10

949 78 0
                                    

Typo bertebaran gaes🙂
.
.
.

Rose bergerak cepat setelah selesai merias dirinya dengan tipis menggunakan lipstik dan perpaduan bedak serta blush-on.

Tidak ada niatan sedikit pun baginya untuk menuruti perintah Jennie. Diambilnya tas selempangnya, sejenak dia melihat jam di hpnya. Jam 5 pagi, jam yang sungguh tepat baginya untuk melarikan diri. Dia memutuskan untuk keluar dan kembali nanti sore.

Sebelum keluar dari kamar, Rose melihat ke arah Lisa. Dia ingin mengajak Lisa, tapi ia mengurungkan niatnya dan memutuskan segera pergi.

Rose berhasil menyelinap keluar. Lalu berjalan kecil di trotoar tanpa mengetahui kemana arahnya. Yang penting keluar, pikirnya.

Karena tanpa tujuan diwaktu yang terlalu pagi, Rose memutuskan menuju taman dan menghabiskan waktunya beberapa jam disana, baru setelah itu ia akan mengunjungi perpustakaan, mendatangi kampusnya, berjalan-jalan di mall, dan selesai itu agenda terakhirnya pulang ke apartemen.

Dia duduk terdiam disalah satu kursi taman. Bagaimanapun tidak terlintas kebosanan karena ia duduk terdiam. Dia justru lebih menyukai diamnya sekarang dengan semua pikiran yang berjalan begitu saja di otak kecilnya.

Hingga sebuah ingatan tentang sesosok wanita yang telah melahirkannya terlintas begitu saja di pucuk ingatannya.

Dulu bila hari libur, mereka sangat sering mengadakan piknik di taman. Dia dan Lisa selalu heboh berlarian dengan pengawasan ayahnya, sementara Jisoo dan Jennie hanya duduk dan akan memperhatikan dengan senyum sambil membantu ibu mereka.

Dan itu sungguh kejadian yang sudah lama terjadi. Dulu, sebelum ia sangat membenci Jennie.

Ingatan lain kembali muncul. Ingatan ketika ia bermain dengan Lisa, di taman depan rumah mereka dulu di New Zealand.

"Rose cepat kejar aku, jangan curang ah," kesal Lisa saat melihat saudara kembarnya hanya duduk setelah kalah batu gunting kertas dengannya

Rose melipat tangannya di dada, "nggak ah, Lisa curang. Rose nggak mau main," ujarnya

Lisa memanyunkan bibirnya. Lalu melihat ke arah meja dekat taman. Beberapa menit lalu ayah mereka datang dan memberikan mereka masing-masing coklat. Ide jail terlintas begitu saja dipikiran Lisa.

Lisa mengambil kedua batang coklat itu, dan mengayunkannya di udara. "Oke, coklat ini untuk aku," ujarnya melihat sebatang coklat di tangan kanannya, dan melirik tangan lainnya yang juga memegang coklat satu lagi, "mama pasti marah jika aku menghabiskan dua batang coklat sekaligus, dan aku tidak rela membaginya pada kak Jennie dan kak Jisoo," lanjut racaunya mengabaikan hujatan tajam dari mata Rose

Lisa mengangguk paham, "aku akan memberikannya pada Ten," bangganya setelah menemukan pemecah keganjalan di otak kecilnya.

Rose lalu berdiri, "yak Lalisa!, Jangan mengambil punyaku," hingga akhirnya Rose berlari mengejar Lisa yang terbirit-birit masuk kedalam rumah.

Mereka berlari dan mengabaikan beberapa peringatan dari Jisoo serta teriakan dari ibu mereka. Karena keasikan Lisa dan Rose yang berlari, tanpa sadar Rose kesandung sebuah tumpukkan kayu punya ayah mereka yang digunakan untuk memperbaiki dapur dekat samping tangga.

Mereka berdua berhenti ketika mendengar sebuah hantaman kuat dibelakang mereka. Rose menatap Jennie yang juga menatapnya. Ia tidak mengerti maksud dari tatapan itu dan menyadari jika Jennie membisikkan sesuatu sebelum pingsan.

Lisa berlari panik ke arah tangga, dilihatnya Jennie yang pingsan dengan lumuran darah dekat pelipis kanannya karena tertimpa balok-balok kayu itu.

My Darkness: Death always found you(BpXnct) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang