21. Panda Vs Kelinci

1.8K 287 19
                                    

Sebelumnya maaf jika cerita ini tak menarik.
Susah sekali buat cerita. Hiks

Silahkan dibaca 🙏

Author Pov.

Evangelizca masih menatap Laudy selepas kepergian Xerglow keluar dari kelas.

Segurat garis melengkung di bibir laudy dan sorot matanya masih mengikuti bayangan punggung Xerglow.

Rasa resah makin melilit hati Evangelizca, namun dia menepisnya dan berusaha fokus pada pelajaran terakhir yang sebentar lagi diajarkan oleh ibu Cathryn.

Ibu Cathryn pun memasuki kelas. Membahas materi tentang sihir yang mengubah wujud manusia menjadi hewan.

Sudah banyak teori yang dijelaskan barulah Xerglow kembali dari toilet. Menampakkan diri di depan pintu kelas. Tak diperbolehkan masuk oleh bu guru namun juga tak diperbolehkan keluar.

Jadi tinggallah Xerglow berdiri mematung bagai manekin yang dibalut pakaian emas di depan pintu kelas.

"Perhatikan baik-baik!" seru bu guru sambil mengangkat tongkat sihir.

Tongkat sihir itu di arahkannya pada Xerglow. Xerglow tersentak kaget, panik.

Dari mulut bu guru terucap beberapa mantra yang sebelumnya sudah diajarkan.

Semburat cahaya terpecik dari ujung tongkat.

"Wow!" ujar Red.

Lalu cahaya itu bergerak cepat ke arah Xerglow.

Semuanya terperangah kaget, saat tubuh yang tinggi itu merunduk di lantai menjadi katak.

"Oh tidak Xerglow!" ujar Evangelizca.

"Tenanglah, anak-anak ini hanyalah bagian dari praktek materi kita hari ini. Xerglow akan ibu kembalikan seperti semula."

"Ah, syukurlah" timpal yang lainnya.

Bu Cathryn mengucapkan lagi mantra, tubuh Xerglow kembali seperti semula.

Xerglow mengusap-usap dada, menepis keringat dingin di dahinya. Membuat semua siswa di dalam ruangan tertawa geli.

Xerglow pun kembali duduk di samping Evangelizca setelah diperbolehkan oleh Bu cathryn.

Di akhir pembelajaran, bu Cathryn membagi kelompok-kelompok belajar.

Dipikirnya semua sudah kebagian, namun tiba-tiba sebuah jari mengacung ke udara. "Bu, saya belum kebagian" ujar Laudy.

"Ah, maaf. Rupanya kamu murid baru yah, ibu belum menyimpan namamu. Kalau begitu kamu boleh memilih bergabung dengan kelompok belajar manapun."

"Aku gabung dengan Xerglow saja bu!" seru Laudy dengan semangat.

Evangelizca memencingkan mata ke arah Laudy walaupun Laudy tak melihatnya.

"Berarti kamu sekelompok juga dengan Evangelizca." jawab bu guru.

Laudy mengangguk pelan, tak semangat seperti sebelumnya.

***

Sore itu, dua orang gadis dan seorang pria duduk di depan meja bundar.

Di atas meja bundar itu terdapat 3 buah tongkat sihir dan cemilan-cemilan yang sudah disediakan tuan rumah yaitu Evangelizca.

Hawa terasa menegangkan, dua orang gadis seperti sedang terlibat perang dingin dan Xerglow terjebak di tengah-tengah peperangan mereka.

"Ehem" batuk Xerglow yang dibuat-buat.

"Anu, aku ke toilet sebentar yah" ujar Xerglow dan langsung berdiri meninggalkan mereka berdua.

Kini Evangelizca dan Laudy saling beradu tatap, mungkin ingin menunjukkan bola mata siapa yang lebih kuat dalam bertatap.

"Bagaimana kau bisa sampai ke dunia ini? Apa tujuanmu sebenarnya?" tanya Evangelizca blak-blakan.

"Aku tersesat lewat sebuah pohon dalam rumahku."

"Rumahmu? Maksudmu rumahku?" sinis Evangelizca sambil terkekeh.

"Rumah yang diwasiatkan ayahmu untuk ibuku!"

Evangelizca terkekeh lagi dan itu membuat Laudy tersinggung.

"Kau tanya apa tujuanku datang ke sini? Aku ingin merebut Xerglow darimu. Aku tertarik padanya." kini Laudy yang membalas tersenyum sambil tertawa kecil melihat aura wajah Evangelizca berubah kesal.

"Coba saja kalau kau bisa!" Evangelizca menarik tongkat sihir di atas meja lalu diarahkannya di depan Laudy.

Tak ingin kalah dari Evangelizca, Laudy menarik tongkatnya lagi diarahkan di depan Evangelizca.

Mereka berdua saling menodongkan tongkat sihir lalu sama-sama mengucapkan mantra.

***

Xerglow kembali ke ruang belajar mereka, sebelumnya Xerglow berpapasan dengan ratu di dapur, ratu sedang asyiknya meracik adonan kue.

Sambil bersiul kecil dia melangkah memasuki ruang belajar.

BRUK!

Xerglow ambruk di lantai saking kagetnya melihat seekor kelinci dan panda yang saling menindih di bawah meja.

"Kenapa bisa ada kelinci dan panda di sini? Jangan-jangan kalian?" Xerglow menunjuk dua makhluk yang menatapnya dengan imut.

"Laudy dan Evangelizca?"

Kelinci menggoyangkan ekornya, sedangkan panda berlari hendak memeluk Xerglow namun ditepisnya pelukan panda.

Xerglow menggaruk pelipisnya, dia bingung membedakan mana Laudy dan mana Evangelizca.

Ratu mengintip dari balik pintu lalu terkekeh kecil. "Dasar anak-anak" batin Ratu.

Kelinci mendekati Xerglow lalu membalikkan punggungnya, memperlihatkan goresan luka karena ulah panda.

Panda mengibas-ngibas tangannya, seolah-olah membantah bahwa itu ulahnya. Lalu malah menunjukkan lengannya yang tergores juga.

Xerglow memijit pelipisnya.

Yang pastinya dia harus menolong pacarnya lebih dulu baru orang lain.

Dan masalahnya belum juga diketahuinya Evangelizca berada di sosok panda ataukah kelinci?

Kedua makhluk imut itu masih menunggu uluran tangan Xerglow.

Xerglow menarik napas sesaat.

Lalu mengulurkan tangannya.

Come Here! (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang