9. Terlanjur Nyaman

2.3K 360 52
                                    

Aku mengusap-usap perut, sudah tak tahan ingin makan. Namun, anak-anak tangga di depan tak kunjung nampak ujungnya.

Kuhentikan langkah sambil menoleh menatap Xerglow disamping yang sedang melayang di udara.

"Apa?" tanya Xerglow.

Bagaimana aku mengatakannya yah?

"Ah, sudahlah! Aku tahu maksudmu!" Xerglow melipat kedua lengannya di dada sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Aku ini bukan kendaraan pribadimu!"

Eh, dia tahu maksudku rupanya. Dasar pelit!

"Ada apa dengan wajahmu itu? Seperti ingin menelanku saja. Apa makhluk bumi sering memakan makhluk seperti kami?" tampang Xerglow berubah jadi serius.

Sebenarnya aku ingin tertawa sekarang, tapi waktu seperti ini tak boleh disia-siakan. Aku akan mempermainkannya.

"Tentu saja! Di rumah kami selalu menyantap hidangan olahan daging-daging dari tubuh kalian. Apalagi sayap kalian, biasanya kami membuatnya menjadi sup. Rasanya enak!" aku menatap Xerglow sambil menelan ludah lalu menyapu bibir dengan lidah.

Xerglow bergidik kaget sontak terbang sedikit menjauh dariku.

HAHAHA

Aku tertawa puas membuatnya tersadar sedang dibohongi olehku.

Xerglow mendekat, menarikku cepat. Aku melayang di udara dalam genggamannya.

"Ini terlalu tinggi, aku takut" wajahku pucat. Aku tidak bohong. Aku benar-benar takut ketinggian.

HAHAHA

Kali ini Xerglow yang tertawa puas. Dasar! Menyebalkan!

"Jangan tutup matamu. Lihatlah, pemandangan ini!" ujar Xerglow.

Aku membuka mata. Memberanikan diri menatap dari atas. Merpati-merpati cantik terbang melintasi kami.

"Apa yang dibawah merpati-merpati itu? Kertas? Apa itu surat?" tanyaku.

"Itu adalah laporan dari guru di setiap kelas. Merpati-merpati itu sedang menuju ruangan Ratu. Memberikannya" jelas Xerglow.

"Menarik!" balasku.

Xerglow tiba-tiba perlahan membawaku turun di sebuah tempat.

"Inilah kantin kerajaan golden student!" ucap Xerglow sambil membuka kedua lengannya.

"Wah! Ayo, pesan!" ucapku sambil menggantungkan lengan di bahu Xerglow walaupun sedikit susah karena Xerglow lebih tinggi dariku.

"Eh, tapi pinjam uangmu dulu ya. Nanti aku ganti" aku menurunkan lengan dari bahu Xerglow lalu melipat kedua tangan seperti memohon pada Xerglow.

"Tentu saja kau kan tak punya" jawab Xerglow.

"Hei! Aku punya uang tapi semuanya ketinggalan di bumi!"

"Kau kan tak punya sayap."

Sayap? Apa hubungannya dengan uang?

Aku menatap Xerglow yang berjalan duluan di depan sebuah benda. Lalu Xerglow mengeluarkan sehelai bulu, warnanya seperti sayap Xerglow. Dia menggosok sehelai bulu di depan benda itu. Lalu semua jenis makanan yang tadinya tertutup lemari emas tiba-tiba terbuka.

"Kau mau makan apa? Ambil saja!" kata Xerglow.

Aku menepuk pundak Xerglow. "Kau melakukannya hanya dengan sehelai bulu itu saja?"

"Iya. Di kerajaan golden student ini kami hanya perlu menunjukkan sehelai bulu dari sayap kami."

Xerglow mengambil piring emas. Aku mengikut gerak geriknya, mengambil piring emas juga. Dia menarik beberapa makanan lalu di letakkan di piring. Aku mengikut juga mengambil yang sama dengan pilihan Xerglow.

Lalu Xerglow berjalan ke arah tempat duduk di dekat kaca besar. Aku mengikutinya duduk di situ juga. Dari atas sini kami dapat melihat jelas keadaan di luar, benar-benar sepi karena semuanya sedang sibuk dengan proses belajar-mengajar. Hanya karena kami berdua melakukan kesalahan jadilah kami berkeliaran di sini.

