Rani memasuki kelas dengan senyumnya yang terus mengembang sedangkan Inna dan Naya yang melihatnya hanya saling lirik satu sama lain, mereka heran melihat tingkah aneh dari Rani pagi ini
"Hmm ada yang lagi senang nih kayaknya" kata Inna saat Rani baru saja duduk dibangkunya
"Haha tahu aja lo" kata Rani
"Apa nih? Cerita dong" tambah Naya
"Kalian jangan kaget ya" kata Rani dan itu membuat Inna dan Naya makin penasaran
"Gue udah punya pacar" katanya yang sontak membuat Inna dan Naya sangat kaget
"Jangan bercanda" kata Inna
"Gue serius ihh" kata Rani kesal yang dikira hanya bercanda
"Sama siapa?" Tanya Naya
"Sama Kahlil, anak kelas E" kata Rani
"Gue gak kenal" kata Naya
"Gue juga" sambung Inna
"Nanti gue kenalin deh" kata Rani sedangkan Naya dan Inna hanya setuju-setuju saja
***
"Ke kantin yuk" ajak Rani kepada Inna dan Naya
"Tumben banget lo mau ke kantin" kata Inna
"Gue mau kenalin kalian sama Kahlil" katanya antusias
"Yasudah" kata Naya beranjak dari duduknya. Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin.
"Mana dia?" Tanya Inna saat mereka sudah memasuki wilayah kantin
"Kayaknya belum datang deh" kata Rani
"Yasudah kalian duduk dulu, gue mau pesan minum" kata Naya
"Ehh nay titip dong" kata Inna menahan pergelangan tangan Naya
"Apa?" Tanyanya
"Gue jus jeruk" kata Inna
"Lo ran?" Tanya Naya
"Gue juga jus jeruk aja" kata Rani dan mereka berpisah, Naya yang berjalan menuju kedai yang menjual berbagai macam jus sedangkan Rani dan Inna mencari meja kosong untuk mereka berdua
"Mana nihh?" Tanya Inna yang mulai bosan menunggu
"Sabar katanya dia jalan ke sini" kata Rani
"Naya lama banget" kata Inna karna sampai sekarang Naya belum ada diantara mereka, pikiran mereka mungkin antriannya cukup panjang dan itu yang membuat Naya lama
"Hai" kata seseorang mengagetkan mereka berdua
"Eh kahlil" kata Rani
"Ini namanya Kahlil" kata Rani memperkenalkan laki-laki itu yang merupakan pacarnya kepada Inna dan Inna hanya tersenyum kepada laki-laki itu
"Dia siapa?" Tanya Rani melirik ke arah laki-laki yang datang bersama Kahlil
"Oh ini teman kelas gue" kata Kahlil dan Rani hanya mengangguk sebagai jawabannya
Selang beberapa menit Naya datang dengan membawa nampan berisi minuman untuk mereka bertiga
"Lama banget sih nay" kata Inna saat Naya baru saja duduk dan memberikan jus itu kepadanya
"Antri banget, makanya lama" kata Naya, mendengar suara itu sontak membuat teman yang bersama Kahlil memusatkan tatapannya pada perempuan yang ada di depannya saat ini. Naya begitu kaget melihat Farul yang sedang ada di depannya saat ini, melihat ekspresi keduanya membuat ketiga temannya terheran
"Kalian saling kenal?" Tanya Kahlil dan mereka hanya terdiam, tidak ada yang menjawab pertanyaan Kahlil. Inna dan Rani memang tahu cerita tentang Farul tetapi mereka tidak tahu yang mana laki-laki bernama Farul itu
Naya terdiam cukup lama sampai akhirnya ia berdiri dari posisi duduknya
"Gue mau ke toilet" kata Naya yang langsung saja pergi dan tentu itu membuat semua terheran
"Gue balik ke kelas ya" kata Farul dan itu membuat mereka kembali terkaget. Belum sempat Kahlil mengatakan sesuatu, Farul pergi begitu saja
"Lil gue boleh nanya gak?" Tanya Rani
"Nanya apa?" Kata Kahlil
"Teman lo yang tadi itu namanya siapa?" Rani bertanya dengan penuh hati-hati
"Farul" satu nama membuat Inna dan Rani kaget dan mereka mulai mengerti apa yang terjadi saat ini. Mereka sudah paham situasi saat ini
"Emang kenapa?" Tanya Kahlil yang mendapati ekspresi aneh dari dua perempuan di depannya
"Enggak papa kok" kata Rani
***
Naya betul-betul tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan Farul bahkan satu meja dengan laki-laki itu. Naya belum mengerti bagaimana bisa Farul bergabung bersama teman-temannya bahkan Naya belum sempat berkenalan dengan pacar Rani. Ahh ini semua membuatnya bingung. Naya memikirkan satu hal, Apa Kahlil sekelas dengan Farul? Pertanyaan itu mengisi pikiran Naya saat ini
"Nay" suara itu membuat Naya membuyarkan pikirannya. Naya menegang mendengar suara itu, tidak mungkinkan dia nyusulin Naya, dengan memberanikan diri Naya berbalik dan mendapati laki-laki itu sedang melangkah mendekatinya. Naya bingung harus bagaimana, bagaimana ia harus bertingkah atau bagaimana ia harus berekspresi. Karna terlalu memikirkan itu semua membuat Naya tidak sadar bahwa laki-laki itu sekarang sudah ada di depannya
"Lo kenapa?" Pertanyaan itu membuat Naya kaget tetapi dengan berusaha ia tidak memperlihatkannya
"Gak papa" katanya santai
"Kenapa?" Naya bertanya dengan judesnya
"Katanya mau ke toilet" kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Farul
"Sudah tadi" kata Naya
"Gue mau balik kelas" kata Farul yang kembali berjalan meninggalkan Naya yang sedang bingung dengan tingkah laki-laki itu.
***
"Dia Farul mantan lo?" Tanya Inna. Saat ini mereka sudah ada di kelas dan membahas kejadian tadi
Naya yang ditanya pun hanya mengangguk sebagai jawabannya
"Gue gak nyangka" kata Rani
"Kenapa?" Tanya Naya yang bingung
"Pacar gue ternyata satu kelas sama mantan lo" jelas Rani sedangkan Naya hanya terdiam mendengar hal itu
Deringan ponsel dari Inna membuat mereka memusatkan pandangannya pada benda itu dan yang punya malah langsung menyembunyikanya
"Lo lagi nyembunyiin sesuatu ya?" Tanya Rani seperti sedang mengintrogasi Inna sedangkan Inna hanya terdiam
"Inna gue tanya ke lo" kata Rani
"Sudahlah kalau Inna belum siap kasih tahu kita, jangan di paksa" kata Naya menengahi
"Sebenarnya dari kemarin-kemarin gue udah pacaran sama anak kelas C" jelas Inna sambil menundukkan kepalanya. Kalimat itu sontak membuat Naya dan Rani kaget
"Lo serius?" Tanya Rani dan Inna mengangguk sebagai jawabannya
"Kenapa lo gak cerita ke kita Inna? Inikan berita bahagia" kata Rani
"Gue belum siap aja" kata Inna
"Selamat ya" kata Naya sambil merangkul Inna dan Inna tersenyum kepadanya
"Hmm sisa lo nih yang masih jomblo" kata Rani menggoda Naya
"Gak papa jomblo, gue bahagia kalau kalian bahagia" kata Naya
"Cari pacar nay" kata Inna
"Belum ada yang pas" kata Naya sambil tersenyum
"Atau mau kita carikan pacar?" Tanya Rani menggodanya lagi
"Apaan sih" katanya kesal
"Gak kok nay" kata Rani tersenyum lalu merangkulnya. Naya bahagia di kelilingi mereka berdua, Naya senang mendengar kalau mereka menemukan kebahagiaannya dan itu membuatnya ikut bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Monyet
Teen FictionHey, ayolah. Aku tahu, aku mulai merasakan cinta monyet. Tapi mengapa rasanya sedalam dan sesakit ini? Aku gadis 13 tahun menjalani pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Pertama kalinya, aku jatuh hati karenamu dan patah hati karena pengkhianatanmu...