Naya baru saja dari kantin, setelah membeli sebotol air minum dirinya memilih kembali ke kelas. Gadis itu berjalan menelusuri koridor sekolah sambil memperhatikan setiap sudut dari sekolahnya. Tanpa sengaja Naya menabrak seseorang yang membuat botol dalam genggamannya terjatuh
"Nih" kata orang itu menyerahkan botol air minum milik Naya
"Makasih" kata Naya sambil tersenyum
"Lo Naya kan?" tanyanya dan Naya hanya mengangguk sebagai responnya. Gadis ini bingung siapa orang yang ada di depannya sekarang, kenapa dia mengenali Naya sedangkan Naya tak mengenalnya tetapi wajahnya terlihat familiar di mata Naya
"Lo sepertinya gak tahu gue" katanya saat melihat wajah bingung dari Naya
"Wajah lo familiar menurut gue" kata Naya
"Gue ini teman kelas lo" katanya dan sontak itu membuat Naya kaget
"Gue Alam" katanya memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya
"Gue Naya" kata Naya menyambut uluran tangan itu
"Gue cukup banyak tahu tentang lo" perkataan Alam membuat Naya kembali bingung
"Kok bisa?" tanya Naya
"Karna ada orang yang sering cerita tentang lo ke gue" jelasnya
"Siapa?" Naya ingin tahu siapa orangnya
"Nanti lo bakalan tahu sendiri" katanya yang berlalu meninggalkan Naya sedangkan Naya hanya menatap heran punggung itu dan kembali berjalan menuju kelasnya
Naya memasuki kelasnya dan berjalan menuju bangkunya. Disana dia dapat lihat bahwa Gina sedang asik memainkan ponselnya. Hubungan mereka semakin terasa jauh, tidak ada diantara mereka yang hendak ingin memperbaiki.
Naya berjalan dengan santainya tanpa memperdulikan Gina dan gadis itu langsung duduk di bangkunya kemudian mulai memainkan ponselnya, Gina menyadari kehadiran Naya hanya saja gadis itu memilih diam dan berpura-pura sedang serius dengan ponselnya. Ingin sekali Gina bertegur sapa dan bercerita dengan gadis itu, hanya saja ia belum siap, ia takut akan banyak kemungkinan hal yang akan terjadi.
Naya berdiri dari duduknya dan berjalan menuju bangku Rani, disana sudah ada Inna. Terlihat mereka sedang bersenda gurau membuat Naya ingin bergabung. Melihat Naya meninggalkannya dan memilih bergabung bersama Rani dan Inna membuat Gina cukup sedih, biasanya mereka berdua sering seperti itu, tertawa dan menceritakan banyak hal, tetapi sekarang tidak ada lagi hal itu terjadi di antara mereka, hanya jarak yang semakin jauh di antara mereka.
Naya bergabung bersama Rani dan Inna, mereka membicarakan banyak hal dan sesekali suara tawa mereka mengisi suasana kelas. Naya tidak sengaja bertemu tatap dengan Alam, laki-laki yang baru ia kenal tadi. Alam tersenyum manis kepadanya membuat Naya membalas senyum itu dan kembali fokus kepada dua temannya yang ada di depannya
***
Seperti biasa, Naya sedang menunggu bus di halte depan sekolah dan untuk menghilangkan rasa bosannya ia memainkan ponselnya. Naya dapat lihat bahwa di sebrang sana Alam sedang berbicara dengan seseorang, Naya seperti mengenal lawan bicara Alam tetapi Naya tidak dapat melihatnya dengan jelas sampai orang itu kembali masuk ke wilayah sekolah dan meninggalkan Alam sendirian. Tidak sengaja Alam melihat Naya yang sedang melihat ke arahnya membuatnya berjalan mendekati gadis itu
"Sedang tunggu jemputan?" tanya Alam saat ia sudah di depan gadis itu
"Lagi nunggu bus" jawab Naya
"Yang tadi itu siapa?" tanya Naya karna ia sangat penasaran dengan orang itu
"Ohh yang tadi itu teman gue, yang biasa cerita tentang lo ke gue" jelasnya
"Kenapa? Penasaran?" Pertanyaan Alam membuat Naya mengangguk dan itu mampu membuat Alam tertawa
"Lo kok ketawa?" Tanya Naya terheran
"Enggak kok, lucu aja sih rasanya" katanya
"Terus tadi dia ngapain balik masuk ke sekolah?" Naya kembali bertanya tentang orang itu
"Katanya ada barangnya yang ketinggalan" jawab Alam dan Naya hanya mangguk-mangguk mendengar itu
Tidak lama bus yang Naya tunggu datang. Sebelum naik ke bus Naya sempat berpamitan ke Alam dan meninggalkan laki-laki itu sendirian di halte. Setelah bus yang ditumpangi Naya pergi, bertepatan dengan orang yang ditunggu oleh Alam sudah kembali dari mengambil barangnya
"Sudah?" Tanya Alam dan Farul hanya mengangguk sebagai jawabannya
"Yuk pulang" kata Farul mulai berjalan diikuti oleh Alam
***
Seperti malam-malam sebelumnya, Alam dan Farul sedang berada di taman yang tidak jauh dari rumah mereka. Mereka memang sudah bersahabat dari kecil dan sering menghabiskan waktu berdua di taman ini.
