Bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, tetapi sampai saat ini penjemput Naya belum juga muncul membuatnya resah dan takut karena wilayah sekolah sudah terlihat sepi dan hari sudah hampir sore
Bunyi ponselnya membuatnya sedikit bernafas lega terlebih nama ibunya terlihat di layar ponselnya
"Halo ibu kok Naya belum dijemput" katanya setelah menekan tombol hijau
"Maaf ya sayang, ini Pak Tatan baru bilang kalau hari ini dia tidak bisa jemput kamu" kata ibunya di sebrang sana
"Lalu bagaimana dengan Naya?" perasaan Naya mulai gelisah
"Kamu pulang naik bus ya sayang"
"Tapi Naya gak tahu naik bus" katanya sambil melihat ke arah halte yang ada di sebrang jalan yang terlihat sepi
"Belajar dong sayang"
"Sudah dulu ya sayang, ibu masih sibuk" kata ibunya memutuskan sepihak sambungan telfon
Naya mulai kebingunan karena dia bisa melihat sudah tidak ada siapa-siapa di sini dan dia harus naik bus untuk sampai di rumah sedangkan dirinya tidak pernah naik angkutan umum seumur hidupnya
"Kok sendirian" suara itu sontak membuatnya menegang
"Ini gue" kata orang tersebut memutar tubuh Naya agar Naya bisa melihat siapa lawan bicaranya
"Farul" kata Naya ketika melihat siapa yang ada di depannya saat ini
"Lo kok belum pulang?" tanya Farul mengabaikan ekspresi kaget Naya
"Gue gak di jemput terus gue di suruh naik bus untuk pulang sedangkan gue gak tahu naik bus" kata Naya menjelaskan panjang lebar
"Rumah lo di mana?" tanya Farul
"Di jalan Kenari" tanpa ragu Naya menjawab pertanyaan Farul
"Yaudah yuk" kata Farul sambil menarik tangan Naya tapi dengan cepat Naya menarik kembali tangannya
"Rumah kita searah jadi lebih baik kita pulang bareng daripada lo sendirian" katanya sebelum Naya protes
Mendengar jawaban Farul membuat Naya cukup lega, akhirnya mereka menyebrang ke halte yang berada di sebrang jalan setelah beberapa menit menunggu akhirnya bus yang mengarah ke rumah mereka sudah datang
Di dalam bus mereka berdua hanya banyak diam dibanding harus berbicara
"Lo kok bisa gak dijemput?" tanya Farul memecah kecanggungan diantara mereka
"Supir pribadi gue tiba-tiba gak bisa" kata Naya
"Ehh rumah lo sebenarnya di mana?" tanya Naya yang sendari tadi penasaran
"Ada deh" kata Farul tersenyum jail
"Kok gitu sih" kata Naya kesel membuatnya memukul pelan lengan Farul dari situlah percakapan mereka mengalir sampai akhirnya bus tersebut berhenti di halte yang tidak jauh dari jalan menuju rumah Naya
Mereka berdua turun dari bus setelah membayar ongkos yang sudah ditetapkan
"Lo sebenarnya tinggal dimana sih?" tanya Naya yang masih penasaran
"Di rumah" kata Farul kembali tersenyum jail
"Gue serius Farul" kata Naya kembali kesal
"Gue lebih serius" katanya tersenyum manis
"Lebih baik sekarang lo balik deh, lo cukup jalan mungkin beberapa meter setelah itu sampai deh di rumah" kata Farul menjelaskan
"Iya Farul iya" kata Naya kemudian berjalan meninggalkan Farul, setelah memastikan Naya akan baik-baik saja, Farul membalikkan badan dan berjalan kembali menuju halte yang baru beberapa menit yang lalu ia tinggalkan untuk kembali mengambil bus jalur yang berbeda, karena sebenarnya arah rumahnya dengan Naya sangat berbeda jalur
***
"Gue harus bilang makasih ke dia" kata Naya menggenggam ponselnya
Baru saja ia hendak menelfon tapi orang tersebut lebih duluan menelfonnya
"Gue baru aja mau nelfon lo" kata Naya
"Sama-sama" kata Farul yang tentunya membuat Naya terheran karena arah pembicaraan mereka tidak sejalan
"Pasti lo mau nelfon gue untuk bilang makasih kan" lanjut Farul dan itu sontak membuat Naya tersenyum malu
"Diam tanda iya" kata Farul ketika tidak mendengar respon dari Naya
"Lo sok tau banget ya" kata Naya
"Alah gak mau ngaku lagi" kata Farul mencoba menahan tawanya
"Lo kalau mau ketawa, ketawa aja" kata Naya kesal
"Kok gitu aja marah sih" kata Farul mencoba membujuk Naya
"Lo sih nyebelin banget" kata Naya sambil berjalan menuju ranjangnya
"Tapi iya deh gue emang mau bilang makasih ke lo" kata Naya akhirnya mengakui
"Gue suka sama cewe yang mengakui sesuatu"
"Ha? Maksud lo?" tanya Naya yang cukup polos
"Enggak kok" jawab Farul sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Gue juga suka sama cowo kayak lo" kalimat yang baru saja keluar dari mulut Naya mampu membuat Farul terdiam lama dan itu membuat Naya tersadar akan perkataannya baru saja
"Ehh sudah dulu ya" kata Naya cepat-cepat mematikan sambungan telfonnya
"Gue ngomong apa sih barusan" katanya berbaring dan menaruh ponselnya ke sembarang arah
Sedangkan di sisi lain Farul masih terdiam dengan posisi ponselnya yang masih berada di telinganya meski Naya sudah memutuskan sambungan telfon mereka dari tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Monyet
Teen FictionHey, ayolah. Aku tahu, aku mulai merasakan cinta monyet. Tapi mengapa rasanya sedalam dan sesakit ini? Aku gadis 13 tahun menjalani pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Pertama kalinya, aku jatuh hati karenamu dan patah hati karena pengkhianatanmu...