Ares mendekat kearag Stella, menatap tajam Stella membuat Stella menundukan kepalanya.
"Kenapa lagi sih lo? Mau drama apa lagi?" Ares menaikkan sebelah alisnya.
Stella perlahan mendongakan kepalanya, ia menatap Ares yang sedang menatapnya tajam.
"Lo jahat!"
Ares semakin bingung dibuatnya, "Jahat? Iya terus kenapa kalau jahat?!" kesal Ares
Suasana menjadi semakin memanas, murid-murid yang tadinya tidak berada di sekitaran kantin pun langsung pergi ke kantin untuk menyaksikan adegan tersebut.
"Lo jahat Res, lo tega"
Ares memutar bola matanya malas, "Banyak basa-basi lo! To the point! Kenapa sih!"
Stella menghela nafasnya, "Bahkan lo lupa sama apa yang lo lakuin!"
"Ya apa, gue lakuin apa! Gue gak ada lakuin apa-apa!"
"Lo udah ngerebut harta berharga gue!"
Semua orang yang berada di Kantin melongo tak percaya, bahkan suasana sempat hening beberapa detik sebelum terdengar suara yang sangat berisik.
Calista pun menatap Ares bingung, ia benar-benar tidak percaya, Calista menatap Ares sembari menaikkan sebelah alisnya seolah-olah bertanya apakah itu semua benar?
Ares tak habis pikir dengan Stella, bisa-bisanya ia berkata seperti itu yang pastinya akan membuat malu Ares dan dirinya sendiri.
Ares menatap Calista dan memegang kedua pundak Calista, "Percaya sama aku, jangan dengerin dia," ucap Ares meyakinkan Calista bahwa semua yang diucapkan Stella adalah hoax.
Stella mendekat kearah Ares.
Plakkk...
Satu tamparan mendarat sempurna di pipi kanan Ares.
"Gue gak mau tau, lo harus tanggung jawab!"
Ares mengacak rambutnya frustasi, "Astaga, lo mimpi ya? Kapan coba gue gituin lo!" bentak Ares.
"Lo masih gak mau ngaku juga?"
Stella menjeda ucapannya beberapa detik membuat suasana kembali hening.
"Kemarin pas gue sakit, lo yang ngantarin gue pulang, pas sampai rumah gue, ternyata dirumah gak ada bokap nyokap gue, pembantu gue juga lagi gak ada, terus lo nganterin gue sampai ke kamar dan-- seterusnya gue gak bisa jelasin"
Suasana kembali berisik, para murid-murid sudah bergosip-gosip tentang berita tersebut.
"Stella lo bener-bener ya, keterlaluan tau gak!" baru saja Ares hendak menampar Stella, namun tangan Ares ditahan oleh Calista.
Ares menatap kearah Calista yang kini matanya mulai berair.
"Jangan sakiti wanita!"
Calista melepaskan tangan Ares dengan kasar.
"Lis tapi dia keterlaluan--"
"Mending lo jujur, itu semua benar? Iya kan?"
"Enggak--"
"RES JUJUR!"
"GUE UDAH JUJUR LIS!"
Calista mundur beberapa langkah, "Lo bentak gue" lirih Calista.
"Maaf gue gak sengaja." Ares mendekat kearah Calista namun Calista langsung pergi berlari entah kemana.
Arkan, sahabat Ares, mendekat kearah Ares dan berbisik tepat ditelinga Ares.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
Teen Fiction[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] [ᴛᴇʀsᴇᴅɪᴀ ᴠᴇʀsɪ ᴄᴇᴛᴀᴋ ᴅᴀɴ ᴇ-ʙᴏᴏᴋ] Semua itu terjadi begitu saja. Semua itu terjadi begitu cepat. Semua itu terjadi tanpa alasan. Namun... Akankah semua itu berakhir begitu saja? Akankah semua itu berkahir dengan cepat? Akankah semua itu...