"Buka!" ujar ibu dan seketika pintu emas kelas terbuka.
Mulutku ternganga takjub. Ibu juga memiliki kekuatan seperti itu? Ah, tentu saja pasti ibu memiliki kekuatan. Mark yang adalah penjaga sekolah saja memiliki kekuatan apalagi ibu seorang kepala sekolah, pastinya memiliki kekuatan lebih.
"Ayo masuk sayang!" ujar ibu sambil tersenyum.
Aku mengikuti langkah ibu dari belakang sambil menunduk karena aku tak berani menatap semuanya. Jantungku berdetak tak karuan.
Ah, ayolah Evangelizca, jangan takut! Kamu pasti bisa.
Aku hanya menatap ubin emas terus-menerus hingga langkah ibu terhenti. Kurasa sudah tiba di depan kelas. Aku berputar mengikuti ibu, menghadap ke depan kelas, masih menunduk.
"Selamat siang, Ratu!" ujar seseorang di samping ibu. Kurasa seorang guru. Dia berdiri di depan kelas juga, di dekatnya ada sebuah meja. Meja melayang. Oh astaga! Bagaimana bisa meja tanpa kaki dan melayang di atas udara seperti itu?
"Hei kalian kenapa diam saja, ayo cepat beri hormat!" ujar guru itu.
Seketika aku mendengar suara serempak memenuhi ruangan.
"Selamat siang, Ratu!"
"Pagi semuanya! Mohon perhatian sebentar! Hari ini ada seorang murid baru. Ratu harap kalian bisa berteman baik dengannya."
"Ah, pak Chen. Sisanya tolong urus. Aku masih ada urusan!"
Urusan? Ibu tolong jangan tinggalkan aku. Aku benar-benar takut.
"Baik Ratu!" jawab pak Chen.
Aku yang masih menunduk tiba-tiba kaget melihat kaki ibu menghilang. Sontak aku mengangkat wajah menatap ke samping. Ibu benar-benar menghilang!
"Nah, putri! Silahkan perkenalkan dirimu!" ujar pak Chen.
Oke tenanglah Evangelizca. Cepat perkenalkan diri lalu duduk.
Aku menatap lurus ke depan. Semuanya juga sedang menatapku. Mereka memakai gaun emas bagi gadis dan bagi laki-laki menggunakan kemeja emas dengan celana panjang emas.
"Hallo semuanya! Namaku Evangelizca Carolevi! Aku dari bumi. Salam kenal."
Begitu saja kan? Atau ada yang kurang? Haruskah mengatakan nama orang tua juga? Tidak! Aku sudah sepakat dengan ibu bahwa selain Mark tidak ada yang boleh tahu kalau ibuku adalah ratu di sini karena aku akan merasa tidak nyaman. Kau tahu maksudku kan?
Makhluk bumi?
Kudengar makhluk bumi jahat-jahat?
Kok dari bumi bisa ke sini sih?
Bisikan mereka terdengar jelas di telingaku. Apa ada yang salah dengan makhluk bumi? Padahal ratu kalian adalah makhluk bumi. Ingin sekali aku mengatakan ini, tapi aku tetap dengan komitmenku bersama ibu.
Seorang gadis tiba-tiba berdiri.
"Hallo Evangelizca! Selamat datang di kerajaan golden student dan selamat datang di kelas kami, aku Verolin!" ujarnya ramah.
Senyumku mengembang mendengar penyambutan gadis itu, benar-benar ramah. Siapa namanya tadi? Oh iya, Verolin.
"Hai Eva!" sapa seseorang di bangku leretan kedua sebelah kiri dekat tembok.
"Hai lizca!" sapa seseorang yang duduk di belakang Verolin.
Ah syukurlah, mereka menyambutku dengan ramah.
"Putri, kau boleh duduk di bangku kosong sana yah!" ujar pak Chen sambil menunjuk ke belakang.
"Baik pak!" jawabku.
Aku melangkah menuju leretan bangku paling belakang. Satu-satunya bangku kosong di situ.
Aku menarik bangku itu pelan lalu kududuki. Ada seorang lelaki yang duduk di sebelahku namun dia sepertinya sedang tidur. Kepalanya direbahkan diatas meja. Meja yang penuh coret-coretan. Aku harus menyapanya, bagaimanapun juga selama sekolah di sini dia yang sangat dekat denganku karena duduk di sebelahku.
"Hai! Salam kenal aku Evangelizca!" ujarku sambil memegang lengannya yang dijadikan bantal kepala itu.
"Ah dasar! Jangan mengganggu tidurku!" gerutunya.
Apa-apaan laki-laki ini? Aku sudah mencoba sopan dengan menyapanya kenapa malah menjawabku kasar seperti itu?
"Hei! Kalau mau tidur pulang saja sana! Ini kelas bukan kamar tidur!"
Ah, astaga Evangelizca apa yang kau lakukan barusan? Tidak bisakah kau mengunci mulutmu itu? Baru pertama masuk sekolah kenapa malah mencari musuh sih!
"Kau ini!"
Laki-laki itu bangun dan menatapku geram namun seketika kami berdua sama-sama kaget.
"Xerglow?"
"Kau, kau yang membuat rencana bolosku gagal kan?" Xerglow menunjuk ibu jari di depanku.
***
Mau bilang apa buat Xerglow? 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Here! (SELESAI)
FantasyAku merasa dunia ini membosankan dan memuakkan. Perasaan itu kucurahkan setiap waktu. Untuk pendengar tanpa nama. Lalu pendengar itu menawarkan sebuah dunia padaku. Bagaimana rupa dunia itu? "Come Here!" ujarnya.