Hari-hari berikutnya seperti hari sebelumnya, bedanya hanya saat ini mereka menyandang status berpacaran, meski hanya mereka berlima yang tahu karna Naya dan Farul tidak terlalu memperlihatkan kedekatan mereka berdua. Mereka memilih membiarkan saja teman mereka menganggap kalau mereka berdua hanya berteman biasa, seperti yang lainnya.
Seperti hari yang lalu, hari ini mereka pulang bersama. Saat ini mereka sedang menunggu bus yang biasanya mereka tumpangi yang mengarah ke rumah Naya.
"Tumben busnya lama" kata Naya yang terus saja memandangi arah biasanya bus itu datang
"Mungkin lagi macet" kata Farul dan Naya membenarkan, mungkin saja jalanan hari ini macet
"Besokkan hari minggu?" tanya Farul dan Naya mengangguk karna besok memang hari minggu dan sekolah mereka libur
"Jalan yuk" ajak Farul dan Naya sontak kaget mendengar ajakan Farul
"Kok kaget" kata Farul sambil tertawa kecil
"Berdua?" tanya Naya
"Kalau kamu maunya berdua gak papa juga sih" kata Farul, saat ini mereka memang berbicara menggunakan kosa kata aku-kamu meski sangat jarang, hal itu terjadi jika mereka sedang berdua seperti saat ini
"Kalau aku ajak yang lain, gimana?" tanya Naya ragu-ragu, takut jika Farul merasa tersinggung
"Enggak masalah sih" kata Farul santai dan itu membuat Naya merasa lega
"Oke nanti aku ajak Salsa dan Gina" kata Naya tersenyum
"Oke aku ajak Affan" selesai Farul berbicara, bus yang dari tadi mereka tunggu berhenti tepat di depan halte, tempat mereka menunggu dari tadi.
Seperti biasa, Farul menggenggam tangan Naya, berjalan menuju kursi penumpang yang masih kosong dan Naya mulai terbiasa dengan hal tersebut, terkadang gadis itu tersenyum tiap kali Farul menggenggamnya.
"Kita besok mau jalan kemana?" tanya Naya
"Bagaimana kalau ke mall?" tawar Farul dan Naya cukup senang mendengar hal itu, bagaimana tidak karna sudah sangat lama ia tidak jalan ke mall.
"Melihatmu senang artinya kamu setuju" kata Farul menarik kesimpulan dan Naya hanya tersenyum menanggapinya
Selama perjalanan mereka membicarakan banyak hal, mungkin lebih tepatnya Naya. Gadis itu senang sekali menceritakan banyak hal dan itu yang sangat disukai oleh Farul, ia sangat suka menatap Naya yang selalu saja aktif menceritakan banyak hal dan Naya tidak merasa risih dilihat seperti itu oleh Farul, yang ada ia tambah semangat untuk bercerita.
"Oke aku pulang ya" pamit Naya setelah mereka turun dari bus dan Farul hanya tersenyum
"Nay" teriaknya dan gadis yang dipanggil berbalik melihat orang yang memanggilnya sambil memperlihatkan ekspresi bingungnya
"Besok gue tunggu disini" katanya sambil tersenyum dan Naya mengacungkan jempolnya lalu berlalu setelah tersenyum kepada kekasihnya itu.
Setelah ia tidak dapat lagi melihat punggung gadisnya itu, seperti biasa Farul menunggu bus yang mengarah ke rumahnya.
***
"Lo udah siap belum?" tanya seseorang yang berada di ujung telfon
"Belum nih"
"Masih milih baju" katanya sambil melihat isi lemarinya
"Baju yang biasa aja kali" kata Gina yang mendengar kegaduhan pada ponselnya. Saat ini mereka sedang siap-siap karna seperti rencananya kemarin, mereka berlima akan jalan ke mall dan tentunya mereka semua setuju dan inilah yang terjadi saat ini, Naya masih belum siap dengan kebingungan akan pakaian yang akan digunakan sedangkan Gina menelfonnya diwaktu yang tidak tepat
"Emang lo udah siap?" tanya Naya yang masih sibuk dengan baju-bajunya, gadis itu menyimpan ponselnya pada tempat tidurnya dan mengaktifkan loudspeaker dari ponselnya.
"Sedikit lagi baru selesai" kata Gina dan Naya bisa dengar bahwa gadis itu juga sedang bersiap-siap
"Gue bingung mau pakai baju apa" kata Naya mulai pasrah
"Pakai baju yang buat lo nyaman, gak usah ribet" kata Gina kesal
"Kalau Farul gak suka gimana?" kata Naya masih mengobrak-abrik isi lemarinya
"Farul itu suka lo apa adanya, gak usah ribet napa sih" kata Gina
"Pilih baju yang buat lo nyaman saat lo pakai" lanjut Gina, karna merasa lelah mendengar gina mengoceh dan ia juga sudah pasrah memilih baju akhirnya gadis itu memilih baju kesukaannya yang biasa ia gunakan saat jalan bersama keluarganya
"Bagaimana? Sudah dapat?" kata Gina saat tidak lagi mendengar kerusuhan diujung telfon
"Udah" kata Naya jutek
"Jangan jutek, awas gak cantik lagi" kata Gina menggoda Naya dan tertawa kecil setelah mengatakan kalimat itu
"Yaudah gue matiin, lo buruan siap-siap nanti Farul malah nunggu lama lagi" kata Gina dan setelah itu ia mematikan sambungan telfonnya.
Naya mulai bersiap-siap, ia takut seperti apa yang dikatakan oleh Gina tadi, Farul menunggunya terlalu lama.
Setelah siap Naya berpamitan kepada ibunya bahwa ia akan pergi bersama teman-temannya dan tentu saja gadis itu mendapat izin asal tidak pulang terlalu malam.
Naya berjalan menuju halte depan kompleksnya dan benar saja dari ia melihat seorang laki-laki sedang duduk, seperti sedang menunggu seseorang dan Naya bisa pastikan kalau itu Farul. Naya berlari mendekati laki-laki itu dan saat ia telah sampai di depannya, Naya berusaha mengatur nafasnya setelah ia berlari cukup jauh.
"Ngapain kamu lari?" tanya Farul memandang Naya yang masih berusaha mengatur nafasnya
"Takut kalau kamu lama nunggunya" jawab Naya susah payah
"Kamu duduk dulu deh" kata Farul menuntun Naya untuk duduk dan memberikannya minum yang sempat ia beli tadi, Naya langsung menghabiskan minuman itu sampai tegukkan terakhir.
"Capek ya?" tanya Farul sambil tertawa kecil dan sontak itu membuat Naya kesal
"Jangan cemberut dong, nanti cantiknya hilang" kata Farul saat melihat Naya yang cemberut, sontak mendengar hal itu pipi Naya terasa panas, benar saja ia salting.
"Yuk kita berangkat sekarang" kata Farul saat bus yang harus mereka tumpangi sudah berhenti di depan halte. Mereka memang akan jalan-jalan berlima, hanya saja berangkatnya terpisah-pisah. Mereka semua sudah janjian untuk ketemu di depan pintu masuk mall.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Monyet
Teen FictionHey, ayolah. Aku tahu, aku mulai merasakan cinta monyet. Tapi mengapa rasanya sedalam dan sesakit ini? Aku gadis 13 tahun menjalani pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Pertama kalinya, aku jatuh hati karenamu dan patah hati karena pengkhianatanmu...