"Bagaimana?" Tanya Alam sedangkan yang ditanya hanya menampilkan ekspresi bingungnya
"Perasaan lo. Lo udah mengerti apa yang dimau sama hati lo?" Jelasnya
"Belum" jawaban singkat yang dilontarkan oleh Farul
"Semuanya udah jelas sih menurut gue" kata Alam
"Lo masih punya perasaan sama Naya, jelas banget dari tatapan lo dan cara lo bahas dia ke gue kemarin-kemarin itu semua sudah jelas" lanjutnya
"Lalu perasaan gue ke Gina?" Tanyanya
"Cuman perasaan sesaat, buktinya lo gak sakit hati bangetkan pas di tolak sama Gina sedangkan pas lo putus dari Naya sampai sekarang lo masih sakit hati" jelas Alam dan Farul membetulkan hal itu
"Waktu Affan meluk Naya, lo cerita ke gue kalau lo sakit hati banget liat hal itu, lo kayak mau mukul Affan waktu itu dan dengan soknya lo bilang sama gue kalau lo gak tahu perasaan apa itu sedangkan sudah jelas lo itu cemburu liat kedekatan Affan dan Naya, kalau lo cemburu artinya lo masih sukakan sama Naya" jelas Alam panjang lebar
Farul terdiam, ia mengingat bagaimana betul ia merasa dadanya sakit jika mengingat Affan yang memeluk Naya waktu itu, bagaimana ia menahan diri untuk tidak memukul orang itu dan bagaimana dirinya bersikap emosi kepada Affan
"Semua sudah jelas dari dulu kalau lo itu masih suka sama Naya, lo itu cinta pertamanya dia dan dia juga begitu, Naya cinta pertama lo. Wajar dong cinta pertama susah untuk dilupakan" jelas Alam
"Lo aja yang buat semuanya jadi ribet kayak gini, seolah-olah lo suka sama Gina, lo udah move on dari Naya dan lainnya sedangakan hati lo sebenarnya gak gitu" Farul hanya terus terdiam mendengar penjelasan Alam
"Coba deh lo ikutin kata hati lo, ikutin apa yang dimau hati lo dan lo gak usah membantah setiap kali lo merasakan perasaan itu" kata Alam
"Awas aja ya, gue udah panjang lebar bicara di sini sampai mulut gue berbusa-busa tapi penjelasannya masuk telinga kanan keluar telinga kiri" katanya yang ditanggapi oleh Farul dengan tertawa
"Iya iya" kata Farul
"Yuk balik, udah malam" kata Alam berdiri dari posisi duduknya dan diikuti oleh Farul. Malam ini Farul merasakan perasaan lega setelah mendengar penjelasan dari Alam, dia cukup bingung kenapa dirinya merasakan hal itu tetapi ia tidak begitu memperdulikannya. Ia hanya akan mencoba memahami dirinya sendiri mulai saat ini, mencoba memahami apa yang diinginkan oleh hatinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Monyet
Teen FictionHey, ayolah. Aku tahu, aku mulai merasakan cinta monyet. Tapi mengapa rasanya sedalam dan sesakit ini? Aku gadis 13 tahun menjalani pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Pertama kalinya, aku jatuh hati karenamu dan patah hati karena pengkhianatanmu...