"Bawa topi gak?"
"Eh siapa gak bawa dasi?"
"Siapa aja nih yang gak bawa topi?"
"Waduh baju gue gak ada lambangnya anjir"
"Weh elu kan yang nyembunyiin kaus kaki gue yang sebelahnya?!"
"Pinjem dasi dong"
"Pura-pura sakit aja ah biar di UKS dan kagak upacara"
Begitulah kira-kira ocehan para murid-murid XII IPA 2 dipagi hari senin ini. Semuanya tampak sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
"Baris woy dilapangan!!!" teriak salah satu siswa dengan suara cukup nyaring membuat para murid-murid yang mendengarnya pun segera bergegas menuju ke lapangan dan membentuk barisan.
Upacara pun berlangsung dengan lancar sampai selesai. Begitu barisan dibubarkan, seluruh murid langsung berhamburan menuju ke kelas mereka masing-masing, mungkin ada saja diantara mereka yang pergi ke kantin terlebih dahulu.
"Panas banget" Calista melepas topinya lalu dikibaskan kearah wajahnya, matahari diluar sana begitu menyengat membuat ia berkeringatan karena kepanasan.
"Gila sih amanat lama banget anjir" Risha duduk di kursi sebelah Calista.
"Lea mana Ris" tanya Calista kearah Risha.
Risha menatap Calista lalu mengedarkan pandangannya keseluruh sudut kelas "Kantin kali"
"Kantin yok Lis" ajak Risha dibalas anggukan kecil dari Calista yang artinya ia menyetujui ucapan Risha.
Mereka berdua pun pergi menuju kantin, sesampainya di kantin, mereka mendapati Lea yang asik memakan nasi gorengnya sendirian.
Calista dan Risha pun menghampiri Lea "Gak ngajak" ucap Calista membuat Lea menatap kearah Calista dan nyengir "Hehe tadi gue abis dari lapangan langsung cus kesini, kalian sih ke kelas" sahut Lea.
Calista dan Risha duduk di kursi yang sudah disediakan disana "Gak makan? Minum?" tanya Lea.
"Gue gak pengen, lu Ris?"
Risha menggelengkan kepalanya pelan "Gak pengen"
"Lah terus ngapain lu berdua kesini" bingung Lea.
"Gak ngapa-ngapain" sahut Risha dan Calista.
Lea menganggukan kepalanya pelan lalu kembali melanjutkan kegiatan makannya.
"Oh iya Lis, lu belum jelasin soal--hmpphahsymajdkah" sebelum Risha menyelesaikan ucapannya, Calista sudah lebih dulu menutup mulut Risha menggunakan tangannya.
Lea menaikkan sebelah alisnya "Soal apa Ris?" tanyanya.
"Hsmapfbajdkalfjapfhejakcj--" Calista menjauhkan tangannya dari mulut Risha membuat Risha menatap Calista sinis.
"Soal--"
"Risha!" kesal Calista.
"Lis gue kepo, kenapa sih sebenernya? Kasih tau kek, janji deh gak kasih tau siapa-siapa" bujuk Risha.
"Kalian bahas apa sih?" tanya Lea.
"Calista manggil Mamanya Ares dengan sebutan Mama"
"Uhukk...uhuk..." Lea yang sedang minum itu pun langsung tersedak "Serius lo!" pekiknya.
Risha mengangguk yakin "Serius, gue denger sendiri"
Lea beralih menatap Calista "Lis?"
"Ntar deh gue jelasin--"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
Teen Fiction[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] [ᴛᴇʀsᴇᴅɪᴀ ᴠᴇʀsɪ ᴄᴇᴛᴀᴋ ᴅᴀɴ ᴇ-ʙᴏᴏᴋ] Semua itu terjadi begitu saja. Semua itu terjadi begitu cepat. Semua itu terjadi tanpa alasan. Namun... Akankah semua itu berakhir begitu saja? Akankah semua itu berkahir dengan cepat? Akankah semua itu...