Aku menatap piringku yang sudah penuh beberapa makanan. Terlihat sangat asing.

"Ini namanya gelembung bahagia. Kau akan merasa bahagia jika memakan ini. Kue ini yang paling laku di sini." Xerglow mengangkat kuenya di depanku.

"Yang ini namanya snack menahan ngantuk. Dari namanya saja kau paham kan?"

Aku mengangguk. Aku bisa menebak dia mengambilnya agar dia tidak tertidur di kelas.

"Nah yang terakhir ini namanya jus merubah ekspresi. Jika kau sedang menangis dan tiba-tiba kau diperhadapkan dengan situasi yang diharuskan kau tersenyum seolah baik-baik saja senatural mungkin tanpa ada yang bisa menebak. Jus ini benar-benar ampuh menolongmu."

"Oh, oke. Semuanya di sini unik!" jawabku sambil mencoba snack dan jusnya.

"Namun, semua makanan dan minuman di sini memakai batas waktu kegunaannya. Semuanya tertera di kemasan" jelas Xerglow.

Aku cepat-cepat mengintip kemasan kue, snack, dan jus. Ada tertulis waktu batas merasa bahagia, menahan ngantuk dan merubah ekspresi. Ternyata ada toh batas waktunya.

Saat kami sedang menikmati hidangan tiba-tiba pemandangan di luar membuat aku dan Xerglow sontak berdiri dari bangku.

Apa yang terjadi di luar? Siapa orang-orang itu? Tiba-tiba sebuah bunyi keras memenuhi seisi ruangan kerajaan ini.

Mark tiba-tiba muncul di belakang aku dan Xerglow. Entah sejak kapan dia berada di situ. Dia menarik lenganku.

"Kembalilah ke bumi. Ini pesan ratu" bisik Mark.

"Tapi pak, kenapa?" jantungku berdetak kuat. Melihat wajah Mark dan perkataan Mark ditambah bunyi juga keributan di luar sepertinya suasananya benar-benar buruk.

"Para pemburu makhluk bumi itu mengetahui jika kau ada di sini. Kau harus pergi. Cepat! Kau tahu ruangan penyimpanan lukisan tua kan?"

"Iya. Kenapa pak?"

"Lewat situ. Ada sebuah pohon yang hidup di situ. Cahaya itu akan muncul saat kau tiba. Kau hanya perlu melewatinya. Jangan sampai ada yang tahu kau ke sana. Mengerti?" bisik Mark lagi.

"Bagaimana dengan ibu? Aku ingin bersama-sama dengan ibuku" aku menarik lengan Mark. Mataku berkaca-kaca. Aku tak ingin berpisah dengan ibu.

"Dengar nak. Ini pesan ibumu. Ibumu akan menjemputmu kembali saat semuanya sudah membaik. Kau harus bergegas cepat" Mark mendorongku ke depan. Aku mengerti maksud Mark, dia tak bermaksud kasar hanya ingin aku cepat-cepat pergi agar selamat.

Akupun berlari. Tak mengucapkan apa-apa lagi pada Xerglow. Maaf Xerglow, semoga aku bisa bertemu lagi denganmu. Bertemu lagi dengan ibu. Dan semua penghuni kerajaan ini. Aku terlanjur nyaman di sini.

Aku tiba di dalam ruangan penyimpanan lukisan tua itu. Dan langsung saja mataku menangkap sebuah pohon yang hidup di dalam ruangan. Padahal saat aku dan Xerglow menyikat ubin kami tak melihat ada pohon di sini. Benar-benar aneh.

Seperti kata Mark. Sebuah cahaya muncul di balik pohon itu. Aku mendekat walau ragu seperti ada rasa yang menyuruhku tetap tinggal.

Apakah aku akan bertemu dengan ibu lagi? Xerglow dan yang lainnya lagi?

Haruskah aku kembali ke rumah itu, bertemu dengan Wexlyn dan kedua anaknya lagi.

Batinku memberontak. Sedang di luar sana terjadi pemberontak yang hebat. Aku jelas-jelas mendengarnya.

Tak apa. Akan kuturuti semua perkataan ibu. Ibu akan menjemputku kembali.

Aku mendekat pada cahaya lalu tubuhku ditarik masuk.

***

Come Here! (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang