"Nay" panggil seseorang pada gadis yang baru saja melewati gerbang sekolah. Naya yang merasa namanya terpanggil menoleh ke arah sumber suara, dilihatnya Salsa sedang berlari mendekatinya
"Kenapa?" Tanya Naya setelah Salsa telah berdiri di depannya
"Lo udah dengar gosip hari ini gak?" Tanyanya dan itu membuat Naya menggeleng sebagai jawabannya
"Gosip apaan?" Tanya Naya penasaran
"Tapi lo siapin hati dulu" kata Salsa yang membuat Naya makin dibuat penasaran
"Gue dengar Farul nembak Gina kemarin sepulang sekolah di halte" penjelasan Salsa mampu membuat Naya sungguh kaget, hatinya terasa sakit mendengar penuturan dari Salsa. Naya terdiam dengan tatapan kosong ke arah depan. Air matanya mulai menetes tetapi dengan cepat ia menghapusnya
"Lo pasti kuat" kata Salsa menguatkan temannya itu dan Naya tersenyum mendengar hal itu
"Tapi Nay beritanya masih kabar angin gitu" jelas Salsa
"Cepat atau lambat hal itu akan terjadi" kata Naya dengan tersenyum kepada Salsa
"Yasudah Sal, gue mau ke kelas" setelah mendapat anggukan dari Salsa, Naya mulai berjalan menuju kelasnya. Tatapannya benar-benar kosong, pikirannya tak karuan. Ingin sekali rasanya ia membolos sekolah hari ini tapi itu hal yang tidak mungkin.
Naya terus saja berjalan dengan jarak kelas dengan dirinya mulai menipis, Naya belum siap bertemu dengan Gina. Dia bingung harus bersikap bagaimana kepada temannya itu, meski entah terhitung sejak kapan keduanya memang sudah dalam hubungan yang tidak baik. Mereka ada dalam satu bangku tetapi mereka berdua terasa jauh, seperti ada tembok besar diantara keduanya.
Naya memasuki kelasnya dan beruntungnya Gina belum datang membuat ada perasaan lega pada dirinya. Gadis itu duduk pada bangkunya dan mulai memasang earphone pada kedua telinganya dan tenggelam dalam lantunan lagu. Naya membuat lipatan tangan dan mulai menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan itu.
Bahu gadis itu bergetar, sudah dipastikan dia sedang menangis. Naya berusaha meredam suara tangisnya, berharap tak ada yang mendengarnya. Seberusaha bagaimanapun Naya menahan rasa sakitnya, tetap saja ia tidak sekuat yang teman-temannya harapkan
Getaran dari ponselnya membuat gadis itu mengangkat kepalanya, sebelum itu dia menghapus terlebih dahulu sisa jejak air mata pada pipinya. Satu pesan dari Affan menghiasi layar ponselnya
Affan
Yang semangat ya
Tetap kuat Tuan Putri NayaNaya tersenyum melihat isi pesan Affan, laki-laki itu memang paling tahu cara mengukir senyum Naya, dengan cepat Naya mengetikkan balasan untuk Affan
Affan
Yang semangat ya
Tetap kuat Tuan Putri NayaMakasih Affan
Lo memang yang terbaikSetelah mengirimkan pesan balasan untuk Affan, Naya kembali menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangannya dan bahu yang rapuh itu kembali bergetar yang membuat siapapun yang melihatnya akan menebak bahwa gadis itu sedang menangis, seperti orang yang sedang berdiri di sampingnya saat ini.
Gina baru saja memasuki kelasnya dan berjalan menuju bangkunya, gadis itu dapat melihatnya bahwa bahu teman bangkunya sedang bergetar. Gina terus menatap bahu rapuh itu, bahu yang rapuh tetapi berusaha terlihat kuat. Melihat bahu itu membuat beribu rasa bersalah pada temannya itu. Gina yakin bahwa kabar tentang dirinya dan Farul sudah sampai di telinga Naya dan bisa jadi itu yang membuat gadis ini menangis.
Tangan Gina terhenti saat ingin menyentuh bahu milik Naya. Tangannya hanya mengembang di udara dan dengan segera ia menariknya lagi. Gina berusaha tidak memperdulikannya, bukan karna ia tidak peduli tetapi ia takut jika kepeduliannya membuat gadis itu makin sakit.
Bel sekolah terdengar dengan nyaring membuat Gina dengan cepat duduk pada bangkunya sedangkan Naya mengangkat kepalanya yang sebelumnya ia menghapus terlebih dahulu jejak air matanya.
Naya dapat melihat dari ekor matanya bahwa Gina sudah ada di bangkunya, gadis itu sedang asik memainkan ponselnya. Naya beranjak dari posisinya dan berniat untuk ke toilet, membetulkan keadaannya yang saat ini sangat berantakan.
***
Naya menelusuri koridor sekolah yang mulai sepi karna beberapa kelas sudah belajar. Naya baru saja kembali dari toilet dan dirinya tidak sengaja bertemu dengan Farul.
Keduanya sama-sama menghentikan langkahnya di jarak yang lumayan jauh. Keduanya hanya menatap satu sama lain dan hanya terdiam sampai akhirnya Naya tersenyum sekilas lalu melanjutkan kembali langkahnya menuju kelas dan melewati Farul begitu saja, Farul berbalik melihat punggung gadis itu yang semakin menjauh.
Farul dapat melihat bahwa gadis itu begitu kuat dan dia baik-baik saja, entah kenapa dari sejak ia mendengar gosip dirinya dan Gina sudah tersebar tiba-tiba ada perasaan khawatir kepada gadis itu tetapi setelah melihatnya baik-baik saja, ada perasaan lega dalam diri Farul
***
Di sinilah Naya sekarang, di halte sedang menunggu bus. Naya memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa bosannya sekaligus mengabaikan kenangan yang ada pada halte ini. Naya terus saja memusatkan dirinya pada ponsel yang ada dalam genggamannya membuatnya tidak menyadari kehadiran seseorang di sampingnya
"Serius banget" kata orang itu dan tentu Naya terkaget mendengar suara itu
"Kaget ya? Maaf" katanya lagi yang kemudian Naya berekspresi normal
"Nay gue mau tanya" kaya Syahrul
"Tanya aja" kata Naya yang masih serius dengan ponselnya
"Hmm kalau gue suka sama lo, gimana?" Tanyanya yang membuat Naya cukup kaget akan pengakuan Syahrul. Naya tidak lagi menatap layar ponselnya, tatapannya berpindah kepada laki-laki yang sedang duduk di sampingnya
Cukup lama mereka terdiam sampai Naya berbicara dan memecahkan keheningan di antara mereka
"Cewe masih banyak yang lain lagipula lo gak bakalan bahagia kalau suka sama orang yang gak suka sama lo, sakit rasanya saat perasaan lo gak terbalas" jelas Naya
"Gue bisa buat lo bahagia dan gak nangis lagi" kata Syahrul
"Gue bahagia sekarang" kata Naya sambil tersenyum
"Kasih gue kesempatan dan gue gak akan sama kayak Farul" jelas Syahrul
"Lo memang gak sama kayak Farul bahkan tidak ada orang satupun yang sama antara satu sama lain, gimana ya cuman gue rasa gue gak mau nyakitin siapa-siapa termasuk lo. Gue mohon dengan hubungan kita yang biasa saja akan lebih baik dibanding ada perasaan diantara satu sama lain. Gue gak mau lo kecewa" jelas Naya panjang lebar dan tetap dengan senyumnya
"Gue percaya lo gak akan ngecewain gue" kata Syahrul
"Tolong ngertiin gue ya" kata Naya masih tersenyum dan kebetulan sekali bus yang dari tadi di tunggu oleh Naya berhenti tepat di depan halte membuat gadis itu berdiri dari duduknya
"Gue duluan ya" katanya
"Tetap bahagia dengan perempuan lain" kata Naya sebelum akhirnya naik ke bus tersebut dan meninggalkan Syahrul seorang diri di halte. Naya masih menampilkan senyumnya dan Syahrul dapat melihatnya dibalik kaca jendela bus dan bus itu benar-benar pergi meninggalkan Syahrul dengan perasaan sedihnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Monyet
Teen FictionHey, ayolah. Aku tahu, aku mulai merasakan cinta monyet. Tapi mengapa rasanya sedalam dan sesakit ini? Aku gadis 13 tahun menjalani pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Pertama kalinya, aku jatuh hati karenamu dan patah hati karena pengkhianatanmu...