"Tenanglah kak! Benar dia makhluk bumi tapi dia berbeda dengan makhluk bumi yang selama ini kalian buru! Dia tak ada niatan jahat untuk datang ke dunia ini, dia hanya ingin bertemu ibunya yang sudah lama menjadi bagian di dunia ini" jelas Xerglow sambil membuka kedua lengannya seolah-olah menjagaku dari mereka.
"Mana bisa kami mempercayainya! Kau tahu sendiri kan, beberapa makhluk bumi yang berhasil masuk ke dunia kami, hanya ingin mengusai emas-emas yang bertebaran ini, bahkan tak segan-segan mereka membawa masuk teknologi-teknologi canggih yang dapat membunuh kami jika mencegah aksi mereka" bantah seorang lelaki yang masih menodong senjata ke arahku.
"Dan itu terbukti pada orang tua kita, Xerglow. Kau anak terakhir, masih kecil saat itu. Mungkin tak begitu merasakan kehilangan orang tua. Tapi kami sangat terpukul dan was-was dengan makhluk bumi" wanita yang tadi mengendus-endus tubuhku, suaranya melemah, hampir menangis.
Dari perkataan mereka aku bisa mengerti inti permasalahannya. Mereka trauma dengan makhluk bumi yang sebelumnya datang memporak-poranda tempat ini demi mengusai emas hingga orang tua Xerglow meninggal.
Mereka masih berdiri menodongkan senjata di depanku. Padahal tanpa mereka menggunakan senjata pun, mereka bisa membunuhku dengan tangan mereka sendiri. Aku tak memiliki senjata apapun. Aku tak memiliki kekuatan apapun. Aku tak memiliki sayap untuk kabur dari tempat ini. Dan jumlah mereka banyak sedangkan aku seorang diri.
"Dia anak Ratu dari kerajaan golden student" ujar Xerglow.
Perkataan Xerglow barusan seperti memiliki kekuatan ajaib, mereka semua menurunkan senjata secara serentak.
"Jadi, informasi mengenai seorang makhluk bumi yang datang di kerajaan golden student itu adalah anaknya Ratu?"
Xerglow mengangguk pada kakaknya.
"Ah, ya ampun. Maafkan kami" ujar salah satu dari mereka dan diikuti yang lainnya dengan menunduk.
Sebegitu pentingkah jabatan ibu? Sampai semua masalah beres jika menyebut tentang ibu saja?
"Dari awal aku tak ragu membawamu ke sini karena kau anak Ratu. Orang yang paling dikagumi dikeluargaku karena kebaikannya yang selalu turut membantu siapapun saat dalam kesusahan" ucap Xerglow pelan, sengaja agar hanya aku saja yang dengar.
Pepatah hidup yang selalu kudengar selama ini akhirnya dapat kurasakan secara langsung yaitu yang ditabur baik oleh orang tua, dapat dinikmati oleh anak-anaknya.
Akhirnya mereka mengajakku masuk ke rumah, berbincang-bincang. Mungkin karena merasa nyaman, aku dengan leluasa menceritakan tentangku yang dapat sampai ke dunia ini dan tentangku saat bertemu Xerglow.
Kedua kakak perempuan Xerglow bernama Rev dan Jelly menyuguhkan kue-kue dan minuman unik di depanku yang hanya ada di dunia ini. Namun aku tidak kaget lagi karena pernah mencobanya di kantin kerajaan golden student.
Aku benar-benar nyaman berada di dunia ini. Aku tersenyum terus tak henti-henti selama Xerglow mengantarku pulang dengan sayapnya. Keempat kakaknya yang tadinya terlihat sangar dan seperti ingin menelanku berubah drastis saat kami berbincang. Mereka begitu kocak dan lucu.
***
Untuk pertama kalinya aku menikmati malam di dunia ini. Tinggal dan tidur bersama ibu lagi.
Oh iya, belum kuceritakan kan bagaimana rumahku dan ibu di dunia ini?
Benar-benar menakjubkan. Semua benda yang ingin kita ambil dan kerjakan hanya menggunakan mantra saja. Banyak mantra yang harus dihafal namun, aku belajar perlahan-lahan lewat ibu.
Pokoknya aku nyaman dan bahagia.
***
Author Pov.
Evangelizca tertidur pada kasur awan, disebelahnya Ratu juga sudah tertidur.
Beberapa menit Evangelizca sudah berada di dunia mimpi.
Seorang wanita berambut panjang berlari mengejar Evangelizca.
Meneriaki namanya dengan kasar.
EVANGELIZCA!
EVANGELIZCA!
Evangelizca terus berlari namun langkah wanita itu hampir mendekatinya.
BRUK!
Evangelizca tersenggol ranting pohon, tubuhnya ambruk di tanah.
Wanita itu kini sudah berada di depannya.
Dia menyeringai seram, lalu menjulurkan tangannya mencekik leher Evangelizca.
Evangelizca merontah, mencoba melepaskan tangan wanita itu yang membuatnya sesak napas sekarang.
Wanita itu tersenyum. Menikmati sosok yang dicekiknya terlihat menderita seperti berada pada ambang kematian.
Dalam situasi sekarat, Evangelizca penasaran dengan sosok wanita yang mencekiknya.
Evangelizca sontak mengibas rambut wanita itu yang sedari tadi menutupi wajah.
"La.. La.. udy? Laudy?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Here! (SELESAI)
FantasiaAku merasa dunia ini membosankan dan memuakkan. Perasaan itu kucurahkan setiap waktu. Untuk pendengar tanpa nama. Lalu pendengar itu menawarkan sebuah dunia padaku. Bagaimana rupa dunia itu? "Come Here!" ujarnya.