12

860 79 3
                                    

Typo bertebaran 🙃
.
.
.

Jisoo mengetikan pesan singkat pada Yuta bahwa ia sudah berada di depan pintu apartemen milik Yuta dkk, dan adek-adeknya berada di dalam sana sekarang.

Pintu terbuka, menampakkan tubuh Yuta yang mengenakan kaos santai berwarna biru tua serta celana selutut berwarna coklat. Dengan kode sederhana Yuta menarik tangan Jisoo untuk masuk kedalam apartemen. Terlihat jelas sebuah kerumunan di ruang tengah.

Bila diperhatikan apartemen mereka tidak terlalu berbeda, bahkan hampir serupa, itu sebabnya dari pintu depan akan langsung terlihat jelas ke arah ruang TV.

Perlahan percakapan samar mulai terdengar dari tempat Jisoo. Jisoo dan Yuta memutuskan berhenti dan mengamati dari posisi mereka.

"Bahkan dia saja melarang kita pergi dengan seenak jidatnya, tentu saja aku juga melakukan sesuatu seenak jidat ku," ketus Rose

Jaehyun yang duduk disamping Rose berusaha sedikit mengurangi rasa kesal kekasihnya itu, dengan cara menepuk ringan pundak Rose.

"Kan dia khawatir, tentu saja dia mengatakan seperti itu,"

"Tapi dia khawatir tentang sesuatu yang tidak penting," sindir Lisa yang sejak tadi diam.

Jisoo menghela napas setelah mendengar sedikit pembicaraan adek-adeknya, ia memutuskan mendekat, "udah?, Udah selesai kabur-kaburannya?,"

Semua orang menoleh kebelakang dan menemukan Jisoo melipat tangan di dada. Matanya menatap mata Lisa dan Rose secara bergantian.

"Ayo pulang," lanjut Jisoo kemudian hendak berbalik, sebelum sebuah suara menginstruksi nya

"Gak,"

Jisoo menatap Rose tidak mengerti, "nggak ya nggak kak," tegas Rose

"Jadi kamu mau apa ha?, Mau nginap disini?, Rose tolong berpikir sedikit dewasa!, Kamu itu bukan anak TK lagi Rose," jisoo meninggikan suaranya satu oktaf, harus dengan cara apa ia membuat Rose paham

Tidak ada suara apapun disana. Ini pertama kalinya bagi mereka melihat Jisoo yang selalu tersenyum meninggikan suaranya menahan emosi. Bahkan bernapas saja terasa sulit di atmosfer seperti saat ini.

"Kalian ingat bukan, jika harus berada di rumah sebelum malam," ingat Jisoo lalu pamit dengan Yuta untuk kembali ke apartemennya

"Tidak ada yang namanya rumah sejak saat itu," jawab Lisa di tengah diamnya yang jelas langsung terdengar oleh Ten yang duduk di sampingnya. Diam-diam ada telinga yang juga mendengar ucapan yang keluar dari mulut Lalisa itu.

Lisa berdiri, dan memutuskan untuk pamit dengan Ten dan keluar dari apartemen itu. Tidak ada satupun tempat yang aman dan akan menerimanya dengan tentram saat ini.

Secara tak sadar kakinya membawa tubuhnya menuju taman dekat kawasan apartemen. Saat ini dia sungguh-sungguh dirundung dilema. Tidak tahu apa dan siapa yang harus dia percayai.

Hingga Lisa merasakan hawa seseorang yang duduk di sampingnya, ia menolehkan kepala dan sedikit terkejut, "papa!," Serunya

Pria tua itu tersenyum hangat pada Lisa. Langsung saja ia mendapat pelukan hangat balasan dari putrinya.

"Apa yang kau lakukan disini?," Tanya tuan Kim

Masih dengan posisinya, "hanya sedikit menenangkan diri," racaunya

Perlahan pelukan mereka lepas, tuan Kim meletakkan tangannya di kedua bahu Lisa. Dipandangnya mata Lisa yang sedikit berkaca

"Ikutlah dengan papa Lis," satu ajakan yang menggoyahkan batin Lisa.

My Darkness: Death always found you(BpXnct) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang