13

4 0 0
                                    

Malam ini udara begitu sangat dingin, mungkin saja hujan akan turun malam ini. Gadis ini sedang duduk di meja belajarnya dengan ponsel yang berada dalam genggamannya. Sesekali melirik ponsel itu dan kembali menikmati pemandangan malam hari lewat jendela kamarnya.

Tanpa ia sadari waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan kabar dari seseorang yang ia tunggu tak kunjung ada, membuatnya cukup cemas dan ingin sekali rasanya menghubungi laki-laki itu yang sekarang notabenya sudah menjadi pacarnya. Pacar? Mengingat kalimat itu membawanya mengingat kejadian tadi sore, itu hal yang sangat sederhana tapi siapa sangka itu membuatnya bahagia dan larut akan senyum yang terus mengembang setiap kali mengingatnya.

Ponselnya berdering tetapi hanya deringan yang singkat, menandakan hanya ada pesan yang masuk bukan sebuah telfon. Saat melihat pesan itu berasal dari Farul dengan segera ia membuka dan membacanya

Farul

Maaf ya malam ini gue gak bisa nelfon lo

Begitulah isi pesan dari Farul dan itu membuat kerutan di dahi Naya, ia cukup heran karna pertama kalinya cowo itu tak bisa menelfonnya. Akhirnya ia mengirimkan balasan pesan kepada Farul

Kenapa? Ada masalah?

Bukan suatu hal yang besar kok

Gue minta maaf ya

Oke dimaafin

Yasudah sekarang lo istirahat, jangan lupa pakai selimut takutnya nanti kedinginan

Good night pacar

Melihat isi pesan terakhir dari Farul cukup membuatnya tersenyum meski ia tadi sempat merasa kesal karena hari ini mereka resmi berpacaran tetapi untuk pertama kalinya mereka hanya mengirim pesan dan itu hanya sebentar.

Naya berusaha tidak memperdulikannya dan ia berjalan menuju tempat tidurnya, berniat untuk istirahat dan tentunya ia mengabaikan pesan terakhir yang dikirim oleh Farul, bukan karna ia tak ingin membalasnya hanya saja ia bingung harus merespon bagaimana.


*** 

Naya berjalan menelusuri koridor sekolah yang masih sepi karna memang saat ini jam masih menunjukkan pukul 07:00 dan itu alasan kenapa koridor sekolah belum ramai seperti biasanya.

Naya memasuki kelasnya yang ternyata hanya beberapa siswa didalamnya, bisa dihitung jari jumlahnya. Gadis itu berjalan mendekati bangkunya dan mulai duduk, karna merasa bosan akhirnya ia memilih memainkan benda canggih itu dengan sangat serius, sudah dipastikan Naya tak akan memperdulikan sekitarnya jika ia sudah tenggelam dengan ponselnya. 

Benar saja, Naya tidak menyadari kalau kelas sudah diramaikan oleh bebearapa siswa dan siswi. Seseorang mendekatinya dan tetap saja Naya tidak menyadari hal tersebut sampai orang itu duduk disampingnya, barulah Naya menoleh ke orang tersebut, pikirnya itu adalah Gina yang ternyata bukan.

"Serius banget" katanya dengan senyumnya, ini masih pagi tapi Naya sudah melihat senyum itu yang membuatnya ikut tersenyum

"Lo baru datang?" tanyanya saat melihat cowo itu masih menggendong ranselnya

"Seperti yang lo liat" katanya

"Lo kok gak balas pesan gue tadi malam? Marah ya?" lanjutnya mempertanyakan alasan Naya yang tidak membalasa pesan itu

"Enggak kok"

"Itu aku bingung mau balas apa" kata Naya dengan polosnya

"Loh kenapa? Biasanya juga dibalas good night too" katanya

"Anu itu kata pacarnya"

"Kenapa dengan kata pacarnya? Apa salah?" tanya Farul

"Enggak salah kok, kan gue sekarang pacar lo cuman belum terbiasa kayaknya" kata Naya menjelaskan

"Harus dibiasakan dong" kata Farul, lagi-lagi laki-laki itu tersenyum kepadanya

Suara batuk yang disengaja oleh Gina membuat keduanya menoleh ke arah suara tersebut

"Gue ganggu ya?" tanya Gina saat sorot mata keduanya sudah fokus kepada dirinya

"Gue ke belakang dulu ya" pamit Farul dan Naya hanya mengangguk sebagai jawabannya

"Lo udah jadian?" tanya Gina saat Farul sudah berlalu dan ia sudah duduk dibangku yang diduduki oleh Farul tadinya

"Yaps" kata Naya dengan senyum cerianya

"Asik teman gue udah besar" kata Gina menggodanya

"Apaan sih" kata Naya dengan pipinya yang merona

"Semoga lo langgeng dan dia tidak memperkenalkan apa itu luka ke lo" kata Gina dan Naya hanya tersenyum sebagai responnya.


***

Bel istirahat sudah berbunyi dan ketiga gadis itu sedang berjalan menuju kantin.

"Gimana Nay?" tanya Salsa saat mereka sedang berjalan menuju kantin

"Apanya?" tanya Naya dengan polosnya

"Dia udah jadian" kata Gina yang mengerti akan pertanyaan Salsa

"Serius?" tanya Salsa dan Naya hanya mengangguk sebagai jawabannya

"Asik udah ada pasangan baru nih di kelas" goda Salsa

"Langgeng ya dan semoga bahagia terus" kata Salsa dan mereka bertiga mengaminkannya

Melihat teman-temannya yang mendoakannya agar tidak merasakan apa itu sakit hati membuatnya cukup takut, ia takut jika hal itu akan menimpanya, ia takut jika hal itu cepat ia rasakan. Pikiran itu sangat mengganggunya tetapi ia berusaha tidak memperlihatkan kepada temannya, biarkan mereka saat ini berbahagia.

"Kita boleh gabung gak?" tanya seseorang kepada mereka bertiga saat sedang asiknya tertawa dan berbincang satu sama lain. Ketiganya menoleh ke arah suara itu dan Naya cukup kaget melihat pemilik suara itu meski sebelumnya ia tahu siapa pemilik suara itu.

"Tentu boleh" jawab Salsa, setelah mendapat persetujuan Farul bersama Affan duduk bersama mereka bertiga

"Selamat ya" kata Salsa yang pandangannya mengarah ke Farul

"Selamat? Untuk apa?" tanya Farul yang bingung akan ucapan dari Salsa

"Lo jadiankan sama Naya?" tanyanya dengan polos dan itu membuat Naya melihatnya dengan ekspresi kesal

"Oh itu, iya" kata Farul

"Kalian pacaran?" tanya Affan yang benar-benar tidak tahu

"Jahat ya, lo gak cerita ke gue" kata Affan kepada Farul

"Tapi lo udah tahukan" katanya

"Iya deh" kata Affan dan mereka berlima menikmati waktu istirahat dengan membicarakan banyak hal sesekali mereka tertawa membuat terkadang mereka menjadi pusat perhatian di kantin. Sesekali Farul melirik ke arah Naya yang duduk disebrangnya dan gadis itu tidak menyadari hal itu, setiap kali melihat Naya tersenyum ataupun tertawa membuat Farul ikut tersenyum. Saat Naya menyadari kalau Farul terus saja melirik ke arahnya dan mata mereka bertemu, spontan Naya tersenyum dan tentu saja Farul membalasnya dengan senyuman juga.

Cinta MonyetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang