Dap!
Dap!
Dap!
Langkah kaki seseorang terdengar mendekati pintu. Aku cepat-cepat menarik Xerglow bersembunyi dibalik tumpukan kayu yang tinggi.
Grek!
Bunyi kunci pintu diputar. Aku mengintip dari celah kecil pada tumpukan kayu. Pintu itu terbuka dan terlihat Wexlyn memasuki ruangan.
Aku melihat Wexlyn seperti memikirkan sesuatu. Pasti tadi dia mendengar bunyi yang sangat keras dari sini.
"Ah, genteng rusak!" ujar Wexlyn sambil menatap ke atas.
Wexlyn berjalan sambil menendang bekas-bekas retakan atap yang berhamburan. Lalu langkahnya terhenti di depan lukisan itu.
Dia mengangkat lukisan. Dibalik lukisan pada tembok terlihat sebuah benda, entahlah benda apa itu. Aku melihat Wexlyn meletakkan jari pada benda itu dan seketika tembok itu terbelah menjadi dua bagian ke arah kanan dan kiri, memperlihatkan sebuah pohon yang hidup dibaliknya.
Aku dan Xerglow sontak menutup mulut dengan kedua tangan. Lagi-lagi sebuah kejutan membuatku kami terperangah.
"Nicol... Nicol...! Kemarilah!"
Aku dan Xerglow saling menatap, walaupun tanpa saling berucap. Kami dapat saling mengerti bahwa kami sedang memikirkan hal yang sama. Wexlyn memanggil pak guru di depan pohon itu.
Benar saja. Tak terhitung lama, sosok lelaki dengan sebagian wajah terbakar itu muncul di depan Wexlyn.
"Lama sekali baru bertemu! Kau tahu kan maksudku memanggilmu?"
Suara Wexlyn walaupun pelan namun terasa menyeramkan. Tanpa sadar aku dan Xerglow saling menggenggam tangan erat.
"Benar permaisuri iblis! Hamba mengerti" ujar Nicol sambil berlutut di depan Wexlyn.
"Kabar mengenai seorang makhluk bumi yang diincar iblis itu memang benar-benar sudah ditemukan. Dia berada di kerajaan golden student, namun saat ini keberadaannya tak dapat ditemukan, dia menghilang." Ujar Nicol.
Deg!
Apa itu barusan? Makluk bumi di kerajaan golden student? Apa aku dan ibuku? Tak dapat ditemukan? Menghilang? Itu aku! Mereka mengincarku.
Aku yang mulai panik dan sangat ketakutan disadari Xerglow, dia menggenggam tanganku makin erat lalu menepis keringat pada pelipisku.
AAAARRRGGGHH!
Wexlyn tiba-tiba berteriak, sosoknya makin terlihat menyeramkan. Aku serasa menahan nafas sedari tadi. Benar-benar menegangkan.
"Kembalilah! Temukan Dia! Aku harus selesaikan perjanjianku dengan iblis!" pintah Wexlyn dan Nicol langsung menunduk memberi hormat lalu menghilang dibalik pohon itu.
Wexlyn kembali membuat tembok menyatu membuat pohon itu tak terlihat lagi. Lalu dia meletakkan lukisan pada tembok.
Sebelum keluar dia menatap sekeliling. Mungkin memastikan tidak ada yang mendengar lalu diapun keluar. Terdengar pintu terkunci dan langkah kaki menjauh.
Aku terduduk lesuh. Keringat dingin bercucuran bercampur air mataku.
"Tenanglah Evangelizca! Kau akan baik-baik saja. Aku akan menjagamu" Xerglow memeluk tubuhku erat, sambil mengusap-usap punggungku.
Dalam pelukan Xerglow aku merasa tenang.
"Xerglow, kau dengar itu?" aku melepas pelukan Xerglow dengan cepat.
"Apa?" tanya Xerglow.
"Mungkin Wexlyn kembali. Ayo cepat kita sembunyi" aku menarik lengan Xerglow cepat karena terdengar suara-suara yang cukup dekat.
"Berhenti!"
Aku membalikkan badan menatap Xerglow. Bukan Xerglow yang menyuruhku berhenti. Lantas siapa?
Big!
Kepala Big menyembul dari bekas retakan di atas atap.
Aku dan Xerglow saling menatap.
Bagaimana ini?
Apa dia akan melaporkanku pada ibunya?
Sudah tertangkap basah. Kami berdua hanya berdiri diam menunggu apa yang akan dilakukan Big.
Big menurunkan sebuah tangga. Lalu dia turun menginjak setiap anak tangga hingga tiba di depan kami berdua.
"Kalian sudah mendengar semuanya kan?"
"Mendengar apa?" jawab Xerglow pura-pura bodoh.
"Kita tidak punya waktu lama untuk berbasa-basi. Yang aku tahu jika ibuku kembali kalian dalam bahaya. Jadi, dengarkan aku baik-baik lalu kita akan keluar dari sini secepatnya" bisik Bigger.
Apa maksud Big sebenarnya? Aku belum mengerti.
"Entah kenapa tapi kurasa kalian bisa kuandalkan. Aku memperhatikan ibuku sebulan lebih ini dan kuketahui dia melakukan perjanjian dengan iblis."
"Terus?" ujar Xerglow yang masih pura-pura tak tahu apa-apa.
"Tolong lepaskan ibuku dari perjanjian iblis itu!" ujar Big. Baru pernah kudengar kata tolong terucap dari bibir Big dan baru pernah kudengar kata-kata dari Big yang bernada lemah terucap didepanku.
Apa yang harus kulakukan sekarang Big?
Ibumu mengincarku, mana mungkin aku menolongnya?
Yang harus ditolong itu aku Big!
"Kami tak memiliki kekuatan apa-apa yang bisa berhadapan dengan seorang iblis" ujar Xerglow dan langsung menarik lenganku pergi.
"Hei, pinjam tanggamu yah" ujar Xerglow dan langsung menaikinya.
Aku menatap Big. Dia hanya mengangguk. Aku melihat hari ini dia terlihat tak berdaya juga terlihat kasihan.
Di mana sikap kasarmu itu Big? Semuanya menghilang barusan.
"Ayo cepat!" ujar Xerglow padaku yang masih menaiki tangga mengikutinya yang sudah di ujung tangga.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Here! (SELESAI)
FantasíaAku merasa dunia ini membosankan dan memuakkan. Perasaan itu kucurahkan setiap waktu. Untuk pendengar tanpa nama. Lalu pendengar itu menawarkan sebuah dunia padaku. Bagaimana rupa dunia itu? "Come Here!" ujarnya.