3. Tamu Kerajaan

3.3K 519 66
                                    

Aku tiba-tiba berada disebuah hm menara? Ah bukan, kuil? Ah bukan juga.

"Selamat datang di kerajaan golden student" ujar Mark sambil membuka kedua telapak tangannya.

"Kerajaan golden student?"

"Iya benar putri. Ayo ikuti langkahku!" Mark berjalan lebih dulu di depan. Aku mengikutinya dari belakang masih dengan perasaan bingung dengan keadaan sekitar.

Aku mendongak. Gedung di depanku menjulang tinggi ke langit. Kelihatan klasik namun modern karena berbaur dengan segumpal warna-warna emas.

Ah, dan untuk pertama kalinya aku dapat melihat makhluk-makhluk di dunia ini selain Xerglow dan Mark.

Mereka menatapku dari atas gedung itu, dari balik jendela-jendela. Ada yang tersenyum dan melambai pada kami. Ada pula yang biasa-biasa saja, hanya sekedar penasaran akan kedatanganku.

Mark tiba-tiba mengetuk lantai dengan tongkatnya dan seketika jendela-jendela kaca dengan butiran emas itu tertutup lalu kain emas jatuh menutupi kaca-kaca jendela.

Benar-benar keren. Sekali ketukan dari tongkat itu bisa menghilangkan Xerglow, menutup jendela, memunculkan kain emas yang entah dari mana. Haruskah kucuri tongkat Mark dan bawah pulang ke bumi? Mungkin bisa meringankan pekerjaanku di rumah.

"Rasa penasaran yang datang tiba-tiba tak selamanya menguntungkan, malah merugikan. Karena kita akan mengabaikan hal-hal penting yang sedang kita kerjakan demi menjawab rasa penasaran kita." Mark membalikkan badannya dan tersenyum padaku.

Dia bicara apa sih? aku tidak paham namun kubalas dengan seyuman pula.

"Lewat sini!" Mark menunjukan arah jalan sebelah kiri.

"Baik" jawabku.

Aku mengikuti langkahnya terus. Gedung ini sangat besar, mungkin tak ada ujungnya.

Baru kusadari. Dia kan memiliki sayap, kenapa tidak terbang saja sih? yang lebih mudah kenapa dipersulit?

Langkah Mark terhenti di depan seorang pria. Dia jauh lebih muda dari Mark.

Mereka saling sapa lalu pria itu berjalan melewatiku. Dia menepuk pundakku tiba-tiba.

"Dasar lemah!" bisiknya ditelingaku lalu beranjak pergi.

Apa-apan orang itu? Maksudnya apa bilang aku lemah?

"Putri Evangelizca, ada apa?" Mark membalikkan badannya saat menyadari aku tidak melanjutkan perjalanan namun menatap orang tadi yang sudah berjalan pergi.

"Ah, tidak apa-apa pak!"

"Ya sudah, ayo jalan!" Mark membuka telapak tangannya tiba-tiba aku yang jaraknya sedikit jauh dari Mark seperti tubuhku ditarik dan sontak mendekat dengan Mark, tanganku juga telah berada diatas telapak tangan Mark.

"Kenapa bisa begini?" aku menatap Mark dengan bingung pula. Dia benar-benar memiliki kekuatan? Walaupun tanpa tongkat sekalipun?

"Maaf, kamu kaget yah? Nanti juga kamu terbiasa" Mark mengenggam tanganku lalu membawaku masuk di sebuah ruangan.

Di dalam ruangan itu seorang wanita sedang duduk membelakangi kami di atas kursi berbentuk awan.

Tunggu dulu! Itu bukan kursi berbentuk awan. Tapi itu benar-benar awan? Astaga! Benar-benar menakjubkan.

"Ratu golden student, maaf hamba baru datang membawa murid baru dari bumi" ucap Mark sambil menunduk.

Eh, apa aku juga harus menunduk yah? Wanita itu sepertinya memiliki kekuasaan tertinggi di sini.

Akhirnya aku mengikuti Mark menunduk.

Walaupun menunduk aku bisa melihat awan itu berputar lalu sebuah kaki jenjang dengan sepatu kaca begitu indah terpampang di depan kami.

Aku ingin sekali melihat wajahnya. Apa aku sudah boleh mengangkat kepala? Baru beberapa detik saja namun leherku terasa pegal.

"Putri Evangelizca Carolevi. Kau boleh menatapku sekarang!"

Suara lembut dari wanita itu menggema dalam ruangan. Dia benar-benar tahu namaku. Apa aku seterkenal itu di sini?

Boleh menatap? Jadi harus ada ijin dulu untuk menatap?

Aku memberanikan diri mengangkat wajah perlahan.

Akhirnya aku bisa melihat wajahnya.

Cantik.

Sangat cantik.

Lebih cantik dari dugaanku.

Tes..

Tes..

Tes..

Air mataku tiba-tiba jatuh meluncur.

Basah pipiku.

Basah mataku.

***

Come Here! (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang