatenya telat

Tolong dong kasih semangat 😁

Come Here! (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang