19

8 0 0
                                    

Gina baru saja memasuki kelasnya dan dari jauh ia dapat melihat Naya sedang menenggelamkan kepala pada lipatan tangan yang dibuatnya. Gina yakin Naya sedang menangis saat ini, dapat dilihat dari bahunya yang bergetar.

Gina berjalan mendekati temannya itu dan menyentuh bahunya saat ia sudah duduk di sampingnya. Yang punya bahupun bangun dan menghapus bekas air mata yang ada di pipinya.

"Kenapa?" tanya Naya kepada Gina dengan suara yang masih serak

"Nih minum dulu" kata Gina menyerahkan botol air yang ia bawa dari kantin tadi dan Naya menerimanya dan meneguknya sampai setengah botol.

"Bagaimana? Sudah enakan?" tanya Gina dan hanya dijawab anggukan oleh Naya

"Lo gak boleh kayak gitu tadi" kata Gina menasehati

"Lo pasti tadi bohongkan, lo menghindar pasti dari Farul" lanjut Gina dan yang ditanya hanya terdiam

"Gue tanya ke lo nay, lo bohongkan?" desak Gina

"Gue gak bisa kayak tadi, mana bisa gue pura-pura udah move on dari Farul, gak bisa gin" jelas Naya. Gina langsung memeluk temannya itu dan seketika pertahanan Naya runtuh, gadis itu menangis pada pundak Gina.

"Nangis aja sampai lo puas" kata Gina sambil mengelus punggung Naya

"Makasih" kata Naya disela tangisnya dan Gina hanya tersenyum sebagai responnya

***

Satu bulan berlalu dan Naya mulai beradaptasi dengan kelas barunya, ia mulai dekat dengan beberapa temannya

"Nay tugas dari ibu hera, lo sudah?" tanya temannya yang bernama Rani

"Sudah, mau nyontek ya?" goda Naya dan Rani hanya cengengesan

"Nih" kata Naya memberikan bukunya kepada Rani

"Sayang Naya" kata Rani memeluk Naya

"Iya deh" kata Naya sambil menggeleng melihat tingkah Rani

"Kenapa nay?" kata Gina yang baru saja datang

"Biasa si Rani minta tugas" katanya dengan santai

"Dan lo kasih?" tanya Gina dan Naya hanya mengangguk kemudian kembali dengan ponselnya

"Ihh kok gitu sih" kata Gina dan Naya melihatnya dengan tatapan bingung

"Gue juga mau liat tugas lo" kata Gina menjawab ekspresi dari Naya

"Astaga kirain apaan ihh" kesal Naya dan Gina hanya memperlihatkan deretan giginya

"Nanti kalau Rani udah selesai baru deh lo liat" kata Naya dan tentu Gina senang mendengar hal itu

***

"Nay ke kantin yuk" ajak Gina

"Gak deh" jawab Naya

"Takut ketemu Farul ya?" goda Gina

"Apaan sih" kata Naya dan Gina hanya tertawa melihat ekspresi dari Naya. Sebulan telah berlalu dan Naya selalu bilang kalau dia sudah move on dari Farul, tetapi hati siapa yang tahu. Bisa saja lain di mulut lain di hati, itulah yang sering dikatakan oleh teman-temannya dan Naya hanya cuek sebagai responnya

Naya terus saja fokus ke layar ponselnya sampai gadis itu merasa kebelet untuk buang air kecil, dengan terpaksa Naya berjalan keluar kelas menuju toilet yang berjarak cukup jauh dari kelasnya

Naya terus berjalan sambil memperhatikan sekelilingnya sampai dia tidak sengaja mendengar pembicaraan seseorang, suara itu sangat familiar di telinga. Ingin sekali rasanya Naya kembali melangkahkan kakinya tetapi pembicaraan yang mereka bahas membuatnya tetap berhenti

"Gue kayaknya suka sama Gina" kata salah satu dari dirinya

"Lo yakin?" tanya lawan bicaranya. Naya ingin sekali mengintip dan melihat apakah benar orang yang menyukai temannya itu adalah orang yang selama ini yang masih ada di hatinya.

"Iya, gue yakin kalau gue suka sama Gina" katanya sekali lagi dan dengan penuh keberanian Naya memastikan siapa pemilik suara itu dan benar saja, pemilik suara itu adalah Farul. Dia sedang berbicara dengan Affan

Bukan main sakit yang dirasa oleh Naya saat mendengar orang yang masih ada dihatinya ternyata suka kepada temannya sendiri, teman dekat.

Naya langsung berlari menuju toilet. Ia berusaha menahan tangisnya, dia tidak ingin jika ada yang melihatnya yang sedang menangis

Naya masuk ke dalam toilet yang kebetulan sangat sepi dan seketika tangis gadis itu pecah. Ia tidak lagi bisa menahannya, sakit rasanya bahkan sangat sakit mendengar kalimat itu keluar dari mulut Farul

"Gue kayaknya suka sama Gina"

"Iya, gue yakin kalau gue suka sama Gina"

Kalimat itu masih terus terngiang di telinga dengan suara khas dari Farul. Air mata Naya terus saja menetes meski berulang kali ia hapus tetapi tetap saja tak henti-henti air mata itu jatuh membasahi pipinya.

***

"Lo dari mana Nay?" tanya Gina saat melihat Naya yang baru saja memasuki kelas dan hendak duduk pada bangkunya sedangkan yang ditanyapun tak merespon. Sebenarnya tidak wajar ia merasa kesal dengan temannya tetapi ia tidak bisa bohong, hati benar-benar sakit mengingat kejadian tadi.

"Lo gak papa kan Nay?" tanya Gina yang merasa khawatir melihat penampilan dari Naya yang benar-benar sedang tidak baik-baik saja

"Gak papa" jawab Naya singkat kemudian memilih menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan yang dibuatnya sedangan Gina hanya membiarkan dan memilih hanya diam

***

"Salsa" panggil Naya saat melihat gadis itu berjalan keluar gerbang bersama teman kelasnya dan yang dipanggilpun menoleh

"Kenapa nay?" tanya Salsa saat Naya sudah ada di depannya

"Gue mau cerita" kata Naya to the point

"Yasudah cerita aja" kata Salsa

"Gak disini, lo bisa gak ke rumah gue?" tanya Naya

"Ehh kalian duluan aja" kata Salsa kepada temannya dan mereka berlalu setelah pamit kepada Salsa dan Naya

"Ayo" kata Salsa setelah teman-teman mereka berlalu dan mereka juga ikut berlalu menuju rumah Naya

Cinta MonyetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang