Warning!!, Typo bertebaran
.
.
.Tuan Kim keluar dari mobilnya dan segera masuk kedalam sebuah bangunan tua. Beberapa barikade penjagaan terlihat sangat ketat dengan berbagai senjata ditangan mereka, yang pastinya membuat orang yang melihat bergidik ngeri.
Pandangannya jatuh pada sebuah kursi yang membelakanginya.
"Bagaiman?," Suara bariton menyapu pendengaran tuan Kim
"Aku hanya mempunyai satu," jawab tuan Kim takut-takut
"Satu?," Ulangnya sambil memutarkan kursi mengahadap tuan Kim
"Kalau gitu aku tak bisa memberi banyak, mungkin hanya lima?" Ujarnya sambil menopang dagu
Tuan Kim menghela napas berat, "bisakah kau memberiku lebih, ku pastikan dia masih bersih, kulitnya juga sangat mulus," tawar tuan Kim
Pria itu berdiri dan berjalan mendekati tuan Kim, dengan cepat moncong pistol mengarah ke kepala tuan Kim. Tangan pria tua itu gemetaran di udara
"Ampun, aku mohon jangan tembak aku," pintahnya
Seringai tajam masih terukir disana, "apa kau bisa menjamin dia masih mulus, tanpa lecet dan noda?," Tanyanya yang mendapat anggukan antusias dari tuan Kim
"Bawa wanita itu besok jam 5 sore kesini, dan akan ku beri kau 7 bungkus," ujarnya sambil menurunkan moncong pistol itu
"Baik, pasti aku antar" senangnya
Lalu pria itu mengarahkan moncong pistol itu kembali pada kepala tuan Kim, "kau pasti tahu apa yang akan terjadi jika mengkhianatiku bukan?,"
Tuan Kim mengangguk takut, "ya, aku tau teramat sangat"
Tuan Kim segera pergi dari tempat itu, ketika di perintahkan pergi. Ia berjalan senang karena memikirkan tujuh pack obat-obatan sejenis LSD atau Krokodil ( Sejenis narkotika ) dengan mudah tanpa harus masuk ke pasar gelap.
***
Tuan Kim kembali ke rumah dengan berbagai bungkusan di tangannya. Ia masuk dan mencari dimana keberadaan Rose.
"Rose?" Panggilnya berulangkali, pria itu memutuskan naik kelantai atas
Ia mengetuk pintu kamar Rose, tak ada satupun jawaban disana. Perlahan kepanikan mulai melanda dirinya, dengan nekat dia akan mendobrak pintu itu, namun tidak jadi ketika mendengar suara kunci yang di buka.
"Apa yang kau lakukan nak?, Aku mengkhawatirkan mu"
Rose tersenyum, "aku hanya mengantuk. Kenapa?," Tanyanya
"Aku membelikan mu baju dan sepatu. Aku harap kau menyukainya," Rose mengangguk paham
"Oke, aku akan tidur sekarang. Aku sangat lelah," lanjutnya. Tuan Kim dengan senang hati membiarkan Rose untuk beristirahat
Rose kembali mengunci pintu. Segera ia bergerak cepat kembali keatas ranjangnya. Membuka selimut dan menemukan laptop yang sempat ia temukan di kamar sebelah. Mungkin untuk saat ini ayahnya tidak akan menyadari, tapi siapa tau jika besok.
Layar PC itu kembali memancarkan cahaya. Dia harus mengirim email sekarang. Berterimakasihlah pada matanya yang jeli, karena berhasil menemukan kartunya yang dibuang asal oleh ayahnya. Sungguh Dewi Fortuna sedang berpihak padanya sekarang.
Rose mengerutkan keningnya. Jisoo sedang tidak sadarkan diri, bagaimana jika ia mengirim pada Lisa?, Rose lalu mengetikkan beberapa pesan teks disana dan segera mengirimnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Darkness: Death always found you(BpXnct) COMPLETED
Fanfiction[END] "bukankah iblis hanya sekedar malaikat bersayap hitam?, Lalu kenapa dia sangat dibenci?," Kim Jennie "Mungkin kalian tidak bisa mengerti. Tapi aku harap kalian bisa memahaminya." Kim jisoo "Siapa kau sebenarnya?, Malaikat atau iblis, kemana ka...