"Ares itu seragam lo belum rapi"
"Ares tas lo kok ringan banget, gak bawa buku ya?"
"Ares rambut lo kok gak rapi sih!"
"Ares..."
"Ares..."
"Ares..."
Pagi hari jumat kali ini adalah pagi hari jumat yang berbeda dari sebelum-sebelumnya bagi Ares. Tentu saja beda, mulut Calista sedari tadi tak berhenti berbicara, entah apa saja yang dibicarakannya.
Ares menatap Calista bingung dan menempelkan punggung tangan kanannya kearah jidat Calista, memasitikan gadis itu baik-baik saja "Lo sakit?"
"Sehat gini dibilang sakit, lo ngedoain gue sakit?!"
"Terus lo kenapa dari tadi nyerocos mulu, gak berenti-berenti"
"Gara-gara taruhan sialan itu, mau gak mau gue harus perhatian ke lo, aslinya sih males banget, tapi gak papa lah, siapa tau dapat pahala kan, oh iya--"
"Masih mau nyerocos atau ke sekolah?" potong Ares.
Calista nyengir "Sekolah" sahutnya.
🍦🍦🍦
Sesampainya di sekolah, Calista dan Ares berjalan beriringan menuju ke kelas mereka masing-masing. Tak usah ditanya lagi bagaimana reaksi para murid-murid yang melihat Ares dan Calista berjalan beriringan, sudah pasti heboh, ada yang memotret dan mengabadikan momen tersebut, ada yang melihat sambil bergosip, dan lain sebagainya.
Calista duduk dikursinya dan menaruh tasnya diatas meja.
"Gimana Lis taruhan lo?" tanya Risha yang duduk dikursi sebelah Calista.
Calista menatap Risha sekilas setelah itu pandangannya kembali lurus kedepan "Ya gitu, nyesel gue nerima taruhannya"
"Lo sih terlalu terburu-buru ngambil keputusan"
"Iya iya maaf gak lagi"
"Terus gimana supaya lo menangin taruhan itu? Deketin Ares?"
"Ada cara selain itu?" Calista menatap Risha dan bertanya balik.
Risha terdiam sebentar "Gue rasa gak ada"
"Nah ya udah, berati gue pakai cara itu" Calista memutar bola matanya malas.
"Tapi bisa aja sih lo buat emm-- Ares tertarik sama lo"
"Gimana caranya?" tanya Calista.
"Mana gue tau!"
"Ah lo ngasih saran tapi gak tau caranya, mending gak usah ngasih saran, ih lo tuh ya--"
"Bacot lo" potong Risha sebelum kembali fokus memainkan handphone nya.
"Lea mana?" Calista mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kelas, mencari keberadaan Lea namun tak ia temukan.
"Gak sekolah kali tu anak"
"Kenapa?"
"Mana gue tau, dikira gue emaknya apa" kesal Risha.
"Lo PMS ya Ris? Kesel mulu bawaannya" bingung Calista.
"Gue gak PMS, tapi gara-gara ngomong sama lo gue jadi PMS kayaknya, bawaannya pengen ngegas mulu" sahut Risha malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
Teen Fiction[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] [ᴛᴇʀsᴇᴅɪᴀ ᴠᴇʀsɪ ᴄᴇᴛᴀᴋ ᴅᴀɴ ᴇ-ʙᴏᴏᴋ] Semua itu terjadi begitu saja. Semua itu terjadi begitu cepat. Semua itu terjadi tanpa alasan. Namun... Akankah semua itu berakhir begitu saja? Akankah semua itu berkahir dengan cepat? Akankah semua itu...